Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
EKONOM Senior Indef Nawir Messi menilai kebijakan mengundang maskapai asing tidak akan serta merta membuat harga tiket pesawat menjadi turun. Sebanyak apapun maskapai baru dimunculkan, baik asing maupun lokal tidak akan mampu mempengaruhi harga jika pemerintah tidak membenahi iklim persaingan usaha yang dinilai sudah tidak sehat.
"Ada situasi yang tidak beres dalam kompetisi sektor penerbangan dan itu bukan karena kita kekurangan maskapai. Maskapai kita itu sudah banyak tapi mereka tergolong ke dalam dua grup besar. Itu memunculkan potensi permainan," ujar Nawir kepada Media Indonesia, Selasa (11/6).
Dia menyebut dua grup penerbangan yakni Garuda dan Lion memiliki kekuatan yang cukup besar untuk dapat mempengaruhi komponen-komponen lain terkait bisnis angkutan udara, seperti perusahaan travel.
Salah satu hal yang dapat dijadikan contoh adalah raibnya maskapai AirAsia dalam opsi penerbangan di beberapa situs perusahaan travel terkemuka termasuk Traveloka.
"Ada dugaan AirAsia itu diboikot dua grup besar karena tidak mengikuti harga pasar. Saya tidak bilang itu benar, tapi dugaan itu ada," ucapnya.
Baca juga: Dunia Penerbangan Nasional Terus Diguyur Persoalan
Hal serupa sangat mungkin terjadi pada maskapai asing lain yang masuk ke Indonesia. Mereka akan dipermainkan, dipaksa mengikuti harga pasar atau disingkirkan.
Maka dari itu, pemerintah semestinya melakukan pembenahan dan investigasi mendalam terhadap dua grup maskapai besar tersebut.
Pemerintah, lanjutnya, tidak bisa terus menutup mata hingga akhirnya merugikan masyarakat karena telah dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan penerbangan yang tidak sehat.
"Selama ini mereka selalu menyalahkan harga avtur dan pelemahan rupiah. Padahal harga avtur kita sudah rendah. Depresiasi rupiah juga tidak sampai 12% tapi harga tiket naik sampai 100%. Tahun lalu, pada low season, tiket Low Cost Carrier ke Yogyakarta hanya Rp400-500 ribu, sekarang hampir Rp900 ribu. Dua kali lipat naiknya," tegas Nawir.(OL-5)
Pada semester I 2024, Garuda mencatat kerugian sebesar Rp1,54 triliun. Perseroan pelat merah itu mencatatkan pembengkakan beban usaha yang besar.
PENGAMAT penerbangan Alvin Lie berpandangan rencana pemerintah menurunkan harga tiket pesawat saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan memberatkan perusahaan maskapai.
Kemenhub masih menunggu hasil rekomendasi kebijakan tarif tiket pesawat udara terjangkau, yang masih dibahas oleh tim satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat.
Direktur eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan harga avtur bukanlah penyebab utama mahalnya harga tiket pesawat domestik.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan pemerintah berencana menurunkan harga avtur untuk tekan harga tiket pesawat terbang.
PENGAMAT penerbangan Alvin Lie menilai harga publikasi avtur di Indonesia sejauh ini masih kompetitif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved