Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Kemitraan dan Kolaborasi Jadi Prinsip Perdagangan Indonesia

Andhika Prasetyo
20/1/2019 19:20
Kemitraan dan Kolaborasi Jadi Prinsip Perdagangan Indonesia
(MI/ROMMY PUJIANTO )

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita, dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS), menegaskan bahwa prinsip perdagangan Indonesia adalah kolaborasi dan kemitraan.

Dua hal itu merupakan unsur terpenting dalam mendorong peningkatan perdagangan dan investasi secara berkelanjutan.

Pernyataan tersebut disampaikan Mendag di depan para pelaku usaha lokal dan Amerika Serikat (AS) dalam acara business matching di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, AS, Kamis (17/1) waktu setempat.

”Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memperkuat hubungan kedua negara. Kita tidak perlu melakukan tindakan yang hanya akan merugikan hubungan baik kedua negara yang telah terbina selama ini. Terlebih, tahun ini menandai hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS yang ke-70 tahun,” ujar Enggartiasto melalui keterangan resmi, Minggu (20/1).

Business matching, lanjut Enggar, merupakan salah satu upaya Indonesia dalam memperkuat kemitraan dan kolaborasi dengan AS. Langkah itu dilakukan guna menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.

Sekitar 100 peserta pelaku hadir dalam acara tersebut. Sebanyak 12 orang di antara mereka berasal dari Indonesia dengan latar belakang usaha minyak kelapa sawit, baja, makanan laut, kedelai, gandum, kapas, tekstil, ban, dan kopi.

Baca juga : Pekan Ketiga 2019, Pasar Masih Merespon Positif

Mereka diberi kesempatan untuk berbicara mengenai berbagai hal terkait isu-isu di sektor perdagangan dan investasi. Para pengusaha juga mendapatkan informasi mengenai kemudahan berinvestasi dan pasar di negara masing-masing.

Pada business matching tersebut, dilaksanakan juga penandatangan nota kesepahaman (MoU) pembelian baja batangan oleh AS dari Indonesia sebanyak 50.000 metrik tom dengan nilai US$40 juta.

Penandatanganan dilakukan antara Hanwa American Corp dan Gunung Steel Group.

“Jumlah dari MoU yang ditandatangani ini merupakan awal dan masih akan diikuti lagi perkembangannya,” papar Enggar.

AS merupakan salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia selama bertahun-tahun. Dalam lima tahun terakhir, perdagangan antar kedua negara tercatat mengalami eskalasi.

Untuk periode Januari-Oktober 2018, total perdagangan Indonesia-AS tumbuh 12,6%, dengan nilai mencapai US$23,9 miliar.

Beberapa komoditas utama yang dipasok 'Negeri Paman Sam' lain kedelai, kapas, gandum, dan helikopter. Sebaliknya, Indonesia mengirim bahan untuk industri seperti udang, karet, minyak sawit, ban, dan alas kaki. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya