Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Catat Kinerja Positif, BI: Prospek Ekonomi 2020 Terjaga

Faustinus Nua
28/11/2019 20:18
Catat Kinerja Positif, BI: Prospek Ekonomi 2020 Terjaga
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo(Antara/Ondiranto Eko Suwarso)

BANK Indonesia (BI) mencatat kinerja ekonomi Indonesia tahun ini cukup stabil. Kinerja tersebut memberi optimisme pada prospek ekonomi tetap terjaga hingga tahun 2020 dan menjadi momentum pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Inflasi rendah sekitar 3,1% pada akhir 2019, dan akan tetap terkendali sesuai sasaran 3,0+1% pada 2020," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam  Pertemuan Tabunan Bank Indonesia Tahun 2019, di Jakarta (28/11)

BI juga mencatat selama 2019 nilai tukar rupiah terus menguat. Pada 2020, lanjut Perry, diprediksi rupiah akan bergerak stabil. Begitu pula dengan stabilitas sistem keuangan yang juga terjaga.

"Kredit perbankan yang tumbuh terbatas pada 2019 akan meningkat pada 2020 sejalan turunnya suku bunga dan membaiknya prospek ekonomi," imbuhnya.

Perry menambahkan, dalam jangka menengah, prospek ekonomi Indonesia akan semakin baik. Transformasi ekonomi, menurutnya akan mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi, dengan defisit transaksi berjalan menurun dan inflasi rendah.

Baca juga : Kebijakan Trump Perkeruh Perang Dagang, Indonesia Persiapkan Diri

"Menuju Indonesia maju berpendapatan tinggi pada 2045," tambahnya.

Meski ekonomi nasional akan terjaga di tahun depan, Perry mengigatkan fakta-fakta yang mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia selama 2019. Hal tersebut menjadi karakteristik pertumbuhan ekonomi domestik serta menjadi tantangan ke depannya.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi dunia menurun drastis pada 2019. Kemungkinan pada 2020 kondisi ini belum pulih, sehingga patut diwaspadai.

Selain itu, dengan adanya perang dagang yang kemungkinan masih berlanjut mempengaruhi ekonomi domestik. Sementara kebijakan moneter sendiri belum tentu selalu efektif dalam mengatasi dampak buruk perang dagang.

"Volatilitas arus modal asing dan nilai tukar di pasar keuangan global berlanjut. Ekonomi Global semakin tidak ramah disertai menurunnya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi," paparnya.

Teknologi digital, lanjutnya merubah perilaku manusia, baik sebagai konsumen maupun tenaga kerja. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik