Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Industri Global Dinilai semakin Terintegrasi

Tesa Oktiana Surbakti
06/11/2019 23:20
Industri Global Dinilai semakin Terintegrasi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan(ANTARA)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan, industri global sudah terintegrasi. Hal itu disampaikannya saat menerima Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Willbur Ross, Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, pada Rabu (6/11).

Dia mengungkapkan apresiasi AS melalui Menteri Ross kepada pemerintahan Joko Widodo.

"Pertemuan dengan Menteri Ross berlangsung hangat dan sangat baik. Untuk substansinya terkaver sangat baik. Dia juga memberikan apresiasi terhadap pemerintahan sekarang dan respons cepat terhadap keluhan mereka," jelas Luhut usai pertemuan.

Selanjutnya, Luhut menjelaskan pertemuan dengan beberapa produsen mobil listrik besar. Di antaranya, Tesla, Mercedes, Volkswagen, dan BMW untuk menanamkan investasi dalam bidang baterai lithium di Indonesia.

Integrated industries menurut Presiden Joko Widodo, lanjut dia, semua industri besar di Indonesia dapat terkoneksi untuk menghasilkan produk turunan yang bernilai jual tinggi.

"Misalnya produksi Freeport, mereka smelting lalu asam sulfatnya bisa digunakan di Morowali sehingga membuat turunan-turunan dari itu semua berkembang di Indonesia. Jadi dengan Morowali dan Weda Bay, kita sesungguhnya sudah mulai masuk dalam supply chain global. Kita secara bertahap mengurangi ekspor raw material, agar diproses di dalam negeri. Tentu dengan investasi yang terbuka kepada seluruh foreign direct investment," pungkasnya.


Baca juga: Muncul Isu Resesi Ekonomi, Bappenas Tetal Optimistis Bangun IKN


Luhut menjelaskan, terdapat beberapa isu yang dibahas. Misalnya terkait energi, di mana Menteri Ross turut memberikan beberapa masukan untuk kerja sama yang lebih erat antar dua negara sahabat. Hal ini pun dijelaskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, yang turut mendampingi Menko Luhut dalam pertemuan tersebut.

"Kita menjelaskan bahwa kita ke depan akan banyak memanfaatkan produk diesel dalam negeri, jadi kita akan bekerja sama di bidang teknologinya. Ini karena mereka mempunyai teknologi yang advance, dan ini kita bisa manfaatkan untuk kita bisa menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan mengenai Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2019 mengenai pemindahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjadi di bawah koordinasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Menurutnya, hal tersebut semata-mata membuat pembagian tugas antara Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dengan Kemenko Bidang Perekonomian agar lebih berimbang.

"Menko Perekonomian akan banyak menangani masalah macro policy. Kami mungkin lebih banyak menangani masalah eksekusinya, sehingga stabilitasnya ada di sini dan kami bagaimana generate ekspor dan menarik investor juga. Dalam five line sudah cukup banyak, sekarang di list ada 25 proyek ini sekarang, mungkin kalau kita bisa selesaikan lima tahun, itu sudah US$70-80 miliar. Dulu ada proyek selama tiga tahun jalan di tempat. Sekarang kita pantau proyek melalui rapat setiap bulan atau tiap minggu. Kita cari tahu masalah dan solusi," paparnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya