Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Indonesia-Korsel Bidik Nilai Perdagangan US$30 M di 2022

Andhika Prasetyo
16/10/2019 19:26
Indonesia-Korsel Bidik Nilai Perdagangan US$30 M di 2022
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita(MI/Rommy Pujianto)

INDONESIA dan Korea Selatan (Korsel) membidik nilai perdagangan sebesar US$30 miliar pada 2022. Target tersebut tumbuh 60% dari realisasi perdagangan yang baru berkisar US$19 miliar pada 2018.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita optimistis angka itu bisa tercapai dengan adanya Indonesia-Korea Comprehensive Economic Pertnership Agreement (IK-CEPA) sebagai landasan kerja sama kedua negara.

Bertepatan dengan pembukaan Trade Expo Indonesia 2019, Enggartiasto dan Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan Yoo Myung Hee melaksanakan penandatangan penyelesaian substansial perundingan IK-CEPA, di ICE BSD, Serpong, Rabu (16/10).

Dengan terealisasinya IK-CEPA, akan ada banyak produk Indonesia yang mendapatkan kelonggaran bea masuk bahkan hingga 0% ke Korsel.

"Ada beberapa produk ikan, produk pertanian, bir bintang, sawit juga. Kita dapat aksesnya. Tapi sekarang belum bisa kita sebut secara spesifik," ujar Enggartiasto.

Sebaliknya, Korsel juga akan mendapat akses pasar yang besar ke Tanah Air.

Ia mengatakan barang modal akan banyak masuk sebagai bahan baku produksi perusahaan-perusahaan Negeri Ginseng yang sudah dan akan berinvestasi di Indonesia.

"Seperti besi dan baja. Barang-barang itu akan masuk dan dipakai industri otomotif asal Korsel yang ada di Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Indonesia-Korsel Ingin Percepat Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo mengungkapkan IK-CEPA tidak hanya akam sekedar memuluskan sektor perdagangan.

Dengan perjanjian bilateral itu, Korsel akan melakukan transfer teknologi dan membantu memajukan industri di Tanah Air terutama di bidang otomotif.

"Mereka akan menempatkan riset dan pengembangan di Indonesia. Mereka akan bawa banyak teknologi. Dalam jangka panjang, kita akan bisa memproduksi banyak produk bernilai tambah," jelas Iman.

Pada 2018, total ekspor Indonesia ke Korsel tercatat sebesar US$9,53 miliar. Sementara impor Indonesia dari negara itu US$9,08 miliar. Dengan nilai tersebut, Indonesia menikmati surplus sebesar US$443,6 juta.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya