Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pendanaan Ciptakan Multiplier Eff ect

Atalya Puspa
27/8/2019 07:40
 Pendanaan Ciptakan Multiplier Eff ect
Ekonom Universitas Indonesia Ari Kuncoro(Dok. Pribadi)

PRESIDEN Joko Widodo menyebut pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur membutuhkan dana sebesar Rp466 triliun. Adapun, 19% dari angka tersebut akan diambil dari APBN.

Berkaitan dengan itu, Ekonom dari Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengungkapkan, kucuran dana dari APBN merupakan dana yang diperuntukkan sebagai investasi.

 “Jadi misalnya nanti ada proyek di sana, lalu nanti ada yang beli. Itu nanti dana Rp466 trilun akan berkembang,” kata Ari.

Ia menilai, investasi yang dikeluarkan pemerintah diharap dapat menimbulkan multiplier effect terhadap sektor swasta maupun BUMN yang akan berpartisipasi dalam proyek pemindahan ibu kota tersebut.

“Nanti itu ada lagi multiplier dari investasi swasta. Jadi pengeluaran pemerintah kita tidak hanya memperhitungkan jumlah yang dikeluarkan, tapi akan mendapatkan pemasukan 5 kali dari itu. Nanti pemerintah bisa dapat pajaknya lagi, dan dibelanjakan lagi. Seperti itu logikanya,” ucap Ari.

Di sisi lain, Ari tidak memungkiri adanya potensi terganggunya pendanaan APBN lain dari adanya pendanaan pemindah an ibu kota.

Namun begitu, ia memprediksi pemerintah akan melakukan realokasi dana untuk memenuhi dana pemindahan itu.

“Pasti ada realokasi. Dari pengeluaran yang kurang produktif jadi produktif. Kalau pemindahan ibu kota ini bisa meningkatkan multiplier, bisa saja ada pergeseran prio-ritas dalam pendanaan APBN,” tutup Ari.

Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo telah memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara ke sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini sesuai dengan hasil kajian pemerintah berdasarkan risiko bencana minimal serta lokasi yang strategis.

Presiden menjelaskan pendanaan total kebutuhan untuk ibu kota baru diperkirakan mencapai Rp466 triliun. Nantinya, 19% berasal dari APBN terutama yang berasal dari skema kerja sama pengelolaan aset di ibu kota baru dan DKI Jakarta. Sisanya, dari kerja sama pemerintah dan badan usaha serta investasi langsung swasta dan BUMN. (Ata/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya