Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
JENAMA tekstil Sejauh Mata Memandang (SMM) berkolaborasi dengan Greenpeace Indonesia dan didukung oleh Plaza Indonesia menghadirkan pameran bertajuk “Kedai Kita”.
Pameran tersebut digelar di Plaza Indonesia pada 1-10 Desember 2023. Pameran SMM ke-16 ini mengangkat isu krisis iklim yang saat ini telah sampai di meja makan kita.
Kedai Kita merupakan bagian dari serangkaian acara "Berhenti Basa Basi Buat Bumi," bentuk respon untuk mendorong pemerintah agar mengambil tindakan nyata terkait krisis iklim. Terdapat tiga area utama yang bisa dikunjungi pada Kedai Kita di antaranya adalah Kopi Tinggal Kenangan, Warung Nasib Kita di Masa Depan (WarNas), dan Warung Sejauh Mata Memandang yang dirancang oleh Keluarga Sejauh, Felix Tjahyadi.
Rancangan kali ini menggunakan 90% material guna ulang (reuse) seperti panel kayu bangunan dari kegiatan SMM sebelumnya serta kain perca dari sisa produksi SMM yang didaur naik (upcycle), memberikan sentuhan rancangan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Baca juga: Sejauh Mata Memandang-Greenpeace Ajak Rawat Bumi Lewat Pameran
Melansir dari siaran pers yang diterima Media Indonesia, Senin (4/12), berikut detail beberapa area yang dapat dikunjungi pengunjung di dalam pameran Kedai Kita;
1. Kopi Tinggal Kenangan
Kopi, sebagai salah satu kebanggaan di Indonesia, merupakan tanaman yang sangat rentan terhadap krisis iklim. Penurunan kualitas maupun kuantitas biji kopi telah dialami oleh petani kopi di berbagai wilayah akibat cuaca ekstrem yang tidak bisa terprediksi, salah satunya adalah Banjarnegara. Di area ini, pengunjung dapat mencicipi cita rasa kopi yang saat ini terancam hanya akan menjadi kenangan akibat krisis iklim.
2. Warung Nasib Kita di Masa Depan (WarNas)
Ketahanan pangan Indonesia yang biasa kita konsumsi sehari-hari seperti beras, sayur mayur, ikan, buah, serta bumbu dapur seperti cabai, garam, dan rempah juga terancam akibat krisis iklim. Para petani kesulitan memprediksi masa tanam akibat anomali cuaca, juga kewalahan menghadapi hama dan penyakit tanaman.
Melalui WarNas, pengunjung dapat melihat berbagai informasi tentang bahan makanan yang terancam punah serta cerita dari para petani yang terdampak.
3. Warung Sejauh Mata Memandang
Sejauh Mata Memandang turut menghadirkan toko pop-up di pameran Kedai Kita yang dirancang menyerupai warung.
Sahabat Sejauh dapat melihat dan berbelanja berbagai koleksi pakaian hingga pernak-pernik unik hasil dari kreasi daur naik (upcycle) kain-kain perca motif khas SMM. Khusus untuk Warung Sejauh Mata Memandang akan beroperasi hingga tanggal 11 Januari 2024.
Selain pameran Kedai Kita, kolaborasi Sejauh Mata Memandang dan Greenpeace Indonesia juga turut menghadirkan rangkaian kegiatan berjudul Berhenti Basa Basi Buat Bumi.
Rangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan di KALA di Kalijaga, Blok M, Jakarta Selatan, mulai tanggal 6-10 Desember ini menghadirkan pameran foto dampak krisis iklim terhadap pangan, experience room dan berbagai aktivitas menarik lainnya.
Menariknya, experience room ini akan memberikan pengalaman bagi pengunjung yang ingin merasakan perjalanan krisis iklim sampai berdampak di meja makan kita. Aktivitas-aktivitas tersebut dihadirkan melalui kolaborasi dengan beberapa mitra seperti Iklimku, SuapSuapan, dan masih banyak lagi, yang dapat diikuti secara gratis dengan cara mendaftar di act.gp/ikutan-b5.(M-4)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menunjukkan komitmennya sebagai lembaga keuangan berkelanjutan di Indonesia.
Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2024, Indonesia sendiri menyumbang hampir 34 juta ton sampah.
Nah, itulah yang kita lakukan di Savyavasa. Jadi luxury bukan dari apa yang kita lihat, tapi orang bisa merasakan.
Pameran ini menjadi momen strategis bagi perusahaan guna memperkuat peran mendorong industri nasional menuju keberlanjutan.
SETIAP aktivitas mencuci pakaian berdampak langsung terhadap lingkungan, mulai dari penggunaan air, listrik, hingga limbah yang dihasilkan.
Jadi terhadap sumber daya yang digunakan dan juga berorientasi pada siklus hidup serta menerapkan disain pasif maupun disain aktif.
Chitra menerapkan berbagai teknik busana, mulai dari teknik patchwork, batik cap hingga teknik bordir kerancang
Melalui “Kedai Kita”, Sejauh Mata Memandang dan Greenpeace Indonesia berharap dapat senantiasa menghadirkan berbagai wadah untuk menggugah kesadaran masyarakat akan krisis iklim
Material tencel, yang merupakan bahan biodegradable dari bubuk kayu selulosa yang juga dikenal dengan rumput bambu organik.
Sebagian hasil penjualan dari koleksi ini disumbangkan untuk program restorasi hutan.
Fast fashion adalah industri fesyen yang bergerak sangat cepat, dengan koleksi baru yang diluncurkan setiap minggu dan dijual dengan harga relatif murah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved