Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pemerintah Diminta Serius Angkat Harga Ayam di Peternak

Andhika Prasetyo
25/6/2019 13:45
Pemerintah Diminta Serius Angkat Harga Ayam di Peternak
Pedagang memilih ayam yang akan dibeli pelangganya di Cibogor, Bogor, Jawa Barat(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

PERHIMPUNAN Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) mendesak pemerintah segera mengatasi persoalan harga ayam yang sangat rendah di tingkat peternak.

Berdasarkan pengakuan Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko, harga jual ayam di beberapa daerah sentra seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur sempat menyentuh Rp8.000 per kilogram (kg), padahal biaya produksi yang dibutuhkan mencapai Rp18.500 per kg.

Kelebihan stok merupakan penyebab utama munculnya persoalan tersebut.

Sebagaimana hukum ekonomi yang berlaku, pesokan yang terlalu besar, sementara permintaan tidak bertambah, akan membuat harga menjadi jatuh

Kementerian Pertanian pun sudah mengambil sikap dengan mengeluarkan instruksi untuk memangkas jumlah anak ayam (day old chicken/DOC) selama periode 24 Juni hingga 23 Juli mendatang.

Baca juga: Harga Cabai Turun, Daging Ayam Masih Mahal

Pada masa tersebut, Kementan meminta pelaku usaha menark 30% telur yang siap menetas.

Namun, Singgih mengatakan, sejak efektif per 24 Juni lalu, kebijakan yang dikeluarkan Kementan belum direalisasikan di lapangan.

Ia melihat aturan yang diterbitkan tidak memiliki payung hukum yang kuat sehingga hanya dianggap angin lalu oleh para produsen DOC.

"Sebenarnya sekarang sudah ada yang mengurangi, tapi tidak semua. Semestinya ada peraturan menteri yang mendasari kebijakan itu supaya lebih efektif. Kalau seperti ini cuma memberi harapan palsu saja," ujar Singgih kepada Media Indonesia, Selasa (25/6).

Di sisi lain, ketika harga di peternak merosot tajam, harga jual ayam di pasar atau di tingkat konsumen tetap tinggi yakni berkisar Rp35.000 per kg.

Ia menyebut kondisi tersebut sangat tidak adil dan menyakiti para peternak yang sudah mengalami kerugian sangat besar.

"Ada saja pihak-pihak yang mengambil keuntungan besar dari kerugian peternak. Masyarakat sebagai konsumen akhirnya juga ikut dirugikan karena membeli dengan harga tinggi," tuturnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya