Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

BKPM Percepat Realisasi Investasi dari Korsel

Andhika Prasetyo
22/5/2019 20:30
BKPM Percepat Realisasi Investasi dari Korsel
KEPALA Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong(antara)

KEPALA Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong bertolak ke Korea Selatan (Korsel) untuk mendatangi langsung beberapa perusahaan besar potensial sebagai upaya percepatan realisasi investasi mereka di Tanah Air.

Di Negeri Ginseng, Tom, begitu Thomas akrab disapa, bertemu dengan beberapa perusahaan di bidang industri baja, otomotif, kimia dasar, logistik, bioskop dan hiburan serta pembangkit listrik.

Kepada mereka, dia mengungkapkan situasi bisnis terkini di Indonesia yang sudah kian membaik usai kontestasi politik.

Hal itu, menurutnya, harus diinformasikan langsung kepada calon-calon mitra agar mereka dapat lebih yakin dan segera mengimplementasikan komitmen investasi.

"Banyak peluang investasi besar dari investor-investor di Korsel dan itu perlu diperjuangkan. Salah satu peluang datang dari Hyundai. Ke depan, mereka akan membangun eco-friendly car (mobil ramah lingkungan) yang menggunakan baterai lithium sebagai sumber energi. Itu keuntungan bagi kita karena Indonesia punya banyak biji nikel yang merupakan bahan baku utama lithium," ujar Tom melalui keterangan resminya, Rabu (22/5).

Baca juga: Pacu Investasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu investor besar yang juga ditemui mantan Menteri Perdagangan itu ialah Lotte Group yang telah memiliki bisnis ritel di Indonesia dan sedang mengembangkan bisnis di bidang hiburan, industri kimia dasar, dan pengembangan properti.

Salah satu anak perusahaan Lotte Group yang telah masuk tahap realisasi investasi adalah PT Lotte Chemical Indonesia (LCI). Mereka sedang membangun komplek industri petrokimia senilai 3,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp53 triliun.

Pembangunan pabrik naphta cracker yang dilakukan LCI merupakan prioritas pemerintah karena diharapkan akan mengurangi ketergantungan terhadap impor produk petrokimia. Selain dapat memperbaiki neraca perdagangan, produksi LCI juga berorientasi ekspor.

Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi, yang juga aktif menangani proyek investasi asal Korea Selatan, menambahkan pemerintah selalu mendukung perusahaan yang memiliki komitmen mengembangkan industri strategis di Tanah Air.

"Pemerintah akan memberi insentif, fasilitasi 'end-to-end' dan membantu menyelesaikan permasalahan perusahaan dalam proses investasi sampai selesai," tuturnya.

Menurut data BKPM, investasi asal Korea Selatan didominasi sektor industri mesin dan elektronik, pertambangan, gas dan air, industri sepatu serta industri karet, dan plastik.

Sebagian besar investasi Korsel masih terkonsentrasi di Jawa, diikuti Kalimantan dan Sumatera. Adapun, total realisasi investasi Korea Selatan sejak 2014 sampai kuartal pertama 2019 ialah mencapai 7,3 miliar dolar AS. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya