Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Program ANJANI P&G Indonesia Kembali Fasilitasi Pemberdayaan Wirausaha Perempuan

Devi Harahap
09/5/2023 07:44
Program ANJANI P&G Indonesia Kembali Fasilitasi Pemberdayaan Wirausaha Perempuan
Para pimpinan P&G dan para wirausahawan perempuan Dok. P&G(Dok. P&G)

Kehadiran perempuan Indonesia dalam kewirausahaan semakin hari kian mengalami peningkatan. Hal itu sejalan dengan data dari Kementerian Keuangan 2021 yang menyebutkan bahwa kontribusi UMKM dalam perekonomian nasional mencapai 61%, dimana 99% dari 64,2 juta UMKM merupakan level mikro dan sebanyak 57% dikelola oleh kaum perempuan.

Sementara itu, secara global yang mengacu pada data World Bank menyebutkan bahwa sebanyak 30% kewirausahaan global dimiliki oleh perempuan. Melihat tingginya partisipasi perempuan dalam UMKM, setidaknya terdapat potensi yang bisa digali untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi mereka dalam rangka mewujudkan akses kesetaraan agar lebih berdaya.

Melihat potensi dan peluang tersebut, PT. Procter & Gamble (P&G) Indonesia berkolaborasi dengan WEConnect International kembali meluncurkan program ANJANI (Gerakan Maju Wanita Indonesia) untuk memberi wadah bagi para perempuan dalam meningkatkan kemampuan berbisnis dan memberi akses agar terhubung dengan pasar yang lebih luas.

“Kewirausahaan oleh perempuan masih menjadi isu penting di Indonesia, karena masih ada keterbatasan dari segi pengetahuan, kemampuan, dan akses ke pasar jadi kami coba melengkapi gap yang ada,” jelas Saranathan Ramaswamy selaku Presiden Direktur P&G Indonesia saat peluncuran program ANJANI 2023 di kawasan Sentral Senayan, Jakarta, pada Senin (8/5).

Pada kesempatan yang sama, P&G Indonesia juga menekankan kembali komitmennya dalam mendorong Keragaman Pemasok (Supplier Diversity) agar semakin banyak wirausaha perempuan yang tergabung ke dalam ekosistem mitra bisnis dan rantai pasokan P&G Indonesia.

“Program ini diharapkan tidak hanya bermanfaat untuk komunitas perempuan tetapi dari segi bisnis juga akan menjadi strategi karena dengan adanya supplier yang beragam dari pebisnis perempuan, akan menghasilkan inovasi bisnis yang lebih beragam, sehingga kesetaraan gender itu bisa terwujud,” jelas Sara.

Bagi P&G Indonesia, keragaman pemasok telah menjadi strategi bisnis selama lebih dari 40 tahun. Melalui ANJANI, P&G Indonesia berusaha untuk mengembangkan basis keragaman pemasok dengan bekerja secara langsung bersama bisnis bersertifikat dari perempuan Indonesia, Dalam hal ini, P&G sebagai pihak pembeli dapat secara aktif melibatkan lebih banyak usaha milik perempuan untuk masuk ke dalam rantai pasokan P&G.

Sementara itu, Legal Director P&G Indonesia, Angela Primartrianti mengungkapkan program ANJANI edisi ketiga ini akan diselenggarakan pada 8-11 Mei 2023 yang diikuti oleh 20 pebisnis perempuan Indonesia hasil seleksi. Mereka datang dari berbagai bisnis dan sektor antara lain logistik, industri kreatif, desain, konstruksi dan properti, hingga kriya.

“Mereka dipilih untuk mendapatkan pelatihan dan pengembangan kemampuan dan kesempatan bisnisnya melalui program ANJANI. Mereka adalah para perempuan yang sebagian besar sudah rumah tangga dan memiliki peran penting dalam ekonomi keluarga,” jelas Angela.

Pada pelatihan nanti, terdapat beberapa materi yang akan dibagikan oleh pihak P&G Indonesia serta para pembicara eksternal melalui kurikulum yang menggunakan modul dari WEConnect International.

“Para perempuan pelaku wirausaha yang telah menyelesaikan program pelatihan ini mendapatkan manfaat dari beragam materi mengenai pengembangan bisnis seperti seperti strategi bisnis, mengenal para pelanggan, membangun merek melalui teknologi, permodalan, sumber daya manusia, dan kepemimpinan,” jelas Angela.

Selain mendapatkan peningkatan kapasitas, para partisipan ANJANI juga mendapat peluang dan akses baru dalam bermitra dengan lebih banyak WOB/WLB. Pada ANJANI edisi ketiga, P&G dan WEConnect Internasional akan semakin memperkuat akses WOB/WLB dengan membuka kesempatan berjejaring yang lebih luas dan beragam.

Sejalan dengan itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Bintang Puspayoga menyampaikan wadah pengembangan bisnis seperti ANJANI sangat dibutuhkan para perempuan Indonesia untuk memberdayakan perempuan dan menurunkan tingkat kekerasan dalam lingkup rumah tangga akibat ketimpangan ekonomi.

“Hadirnya program ANJANI ini membantu memberikan peluang baru bagi wirausaha perempuan dalam rangka mengembangkan bisnisnya. Ketika perempuan sudah berdaya, maka tingkat kekerasan perempuan dalam rumah tangga akan mulai terkikis,” jelasnya.

ANJANI, yang juga dikenal dengan Women Entrepreneurs Academy (WAE) di negara lain tempat P&G beroperasi, pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 2020. Setelah 3 tahun berjalan, terdapat 67 usaha yang dimiliki perempuan (Women-Owned Business/WOB) dan usaha yang dipimpin oleh perempuan (Woman-Led Business/WLB) yang tergabung dalam jejaring ANJANI.

Secara global, program pemberdayaan pebisnis perempuan tersebut juga telah berjalan di 15 negara (termasuk Indonesia, India, Jepang, dan lain-lain) dan telah memberdayakan ribuan wirausaha perempuan di seluruh dunia.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik