Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Teknologi Membantu Upaya Menyelamatkan Bahasa Penduduk Asli Amerika yang Terancam Punah

Adiyanto
19/10/2023 09:31
Teknologi Membantu Upaya Menyelamatkan Bahasa Penduduk Asli Amerika yang Terancam Punah
Peta yang menunjukkan wilayah Amerika Utara di mana upaya konservasi bahasa dilakukan di kantor Konservasi Bahasa di Bloomington(LEANDRO LOZADA / AFP)

Selain sisi negatifnya, kehadiran teknologi memberi dampak positif dalam berbagai bidang kehidupan. Di Amerika, para pakar linguistik memnfaatkan teknologi mutakhir untuk merevitalisasi bahasa penduduk asli Amerika yang terancam punah melalui pendekatan baru seperti penerbitan buku anak-anak dan aplikasi ponsel pintar.

Dalam salah satu upaya tersebut, tiga perempuan yang merupakan penduduk asli Amerika berupaya mengingat dan mencatat lusinan kata bahasa Apache yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari seperti memasak dan makan. Mereka membuat kamus bahasa Inggris-Apache online. Itu merupakan salah satu dari contoh dari beberapa proyek yang berupaya melestarikan bahasa asli masyarakat pribumi yang terancam punah di Amerika Serikat.

Para perempuan tersebut bekerja dengan perangkat lunak Rapid Word Collection (RWC), yang menggunakan algoritma untuk mencari database teks dan audio Apache untuk mencari kata-kata yang terlupakan. Kata-kata tersebut kemudian didefinisikan, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dan pengucapannya dicatat, sehingga pengguna kamus dapat mengetahui cara mengucapkannya dengan benar.

Joycelene Johnson dan dua rekannya memvalidasi definisi kata-kata dari Suku Apache ke dalam bahasa Inggris. “Aplikasi dalam bahasa tertulis bagus untuk (yang) bukan penutur bahasa aslinya, setidaknya mereka memiliki bank data yang bisa dijadikan referensi,” kata Johnson, 68 tahun yang mengajar kosakata dan tata bahasa Apache.

Menurutnya, di sekolah bilingual tempat dia mengajar ada sekitar seribu siswa  tetapi hanya satu, yaitu siswa kelas sebelas, yang fasih berbahasa Apache.

Johnson menjadi salah satu pembicara pada lokakarya di Konferensi Internasional tentang Dokumentasi, Pendidikan dan Revitalisasi Bahasa Pribumi (ICILDER) akhir pekan lalu di Universitas Indiana.

Perwakilan dari sekitar 40 kelompok masyarakat adat dari seluruh dunia juga berkumpul di Kota Bloomington hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat, yang memiliki sekitar 6,8 juta penduduk asli atau sekitar dua persen dari populasi, memeringati Hari Masyarakat Adat.

Terancam punah

Sejumlah ahli bahasa, guru, siswa, peneliti, dan pemimpin masyarakat adat menghabiskan akhir pekan ini untuk bertukar pikiran tentang cara menyelamatkan bahasa-bahasa yang rentan ini dari kepunahan.

Dari lebih dari 6.000 bahasa Pribumi yang diakui secara global, hampir setengahnya berisiko punah, dan sekitar 1.500 bahasa terancam punah, menurut studi tahun 2021 yang dilakukan UNESCO.

RWC dikembangkan oleh The Language Conservancy (TLC), sebuah LSM yang berdedikasi untuk melindungi sekitar 50 bahasa pribumi di seluruh dunia, untuk menghasilkan kamus-kamus tersebut dengan kecepatan super.

TLC, yang memiliki anggaran US$3 juta, secara teratur bekerja sama dengan ahli bahasa dengan guru bahasa penduduk asli Amerika untuk mengerjakan kamus-kamus tersebut,

“Perangkat lunak ini telah meningkatkan efisiensi alur kerja," kata Wilhelm Meya, CEO TLC dan salah satu penyelenggara ICILDER.

Menurut TLC, 143 dari 219 bahasa pribumi dalam bahaya kepunahan di Amerika Serikat, sementara 75 dari 94 bahasa berada pada risiko serupa di Kanada.

Bahasa-bahasa tersebut hanyalah sebagian kecil dari 400 hingga 500 bahasa Pribumi yang digunakan di kedua negara sebelum kedatangan orang Eropa dan berkurangnya populasi penduduk asli sekitar 500 tahun yang lalu. “Situasinya benar-benar berada pada level krisis,” kata Meya. (AFP/M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya