Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Serangan jantung merupakan hal yang harus diwaspadai oleh semua orang, baik pria maupun wanita. Pada wanita, mereka yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur ternyata memiliki potensi lebih besar untuk mengalami serangan jantung dibandingkan yang menstruasinya teratur.
Berbagai data menunjukkan wanita lebih rendah risikonya untuk mengalami serangan jantung dibandingkan pria. Namun, ketika seorang wanita mengalami serangan jantung, risikonya untuk mengalami kematian lebih tinggi dari pria. Karena itu, upaya pencegahan dengan mengenali setiap faktor risiko terhadap serangan jantung pada wanita harus dilakukan dengan maksimal.
Sebuah studi yang dilakukan Southern Medical University Nanfang Hospital, Tiongkok, menyatakan wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular. Penelitian yang dirilis di Journal of the American Heart Association Trusted Source itu dilakukan di tahun 2022 dan melibatkan data rekam medis sebanyak 58 ribu wanita di Inggris.
Baca juga: Jadi Andalan Penderita Kolesterol Tinggi, Ini Manfaat dan Efek Samping Obat Simvastatin
Kepala penelitian tersebut, Profesor Huijie Zhang mengatakan partisipan penelitian tersebut berusia sekitar 40 tahun. Mereka adalah wanita yang sehat dan tidak memiliki masalah kardiovaskular bawaan. Dari data tersebut, hasilnya menunjukkan wanita yang siklus menstruasinya tidak teratur dalam jangka panjang, lebih dari satu dekade, lebih banyak mengalami masalah kardiovaskular.
“Dari penelitian ini diketahui bahwa wanita yang siklus menstruasinya kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari memiliki risiko mengalami penyakit kardiovaskular dan serangan jantung lebih besar 19% dibandingkan yang teratur siklus menstruasinya,” Huijie Zhang, dilansir dari Medical News Today, Sabtu, (27/5).
Baca juga: Penderita Insomnia Berisiko Lebih Tinggi Terkena Serangan Jantung
Wanita dengan siklus mens yang lebih singkat atau kurang dari 21 hari memiliki risiko 29% lebih besar mengalami serangan jantung. Sementara yang siklusnya panjang atau lebih dari 35 hari memiliki risiko 11% lebih besar mengalami serangan jantung.
Selain itu, wanita yang siklus menstruasinya pendek juga berisiko 38% lebih besar mengalami gangguan irama jantung. Sementara yang siklusnya panjang berisiko 30% lebih besar mengalami gangguan irama jantung.
“Penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyebab terbesar kematian pada wanita di seluruh dunia. Penelitian ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran itu dan membuat wanita yang berisiko bisa melakukan berbagai pencegahan,” ujar Zhang.
Zhang mengatakan ketika mengetahui bahwa dirinya mengalami siklus menstruasi tak teratur dalam jangka panjang, setiap wanita harus segera berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa mendatangi dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau spesialis kandungan untuk mencari penyebab dan solusinya. Dengan begitu diharapkan risiko penyakit kardiovaskular dan serangan jantung bisa ditekan.
(Z-9)
Saat tidur, tubuh melakukan pemulihan dan pengaturan beragam fungsi penting, seperti tekanan darah, detak jantung, dan keseimbangan hormon.
PREVALENSI penyakit kardiovaskular semakin tinggi di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) meluncurkan "Deklarasi InaPrevent 2025"
Sebuah penelitian menyebutkan, wanita yang pernah mengalami komplikasi kehamilan lebih berisiko mengalami serangan jantung di kemudian hari.
Daging merah olahan seperti sosis, nugget, dan daging asap telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko penyakit kardiovaskular dan kanker.
Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan strok menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia.
Kebiasaan duduk terlalu lama atau yang sering disebut dengan 'mager' atau malas gerak, dapat memicu berbagai penyakit dan membuat angka harapan hidup lebih rendah alias rentan mati muda.
Nyeri saat menstruasi sering dianggap hal biasa oleh banyak perempuan, namun sebaiknya tidak diabaikan. Rasa sakit yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya masalah
Penanganan bayi tabung (IVF) di Indonesia masih sangat rendah, hanya mencapai 10% dari standar global.
Ada kalanya siklus haid tidak teratur dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah medis hingga gaya hidup
Pada wanita, diabetes juga bisa sebabkan gangguan atau perubahan hormon yang tidak teratur. Salah satunya adalah siklus menstruasi yang jadi tidak teratur.
Namun, sebelum membahasnya lebih jauh pahami dulu yuk, latar belakang haid disebut tidak lancar dan penyebab serta cara mengatasinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved