Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ISU kemanusiaan, hak asasi manusia dan kemerdekaan suatu bangsa menjadi topik yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini.
Baca juga: Kisah Gambrang Kromong dan Pinjol Ilegal di Pentas Janji Soekma
Hal ini pula yang diangkat dalam Regina Art Monologue Project dengan menghadirkan dua monolog Cotton Candy tentang penyintas kekerasan seksual dan Besok atau Tidak Sama Sekali tentang peristiwa di balik proklamasi bangsa Indonesia.
Pertunjukan kedua dalam rangkaian pementasan di benua Eropa ini telah sukses digelar di kota Göteborg/Gothenburg Swedia pada Sabtu (21/10).
Baca juga: Kisah Perjuangan Kartini Kendeng Dipentaskan di Salihara
Dukungan pun hadir dari KBRI Stockholm, PPI Gothenburg, dan diaspora Indonesia agar Regina Art dan para seniman Indonesia semakin sering mengadakan pementasan di luar negeri. Tujuannya agar menambah citra positif Indonesia di dunia internasional serta semakin mempromosikan seni teater dari Indonesia.
Puluhan mahasiswa dan diaspora Indonesia, serta masyarakat lokal Swedia, hadir pada pementasan Regina Art Monologue Project yang bertempat di Allégårdens.
Mereka terlihat menghayati setiap cerita yang diperankan dengan apik oleh Joane Win dan Wawan Sofwan.
Maria Sita Mulyadi - mahasiswa Lund University Sweden mengatakan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya menonton teater monolog dan merasa sangat tersentuh.
"Terutama Monolog Cotton Candy tentang sexual harassment, dan Joane Win benar-benar menyalurkan semua emosinya membuat saya sempat menangis. Lalu monolog Besok atau Tidak Sama Sekali membuat pelajaran sejarah menjadi lebih mudah dipahami. Sukses terus untuk Regina Art." ujar Maria lewat keterangan yang diterima, Senin (23/10).
Hal senada diungkapkan Sopia Widlund, WNI yang telah 30 tahun menetap di Gothenburg "Monolog Wawan Sofwan bagus sekali untuk memperkenalkan sejarah Indonesia dan sebagai warga Indonesia di Eropa saya sangat bangga dengan pementasan dari Regina Art ini," ujarnya.
Sementara itu dua warga Gothenburg menyoroti akting dari Joane Win. "Menurut saya Cotton Candy ini luar biasa, saya sampai merinding karena ikut merasakan apa yang terjadi dan dialami oleh tokoh Lisa, saya sangat mengapresiasi aktingnya" ujar Tiwi. Susi Burton menambahkan, "Monolog Cotton Candy sangat emosional dan berani, akting Joane Win juga sangat otentik."
Acara pun ditutup dengan khidmat saat para penonton berdiri dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan, serta merta membawa kenangan dan kerinduan akan tanah air tercinta, Indonesia.
Setelah Swedia, Regina Art Monologue Project akan singgah di Oslo Norwegia dan dipentaskan pada tanggal 26 Oktober 2023 di Nordic Black Theatre. (RO/P-3)
Berikan pendidikan seks sesuai dengan usianya untuk bisa menetapkan batasan pada orang lain.
Kebiri kimia dilakukan lewat suntikan, menggunakan obat yang akan menurunkan kadar hormon testosteron yang nantinya akan berdampak pada berkurangnya libido atau dorongan seksual.
MA diminta menjatuhkan putusan kasasi pada terdakwa pemerkosa dua anak di Cibinong yang divonis bebas
Mahasiswa mendesak Ketua PN Cibinong mengevaluasi semua hakim dan memecat hakim yang membebaskan terdakwa pemerkosa.
"Saya sudah laporkan ke Pengadilan Tinggi dan Badan Pengawas. Sudah ada tim yang turun," kata dia.
Pada Selasa (30/4), Ketua PN Cibinong, Kabupaten Bogor Lendriati Janis resmi diberhentikan dan digantikan Irfanudin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved