PRESIDEN Joko Widodo berharap pemerintah Tiongkok meningkatkan impor crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit, termasuk komoditas lainnya, seperti buah-buahan dan produk akuatik.
Harapan itu disampaikan Presiden saat menerima Penasihat Hubungan Luar Negeri Presiden Tiongkok, Song Tao, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin.
“Baik Presiden Jokowi maupun Penasihat Presiden Xi JinPing untuk urusan luar negeri juga sepakat untuk terus mengupayakan berbagai macam kerja sama, antara lain di bidang perdagangan,” terang Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir yang turut hadir dalam pertemuan bilateral tersebut, kemarin.
Peningkatan kerja sama kedua negara itu perlu dilakukan, kata Fachri, agar gejolak ekonomi global yang ada saat ini tidak berdampak negatif bagi kedua negara.
Untuk investasi, Presiden secara khusus menyampaikan harapan agar Tiongkok juga melihat peluang kerja sama melakukan produksi yang bisa berorientasi ekspor, baik ke Afrika, Timur Tengah, maupun Amerika,” urai Fachir.
Presiden berharap kerja sama di bidang perdagangan itu bisa mengurangi dampak dari defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok.
Di kesempatan terpisah, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita kemarin memulai kunjungan kerjanya ke Tiongkok hingga 24 September 2019.
Dalam kunjungan itu, Enggartiasto dijadwalkan mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan selaku pemimpin delegasi Indonesia untuk membuka Paviliun Indonesia di Tiongkok-ASEAN Expo (Caexpo) ke-16 yang akan berlangsung di The Nanning International Convention and Exhibition Center pada 21–24 September.
Pada Caexpo kali ini, Indonesia ditunjuk sebagai country of honor.
“Pemberian kehormatan ini jelas menumbuhkan optimisme untuk peningkatan akses pasar ke ‘Negeri Tirai Bambu’ pun kian terbuka lebar,” ungkap Enggartiasto.
Dengan ditunjuk sebagai country of honor, Indonesia mendapat banyak keuntungan jika dibandingkan dengan negara-negara lain. (Nur/Pra/E-2)