Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Ancaman kenaikan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di perbankan dapat teratasi selama stabilitas pertumbuhan ekonomi terjaga.
Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan menyebut stabilitas pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan menjaga angka NPL di bawah 3%.
Ia menuturkan NPL saat ini berada di angka 2,6%. "Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, turunnya suku bunga bunga rupiah dan suku bunga global, maka NPL masih bisa terjaga terjaga di bawah 3%," ungkapnya dalam diskusi Economic Outlook di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, kemarin.
Ia menilai sisi industri dan makroekonomi Indonesia masih aman dengan pertumbuhan ekonomi 5,1%.
"Pertumbuhan ekonomi akan stabil sekitar 5%. Yang menjadi support perbankan itu kan pertumbuhan ekonomi," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Independen Bank BCA Raden Pardede menyebut ketatnya likuiditas dan ancamaan peningkatan NPL tidak lepas dari perkembangan ekonomi global yang melambat. Faktor eksternal tersebut turut memengaruhi kekhawatiran pasar dan memicu penundaan investasi maupun konsumsi..
"Kalau permintaan terhadap barang tidak ada, ngapain orang investasi? Itulah kejadian yang sekarang. Itulah yang seharusnya kita waspadai. Ekonomi sulit, kekhawatiran ada, likuiditas semakin sulit diperoleh," ungkapnya
Menurutnya, karena perlambatan ekonomi global merupakan sesuatu di luar kontrol pemerintah, NPL ke depan pun tergantung situasi yang ada.
"Kita tidak tahu apa yang terjadi ke depan. Apakah NPL turun? Mudah-mudahan turun," imbuhnya.
Di sisi lain, menurut Raden, pertumbuhan kredit cukup melemah.
"Memang BI sudah melakukan usaha untuk memajukan ekonomi, mereka melonggarkan suku bunga dan syarat-syarat makroprudensial. Tapi so far kita belum melihat pertumbuhan yang meningkat," katanya.
Namun, perlambatan ekonomi global saat ini diyakininya tidak akan sampai membawa resesi terhadap perekonomian nasional.
"Saya kasih catatan besar bahwa Indonesia masih lebih baik. Pertumbuhan kita pun saya pikir tidak akan mengarah ke resesi. Kita tidak akan ke sana," pungkasnya.
Wakil Ketua Umum V Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) La Ode Saiful Akbar mengatakan peningkatan NPL turut dipicu penguasaan proyek konstruksi oleh BUMN.
Hal itu menyebabkan pengusaha-pengusaha swasta di sektor tersebut hanya berperan sebagai subkontraktor.
Berdasarkan rilis Bank Indonesia, kata La Ode, kredit yang paling tinggi realisasinya ialah bisnis konstruksi.
Perkuat peran
Dalam kesempatan berbeda, Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) siap memperkuat peran industri sektor jasa layanan keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang saat ini kontribusinya dinilai masih rendah.
"Dalam Indonesia Banking Expo (IBEX) tahun ini kita akanmendiskusikan sektor keuangan secara menyeluruh dapat sejalan dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo dalam hal pembangunan ekonomi," kata Ketua Steering Committee IBEX 2019 Ahmad Siddik Badruddin di Mandiri Club, Jakarta, kemarin.
Ia mengatakan kontribusi terhadap peningkatan gross domestic product (GDP) akan dilakukan melalui acara bertema Consolidate to evaluate dengan memberikan rekomendasi pokok-pokok pemikiran layanan jasa keuangan di Indonesia dalam menghadapi berbagai perubahan.
"Memberi masukan kepada stakeholders terkait industri perbankan, konsolidasi di sektor keuangan dan bisnis fintech untuk menciptakan ekosistem keuangan yang kuat, efisien, dan efektif di masa depan," tandasnya. (*/E-1)
DATA Badan Pusat Statistik (BPS) belakangan ini dikritik dan menjadi diskursus di ruang publik. Itu karena angka-angka yang dirilis dianggap tidak mencerminkan realitas yang ada. Angka
Presiden rabowo Subianto menyoroti capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN.
Pemerintah provinsi sangat aktif dan peduli terhadap dunia usaha, bahkan turun langsung ke lapangan untuk memastikan sinergi berjalan.
Menteri Pariwisata menjelaskan perjalanan wisatawan nusantara pada kuartal kedua 2025 mencapai 331,37 juta perjalanan atau meningkat 22,32% dibandingkan kuartal kedua 2024.
Gaikindo menyatakan daya beli masyarakat saat ini masih lesu, tercermin dari tren penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Core menilai ada kejanggalan beberapa komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.416,62 triliun.
PT Bank Danamon Indonesia membukukan total kredit dan trade finance konsolidasi sebesar Rp195,7 triliun di sepanjang semeseter pertama 2025.
Di tengah peningkatan penyaluran kredit, kualitas kredit tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross sebesar 2,22% dan NPL net sebesar 0,84%.
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Persetujuan telah diberikan untuk penerbitan kredit plastik untuk Inoctcle berdasarkan verifikasi daur ulang 84.000 metrik ton limbah plastik
Kejagung juga akan menelusuri aliran dana yang diajukan sebagai modal kerja, namun, diselewengkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved