Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Program F2F Tingkatkan Produktivitas Peternak Sapi

Mediaindonesia.com
06/7/2019 09:10
Program F2F Tingkatkan Produktivitas Peternak Sapi
Program Farmer2Farmer dengan mengirim empat peternak Indonesia untuk belajar tentang Good Dairy Farming Practices langsung ke Belanda(Ist)

SUSU merupakan komoditas pangan penting karena merupakan sumber protein baik bagi pemenuhan kebutuhan gizi harian. Sayangnya, industri susu nasional Indonesia masih banyak yang perlu diperbaiki baik dari segi kualitas dan kuantitas. 

Frisian Flag Indonesia lewat program Farmer2Farmer kembali tahun ini mengirimkan empat peternak sapi untuk mendapatkan kesempatan mengunjungi peternakan sapi perah di Belanda, belajar tentang good dairy farming practice (GDFP) dan mendapatkan pelatihan intensif dari peternak sukses di negeri kincir angin tersebut. 

“Dengan membawa para peternak ke Belanda dan mendapat ilmu peternakan lebih baik, mengekspos mereka ke budaya dan pengalaman di luar negeri, diharapkan bahwa mereka akan kembali dengan perspektif baru yang segar, termotivasi dan pendekatan baru untuk menghadapi berbagai tantangan dan meningkatkan bisnis mereka. Inisiatif ini bertujuan untuk menginspirasi dan mendorong motivasi tinggi di antara petani lokal untuk menjadi yang terbaik," ujar Fetti Fadliah, PR Manager Frisian Flag Indonesia, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/7).

Lewat program Farmer2Farmer, lanjut Fetti, setidaknya ada tiga aspek yang akan dipelajari, yaitu kesejahteraan peternak, pengolahan bahan baku industri pengolahan susu yang baik, sehingga dapat mendukung target dari produksi susu segar di Indonesia terpenuhi sesuai yang dicanangkan pemerintah.

Saat ini, jumlah populasi sapi laktasi di Indonesia ada di angka sekitar 267 ribu ekor dari total sapi perah 533 ribu ekor. Jumlah ini juga cenderung menurun setiap tahun jika dibandingkan dengan kenaikan populasi. 

Di lain sisi, tingkat konsumsi susu nasional juga masih rendah. Kebutuhan susu nasional ada di angka 4,5 juta ton, tapi produksi lokal baru mencapai 864,6 ribu ton atau sekitar 19 persen dari kebutuhan nasional. 

Produksi susu dominan terdapat di Pulau Jawa dengan kontribusi susu dari Pulau Jawa 98,34% sementara luar Jawa 1,66%. Produksi susu 5 tahun terakhir menurun rata-rata 1,03% per tahun atau rata-rata sebesar 847,09 ribu ton. 

Periode 2017 hingga 2020, Indonesia diperkirakan akan mengalami defisit susu sebesar 71 ribu hingga 103 ribu ton. Konsumsi susu nasional sebesar 5% juga tidak sejalan dengan peningkatan produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) yang baru mencapai 2%. 

Selain konsumsi susu masyarakat yang rendah, terdapat keengganan di tingkat Industri Pengolah Susu (IPS) untuk membeli SSDN. Untuk mencukupi kebutuhan susu nasional yang rendah pun, industri peternakan sapi perah belum mampu memenuhinya. Persoalannya sangat beragam mulai dari produktivitas susu sapi rendah, pemilihan sapi perah di bawah skala ekonomis, serta neraca susu nasional yang tidak berimbang.

 

Baca juga: Ifra 2019 Targetkan Transaksi Rp1 Triliun

 

Selama dua minggu, para peternak ini dibekali berbagai pengetahuan mengenai tatalaksana peternakan sapi perah. GDFP ialah tata laksana peternakan sapi perah yang meliputi segala aktivitas teknis dan ekonomis dalam hal pemeliharaan sehari-hari seperti reproduksi, cara dan sistem pemberian pakan, sanitasi, serta pencegahan dan pengobatan penyakit. 

"Peternak diajarkan bahwa keberhasilan produksi susu tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan peternak dalam mengelola usaha peternakan sapi perah. Hal ini berarti semakin tinggi penerapan GDFP, maka semakin tinggi pula tingkat pendapatan peternak," imbuh Fetti.

Salah satu tantangan lain dalam peternakan sapi perah ialah regenerasi, terjadi di Indonesia dan global. Minne Holtrop, peternak Belanda, yang merupakan generasi ke8 peternak sapi perah mengatakan dia berhasil menularkan profesinya ke anaknya untuk meneruskan usaha sapi perah dengan berpegang pada satu kunci, 

"Menanamkan passion atau kecintaan serta senantiasa memberikan motivasi positif kepada anak untuk terus menghadapi berbagai tantangan. Ada banyak perkembangan dan tantangan di setiap generasi. Namun teknologi juga terus berkembang,” ujar Minne 

Mitha, salah seorang peternak yang memenangi kompetisi pmFarmer2Farmer (F2F) mengaku banyak perubahan yang dialami setelah mengikuti program tersebut.

"Hal-hal yang sebelumnya bisa saya anggap sederhana dan tidak signifikan seperti pemberian pakan atau tempat tidur para sapi ternyata berpengaruh besar terhadap produksi susu. Ada banyak ilmu yang saya dapatkan lewat program ini termasuk dalam regenerasi peternak,” ujarnya. 

Ia mengakui bahwa anaknya yang berumur 15 tahun sudah tertarik untuk melanjutkan usaha peternakan ini. Menurutnya, pendapatan yang didapat dari peternakan bisa mencukupi kebutuhan hidup.

“Kami adalah keluarga peternak dan anak saya sudah mulai tertarik untuk menjadi peternak. Jadi sama seperti yang dikemukakan Minne, penting untuk menumbuhkan rasa kecintaan pada anak,” pungkas Mitha.

Senada dengan Mitha, Erlina yang merupakan generasi kedua dari keluarga peternak mengatakan lewat program F2F dan GDFP, produktivitas sapi bisa ditingkatkan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan peternak. Dengan meningkatnya kesejahteraan peternak, profesi ini mulai dilirik kembali. 

F2F juga mendorong para peternak untuk menerapkan Dairy Farming Practice karena hal ini memiliki peran sangat penting. Hal ini tidak hanya bertujuan menjalankan usaha sapi perah dengan baik dan benar sesuai prosedur, tetapi juga menjaga agar sapi tetap sehat, menjamin terciptanya produk susu yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta meminimalisasi dampak lingkungan.

“Oendapatan utama peternak adalah penjualan susu yang dipengaruhi oleh produksi susu dan harga jual susu yang juga dipengaruhi oleh kualitas susu. Peningkatan kuantitas dan kualitas susu merupakan salah satu kondisi yang dapat dicapai dengan penerapan GDFP. Komitmen FFI yang berkelanjutan terhadap kesejahteraan para peternak hingga pemenuhan produksi susu nasional menjadi semakin baik,” ujar Tino Nurhadianto, Fresh Milk QA/QC Manager Frisian Flag Indonesia.

Tahun ini menjadi tahun ketujuh dari implementasi program F2F. Kompetisi ini dimulai dari awal tahun dengan melibatkan para peternak sapi perah lokal yang berasal dari empat koperasi peternak sapi perah di Jawa Barat dan Jawa Timur. (RO/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik