Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pesona Rimba Leuser dalam Koleksi Sejauh Mata Memandang

Nike Amelia Sari
14/8/2023 09:15
Pesona Rimba Leuser dalam Koleksi Sejauh Mata Memandang
Salah satu set busana di koleksi Rimba dari Sejauh Mata Memandang.(Dok. instagram @sejauh_mata_memandang)

SEJAUH Mata Memandang (SMM) telah dikenal  label fesyen dalam negeri yang dikenal konsisten mengangkat keraifan budaya Tanah Air dan juga memiliki kepedulian lingkungan. Pada Kamis (10/8) di Dia.Lo.Gue, Jakarta Selatan, SMM melunucrkan koleksi bertajuk "Rimba" yang terinspirasi dari ekosistem Leuser di Aceh Timur.

 

Koleksi ini terinspirasi dari Kawasan Ekosistem Leuser di Aceh Timur sebagai tempat terakhir di dunia bagi empat spesies yang terancam punah untuk dapat hidup berdampingan di alam liar, yaitu gajah Sumatera, badak Sumatera, harimau Sumatera, dan orangutan Sumatera.

 

Bersama dengan Yayasan HAkA dan Forum Konservasi Leuser, SMM menginisiasi program restorasi hutan di Kawasan Ekosistem Leuser yang berjalan sejak akhir tahun 2020 hingga 2023, telah berhasil merestorasi area hutan seluas 20 hektar, setara dengan sekitar 8.000 pohon.

 

“Inisiatif ini merupakan bentuk kolaborasi kami dengan para Sahabat Sejauh yang telah membeli produk kami, dengan menyumbangkan sebagian dari hasil pembelian mereka untuk program restorasi hutan,” ujar Chitra Subyakto, pendiri dan Direktur Kreatif SMM.

 

“Sudah banyak dari kita yang sadar akan ancaman kepunahan yang dihadapi oleh beberapa spesies makhluk hidup khas Indonesia. Namun banyak pula yang belum memahami tindakan apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk turut andil dalam konservasi hutan tempat bernaungnya flora dan fauna yang terancam, contohnya ekosistem di Leuser," lanjutnya.

 

Pada kesempatan yang sama, SMM turut memaparkan ringkasan Laporan Dampak (Impact Report) yang berisi informasi tentang perjalanan, pencapaian, serta dampak positif yang berhasil ditorehkan selama hampir sembilan tahun terakhir dalam berkarya yang disusun oleh Koalisi Ekonomi Membumi (KEM).

 

“Sejauh Mata Memandang mengutamakan dua nafas penting dalam berkarya, yaitu alam dan budaya. Melalui Laporan Dampak ini, kami ingin berbagi cerita secara lebih transparan melalui konsistensi kami selama 9 tahun berkarya dan berusaha memberikan dampak yang lebih bertanggung jawab terhadap alam dan manusia, meski masih jauh dari sempurna. Semoga upaya ini dapat menginspirasi pihak-pihak lain,” ucap Chitra.

 

Selama 9 tahun, SMM selalu mengutamakan bahan-bahan yang ramah lingkungan atau bahan-bahan positif alam seperti kapas organik, rami, linen, dan serat daur ulang serta pewarna bersertifikat seperti OEKO-TEX STANDARD 100. Bahan-bahan tersebut meminimalkan penggunaan bahan kimia, konsumsi air, dan penggunaan energi, sekaligus mengurangi limbah dan polusi.

 

Selain itu, sejak 2021, SMM juga memiliki program daur ulang pakaian yang tidak dapat dipakai, mengubahnya menjadi bahan inovatif seperti serat partisi, insulator, peredam suara, benang, dan kain. Menjalin benang daur ulang dengan benang yang baru, kemudian bisa digunakan untuk membuat pakaian baru.

 

Sejak September 2021 hingga Mei 2023, lebih dari 5.700 ribu kg pakaian telah dikumpulkan melalui program daur ulang. Dan lebih dari 2.400 ribu kg telah didaur ulang menjadi benang dan bahan insulasi. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya