Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Tarif Mahal Tol Trans-Jawa Segera Diakhiri Pekan Ini

Andhika Prasetyo
13/2/2019 06:30
Tarif Mahal Tol Trans-Jawa Segera Diakhiri Pekan Ini
(ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

PERSOALAN tarif Tol Trans-Jawa yang dinilai mahal oleh beberapa pihak terutama pengusaha angkutan logistik segera mendapatkan solusinya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah sudah menyiapkan tiga opsi untuk mengupayakan penurunan tarif tol Jakarta-Surabaya sepanjang 760 kilometer tersebut.

"Mudah-mudahan selesai dalam satu atau dua hari ini dan dilaporkan ke Menteri Keuangan. Setelah itu kami lapor Presiden," kata Basuki di kantornya, Jakarta, kemarin.

Ketiga opsi tersebut, pertama memperpanjang masa konsesi atau hak kelola tol. Opsi kedua ialah penurunan pajak badan bagi badan usaha jalan tol (BUJT) dan opsi terakhir dengan pemberian subsidi tunai.

"Semua opsi dibahas dalam dua hari ke depan dan diharapkan segera diputuskan Jumat pekan ini," lanjut Basuki.

Perihal penilaian bahwa tarif tol di Indonesia lebih mahal daripada di Malaysia, Basuki meminta semua pihak menyertakan data valid ketika menyampaikan keterangan ke publik.

"Menurut BUJT tidak betul dan kami ada data. Kalau dibandingkan dengan tahun investasi yang sama, kita lebih murah. Kalau dengan tol baru, kita lebih mahal. Jadi, tergantung melihatnya," jelas Basuki.

Jika perbandingan tarif dilakukan di antara tol yang dibangun pada periode sama, bisa dikatakan tarif tol tertentu di Indonesia lebih murah. Tarif Tol Jagorawi sekitar Rp110 per km dan Tol Jakarta-Cikampek yang berkisar Rp200 per km itu lebih murah daripada tarif tol di Malaysia.

Basuki mengakui tarif Tol Trans-Jawa lebih mahal karena sebagian besar dibangun baru-baru ini. Adapun jaringan tol di Malaysia telah tersambung sejak lama sehingga nilai investasi yang dikeluarkan lebih sedikit. Pada 2017, ketika Indonesia masih memiliki tol sepanjang 984 km, negeri jiran itu sudah membangun tol sepanjang 3.000 km.

Muatan lebih
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) meminta pemerintah menghapus opsi subsidi untuk angkutan logistik. Ketua Umum ALI Zaldy Ilham Masita mengungkapkan angkutan logistik selama ini sudah menerima banyak manfaat dari subsidi BBM jenis solar.

Jika pemerintah memutuskan memberikan subsidi tarif tol, hal itu hanya membuat sektor logistik kian manja. Mereka tidak akan memperbaiki diri menjadi efisien dan berdaya saing.

"Optimalkan saja regulasi terkait angkutan dengan muatan berlebih atau over dimension overload (ODOL). Sebagian besar angkutan logistik truk di Indonesia berlebihan muatan dengan tujuan efisiensi biaya distribusi dalam sekali perjalanan," ungkap Ilham.

Akan tetapi, menurut Ilham, itu membuat pengusaha merugi besar. Ketika membawa muatan lebih, truk tidak bisa berjalan cepat sehingga akan mengonsumsi BBM lebih banyak.

"Kalau tidak ODOL, operasional dan perawatan truk lebih efisien. Biaya untuk itu bisa dialihkan untuk membayar tarif tol," kata Ilham.

Peneliti Indef Bhima Yudhistira Adhinegara menawarkan opsi lain untuk mengatasi mahalnya tarif Tol Trans-Jawa.
Pertama, subsidi truk angkutan logistik ditanggung pemda 30% dan pemerintah pusat 70%. Opsi kedua ialah subsidi silang, yaitu tarif kendaraan pribadi dinaikkan untuk menyubsidi angkutan logistik.

"Opsi pertama paling memungkinkan. Pemda dan pemerintah pusat urunan subsidi tarif tol untuk truk logistik," tandas Bhima. (Nur/AS/JI/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik