Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PT Bank Pembangunan Dae-rah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB menyiapkan dana Rp800 miliar guna penguatan infrastruktur digital.
Langkah Bank BJB menguatkan infrastruktur digital mutllak dilakukan seiring dengan perkembangan bisnis dan kebutuhan nasabah.
“Kita siapkan investasi sekitar Rp800 miliar, tetapi tidak dipergunakan sekaligus, bertahap hingga 2022 mendatang,” kata Direktur Utama PT BJB Yuddy Renaldi dalam Media Gathering Bank BJB di Bali, akhir pe-kan lalu.
Direktur IT, Treasury dan International Banking Bank BJB, Rio Lanasier, menambahkan, untuk penguatan sistem IT, pihaknya mengalokasikan sekitar 10% dari laba tahunan. Sebagai gambaran, laba tahunan 2018 sebesar Rp1,5 triliun.
Menurut Rio, konsep yang bakal diterapkan ialah memperkuat infra-struktur yang ada. Saat ini infrastruktur IT sudah cukup baik, tinggal dirapikan, termasuk rencana penggunaan cloud.
“Teknologi saat ini berkembang lebih cepat. Bahkan perkembangan aplikasi mobile sudah cukup cepat. Kalau kami tidak mengembangkan IT ini, 5 sampai 10 tahun lagi kami akan tertinggal,” tandasnya.
Yuddy pun mengatakan pihaknya sudah memfokuskan diri pada tiga hal dalam persiapan peluncuran layanan perbankan secara digital.
Pertama, ujarnya, pihaknya akan mereposisi sejumlah kegiatan bisnisnya. Ke depan, PT BJB akan mengembangkan bisnis pada sektor produktif yang mendorong perekonomian di Jawa Barat dan Banten, sambil tetap mempertahankan pangsa pasar.
Fokus kedua, perseroan mereorganisasi yang tecermin dalam penyesuaian struktur organisasi guna mendukung implementasi strategi yang ditetapkan perseroan.
Persiapan ketiga, re-engineering teknologi informasi.
“Lompatan besar sudah harus dilakukan seiring dengan pergeseran perilaku masyarakat ke arah digital. Industri perbankan pun dituntut untuk terus melakukan inovasi dalam rangka merespons kebutuhan konsumen. Bagi yang lamban mengadaptasi perubahan, ia akan tergilas seiring berjalannya waktu,” tandas Yuddy.
Untuk jangka pendek, BJB melakukan akselerasi produk dan layanan elektronik serta digital banking, termasuk pengembangan e-money server based untuk transaksi menggunakan QR code.
Perluasan fitur mobile banking, yakni BJB Digi, juga dilakukan agar yang lebih user friendly.
Begitu juga dengan integrasi bisnis digital bersama perusahaan fintech, e-commerce, dan self-service banking machine atau e-kiosk.
Untuk pengembangan jangka panjang, BJB mengoptimalkan kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam bentuk elektronifikasi layanan pengelolaan keuangan daerah, antara lain digitalisasi layanan publik dan pemerintah serta mendukung prog-ram smart city.
“Persiapan QR code Bank BJB sudah rampung dan akan di-launching pada akhir Agustus 2019. Ini menjadi bagian lompatan digital banking kami,” tandasnya.
Sebagai BPD terbesar dan menjadi trend setter BPD lainnya, perseroan berupaya menuju cashless society dari kebiasaan saat ini yang konvensional. (BY/E-1)
Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan, dengan peningkatan 11,2% secara tahunan.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp1.860 triliun pada 2024, yang setara dengan 8,4 persen dari PDB nasional. Sektor ini diproyeksikan tumbuh dengan angka 5%-6% per tahun.
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Kekuatan bisnis yang telah terbentuk selama bertahun-tahun perlu dioptimalkan melalui inovasi dan digitalisasi agar tetap relevan, berdaya saing, dan siap bersaing di pasar global.
Kedaulatan ekonomi digital Indonesia semakin penting di tengah laju digitalisasi dan ketidakpastian global.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved