Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
KEAHLIAN Indonesia dalam menjalankan industri kelapa sawit sudah diakui dunia. Banyak negara-negara tropis yang ingin belajar mengelola tanaman tersebut sehingga menghasilkan manfaat besar bagi perekonomian mereka.
Indonesia pun terbuka untuk berbagi rahasia terkait pengembangan industri kelapa sawit. Selain berbagi ilmu, langkah itu juga bisa menjadi edukasi kepada masyarakat internasional sawit sudah dikelola secara baik dan berkelanjutan.
Hal itu yang baru saja dilakukan Asian Agri. Salah satu perusahaan produsen minyak sawit terbesar dunia itu baru saja memberikan pengalaman kepada pemerintah dan para pelaku usaha Pantai Gading.
Director Corporate Affairs Asian Agri Fadhil Hasan mengungkapkan banyak pihak di negara tersebut yang sangat tertarik dengan skema kemitraan antara perusahaan dan petani plasma.
"Bagaimana simbiosis mutualisme terjadi antara perusahaan dan petani. Mereka ingin mengarah ke sana," ujar Fadhil di Jakarta, Selasa (29/5) malam.
Baca juga: Pungutan Ekspor Sawit Harus Diterapkan Kembali
Sedianya, kelapa sawit bukan suatu hal baru bagi warga Afrika. Benua Hitam adalah tempat asal muasal sawit sehingga masyarakat setempat sudah mengerti tentang budi daya tanaman itu.
Hanya saja hal tersebut masih dilakukan secara tradisional. Tidak ada skema khusus. Perusahaan dan petani jalan sendiri-sendiri. Tidak ada program pembiayaan dari pemerintah ataupun dana patungan untuk pengembangan industri sawit ke depan seperti yang dimiliki Indonesia dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)nya.
"Itu yang ingin mereka pelajari. Bagaimana kita sudah membuat sistem yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Sampai kita bisa mengembangkan B20, B30," jelasnya.
Di Afrika, dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Fadhil, investasi juga sudah cukup banyak masuk untuk industri sawit.
Hanya saja, beberapa negara Afrika masih belum stabil dalam hal politik dan ekonomi. Itu membuat investasi tidak berjalan terlalu mulus. Ditambah, masyarakat di negara tersebut dinilai tidak segesit penduduk Indonesia.
"Ada banyak hal yang perlu dibenahi agar Afrika bisa mengembangkan potensi sawit mereka. Indonesia siap untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada mereka," tandasnya.(OL-5)
Bekas lahan sawit tersebut kemudian dilakukan pemulihan kawasan dengan menanam berbagai jenis tanaman.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi para petani sawit, PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) menyelenggarakan pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit.
DISPARITAS harga antara minyak kelapa sawit dengan solar yang menjadi bahan baku biodiesel mendorong terjadinya kenaikan dana produksi BPDPKS harus mengubah alokasi dana pembiayaan
Dalam upaya mendorong industri sawit berdaya saing dan ramah lingkungan, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) kembali menyelenggarakan Pertemuan Teknis Kelapa Sawit (PTKS) ke-9.
Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk terus mempromosikan peluang untuk pengembangan usaha perkebunan khususnya sawit.
KOMISI VI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke salah satu sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved