Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Bersatu dan Berbudaya

Abdillah M Marzuqi
15/8/2025 05:00

INDONESIA adalah negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Budaya daerah tersebar di seluruh penjuru Nusantara, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Kekayaan itu tidak boleh sirna. Harus terus ada dan lestari. Lanjut bertumbuh, dan tetap berakar kuat.

Budaya bukan sekadar wujud tontonan, melainkan juga nilai yang tetap menjadi landasan cara hidup dan cara pandang terhadap kehidupan. Budaya adalah keseluruhan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, termasuk sistem nilai, keyakinan, adat istiadat, bahasa, seni, dan perilaku. Budaya diwariskan dari generasi ke generasi. Secara sederhana, budaya adalah pola perilaku, pengetahuan, dan sikap yang dipelajari dan diwariskan dalam suatu masyarakat. 

Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia menjadi momentum untuk kembali melestarikan dan mengingat betapa kekayaan budaya Indonesia. Berikut rangkuman festival dan kegiatan budaya yang dihelat di berbagai penjuru negeri.

KARNAVAL BUDAYA NTT DAN KARAKTER ATAKAR

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) menggelar karnaval budaya jelang HUT ke-80 RI di Kupang, Rabu (13/8). Kirab budaya diikuti perwakilan dari kabupaten dan kota yang menampilkan kekayaan seni dan budaya masing-masing daerah, mulai dari Rote, Sumba, Flores, Alor dan Timor.

Salah satu kekayaan budaya baru pertama ditampilkan di karnaval budaya ini ialah Atakar, sebagai representasi manusia alam yang mistis dari Pulau Alor. Para pria melumuri badan dengan serbuk berwarna hitam sambil membawa perang, busur dan panah, sedangkan wanita mengenakan sayap yang mengambarkan masyarakat Alor yang bisa terbang.

Atakar adalah wujud manusia yang berasal dari alam dan memiliki hubungan erat dengan lingkungan sekitarnya. "Kami mengangkat Atakar sebagai warna baru, nuansa yang mungkin masyarakat belum tahu secara menyeluruh," ujar Koordinator Tim Peserta Alor, Ricky Randi Moi Genakalong.

Masyarakat Alor, khususnya di Mataru, masih memegang kuat nilai-nilai mistis. Penampilan Atakar ini bertujuan untuk memperkenalkan sisi lain dari Alor, yang selama ini lebih dikenal dengan 'Seribu Moko'.

"Ini cuma gambaran. Orang bilang orang Alor itu hitam di kulit, tapi hatinya putih. Atakar betul-betul menggambarkan tentang kekuatan dan ketangkasan laki-laki Alor," tegas Genakalong.

Kostum dan atribut yang digunakan dalam penampilan Atakar memiliki makna mendalam, termasuk penggunaan alang-alang sebagai simbol penyamaran saat berburu di hutan.

MAKAN BAJAMBA DAN DIPLOMASI BUDAYA

Makan bajamba adalah tradisi makan bersama khas Minangkabau, Sumatera Barat. Para peserta duduk melingkar di lantai mengelilingi satu atau beberapa piring besar berisi nasi dan lauk-pauk, kemudian makan bersama-sama dari piring tersebut. 

Tak sekadar menyantap hidangan, momen ini menjadi sarana mempererat tali silaturahmi.

“Kegiatan ini bukan hanya soal kuliner, tapi juga sarana memperkenalkan tradisi dan nilai kekeluargaan yang menjadi fondasi masyarakat kita,” ujar Wali Kota Padang Fadly Amran.

Makan Bajamba bukan hanya soal makanan, melainkan juga nilai hidup yang melekat dalam budaya Minangkabau, kebersamaan, kehormatan terhadap tamu, dan semangat musyawarah.

PEKAN BUDAYA MELAYU SERUMPUN DI RIAU

Riau mempunyai peran penting dalam sejarah kebangsaan Indonesia. Bahasa Melayu yang tumbuh dan berkembang di Riau memiliki peran sentral dalam pembentukan identitas nasional.

“Riau bukan hanya sebuah wilayah di peta Indonesia, tapi jantung peradaban Melayu yang telah berdenyut sejak berabad-abad lalu. Di sini bahasa Melayu berkembang menjadi bahasa pemersatu bangsa. Kemudian melahirkan bahasa Indonesia," jelas Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (RI) Fadli Zon saat menghadiri Pekan Budaya Melayu Serumpun di Riau pada Jumat (8/8).

Ia pun mengapresiasi penyelenggaraan Pekan Budaya Melayu Serumpun digelar dalan rangka memeriahkan HUT ke-68 Provinsi Riau. Menurutnya, kegiatan itu memiliki peran penting dalam upaya pelestarian dan promosi kebudayaan Melayu, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Keberagaman budaya tersebut merupakan kekuatan identitas bangsa yang harus dijaga dan diwariskan. 

“Kita mempunyai kekayaan budaya yang luar biasa. Dari tadi kita disuguhkan tari-tarian, syair, pantun, hikayat, cerita-cerita, dan berbagai macam ekspresi budaya. Saya selalu mengatakan di berbagai tempat, tidak ada kekayaan budaya di dunia ini yang lebih hebat, lebih kaya, dan lebih beragam daripada kebudayaan di Indonesia. Termasuk budaya Melayu adalah budaya yang sangat penting,” jelasnya.

FESTIVAL WISATA BUDAYA PASAR TERAPUNG

Suara tetabuhan babon (gendang) berpadu dengan suguhan tarian kolosal berjudul Akad. Tarian itu menceritakan keseharian dan aktivitas para ibu-ibu (acil) penjual makanan dan buah-buahan di pasar terapung. Tarian kolosal dibawakan dengan apik oleh sejumlah penari profesional dan dibantu puluhan acil atau pedagang di atas perahu (kelotok).

Festival Wisata Budaya Pasar Terapung yang digelar di kawasan tepi Sungai Martapura itu merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi ke 75 Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan itu bertujuan untuk mengangkat kembali budaya sungai dan wisata daerah. Wisata tentang identitas daerah dan ekonomi kerakyatan.

"Festival ini memiliki nilai sejarah, budaya dan ekonomi masyarakat lokal yang sudah ada sejak lama. Melalui festival ini juga kita ingin mengenalkan tradisi dan budaya kepada masyarakat. Termasuk ruang bagi UMKM, seniman dan kreatifitas untuk berkembang," kata Sekda Kalsel, M Syarifudin pada Jumat (8/8)..

Festival itu menyuguhkan beragam lomba kreatifitas dan inovatif, panggung seni dan budaya. Kemudian kampung banjar yang menampilkan kekhasan budaya, kerajinan hingga kuliner dari 13 kabupaten/kota.

KIRAB BUDAYA SEDEKAH BUMI SENDANG GRAMAN DI LAMONGAN

Masyarakat Dusun Graman, Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, Lamongan melaksanakan sedekah bumi sebagai wujud rasa syukur sekaligus merawat budaya lokal, Rabu (23/7). 

Acara sedekah bumi ini juga diramaikan dengan kirab budaya yang mencerminkan penghargaan Mapanji Garasakan putra Raja Airlangga kepada masyarakat Garaman di masa lampau. 

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan dedikasi warga Garaman dalam membela raja saat itu menjadikan Desa Geraman dinobatkan menjadi desa otonom yang dapat mengatur kebijakannya sendiri. 

Dusun Graman pada masa Kerajaan Janggala memiliki sejerah penting sehingga Garaman (Garaman) Desa Sambangrejo memperoleh Prasasti Garaman dari Mapanji Garasakan. 

“Masyarakat sini waktu itu punya otonomi daerah, punya kekahasan untuk memungut pajak sendiri, sumber daya alam yang dikelola sendiri, keunikan, kehasan, sedekah bumi terus kita dorong agar tidak hilang teruma wilayah yang punya prasasti,” kata Pak Yes sapaan akrab Bupati Lamongan.

Sementara, dalam proses sedekah bumi Bupati Lamongan mengikuti arak arakan nyadran dari Balai Desa Sambangrejo menuju Sendrang Graman untuk melaksanakan doa bersama.

FESTIVAL DALANG ANAK 2025 DI KLATEN

Pemerintah Kabupaten Klaten menggelar Festival Dalang Anak 2025 dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-221 Klaten, dan HUT ke-80 RI di Pendapa Monumen Juang 45 Klaten, Sabtu (2/8).

Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata  (Disbudporapar) Klaten, Purwanto, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan festival dalang anak merupakan kegiatan rutin setiap tahun dalam rangka peringatan Hari Jadi Klaten dan HUT Kemerdekaan RI.

“Jadi, tujuan penyelenggaraan festival dalang anak adalah untuk melestarikan seni budaya tradisional, khususnya pedalangan. Pun, untuk mengembangkan bakat dan minat anak muda dalam seni wayang kulit,” imbuhnya.

Festival Dalang Anak 2025 digelar Disbudporapar bekerja sama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Klaten. Kegiatan itu sebagai upaya untuk mendorong anak muda Klaten lebih mencintai seni budaya dan memunculkan penerus maestro dalang Klaten.

TRADISI PACU JALUR DI KUANTAN SINGINGI RIAU DAN MAKNA FILOSOFI

Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, bukan sekadar adu cepat perahu panjang. Ada makna filosofis mendalam serta pembagian peran yang unik dalam setiap jalur. 

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat menjelaskan setiap elemen yang membentuk kekuatan dan keunikan Pacu Jalur. Setiap jalur merupakan representasi mini dari kehidupan masyarakat. Adapun harmoni dan kerja sama adalah kunci utama dalam mencapai kemenangan, baik di lintasan pacu maupun dalam kehidupan sehari-hari.

"Setiap individu di dalam jalur memiliki peran krusial, mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Melayu Riau, khususnya di Kuansing," kata Roni, Kamis (10/7).

Pertama adalah anak pacuan yang bertanggung jawab mendayung jalur secepat mungkin menuju garis finis. Mereka adalah orang dewasa yang mengenakan pakaian olahraga, mendayung serentak sebagai simbol gotong royong.

Kemudian penari anak atau anak joki, yang posisinya berada paling depan atau di haluan jalur. Perannya adalah memberikan irama yang seimbang dan menjadi penanda posisi jalur. Ia menggambarkan semangat kuat anak-anak Kuansing yang mampu berdiri kokoh menghadapi tantangan hidup.

Di bagian tengah, tukang timbo ruang memberikan semangat serta aba-aba pada anak pacuan untuk mengencangkan dayung atau menambah tenaga. Mereka melambangkan sosok pemimpin yang harus diikuti untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Terakhir adalah tukang onjai di bagian belakang jalur. Tugas mereka adalah memberikan daya dorong dengan menekan atau 'ma onjai' agar jalur melaju kencang, sekaligus memastikan jalur tetap lurus di lintasan. (PO/YH/RK/ DY/YK/JS/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya