Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
Sebuah studi baru-baru ini menemukan anak-anak yang bermain di tepi pantai atau di danau, kelak di masa dewasanya memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Di 18 negara yang berbeda, para peneliti menemukan bahwa orang dewasa dengan kesehatan mental yang lebih baik, lebih mungkin menghabiskan waktu bermain di dalam dan sekitar perairan atau pesisir sewaktu anak-anak.
Secara kolektif, pesisir dan perairan pedalaman seperti sungai dan danau disebut sebagai ruang biru. Studi ini menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan di sekitar ruang biru sebagai seorang anak, semakin baik.
"Dalam konteks dunia yang semakin berteknologi, penting untuk memahami bagaimana pengalaman alam masa kanak-kanak berhubungan dengan kesejahteraan di kemudian hari, ”kata Valeria Vitale, penulis utama studi dan kandidat PhD di Sapienza University of Rome, seperti dikutip dari situs Study Finds, Sabtu (15/10).
“Temuan kami menunjukkan bahwa membangun keakraban dan kepercayaan diri di dalam dan di sekitar 'ruang biru' selama masa kanak-kanak dapat merangsang kegembiraan alam yang melekat dan mendorong orang untuk mencari pengalaman rekreasi alam, dengan konsekuensi bermanfaat bagi kesehatan mental saat dewasa," lanjutnya.
Data yang dianalisis untuk proyek ini disediakan oleh BlueHealth International Survey (BIS), survei lintas sektor yang dikoordinasikan oleh Pusat Lingkungan dan Kesehatan Manusia Eropa Universitas Exeter. Dataset ini mencakup lebih dari 15.000 orang yang tinggal di 14 negara eropa dan empat negara/kawasan non-Eropa tambahan (Hong Kong, Kanada, Australia, dan California).
Setiap subjek penelitian diminta untuk mengingat pengalaman masa kecil mereka dengan ruang biru (antara usia 0-16). Lebih khusus lagi, seberapa lokal daerah tersebut, seberapa sering mereka dikunjungi, dan seberapa nyaman orang tua/wali bermain dengan mereka dalam pengaturan ini. Survei juga menanyakan tentang pengalaman terbaru dengan ruang hijau dan biru selama bulan sebelumnya, serta kesehatan mental selama dua minggu terakhir.
Secara keseluruhan, studi yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Psychology ini menemukan mereka yang mengingat lebih banyak waktu yang dihabiskan di sekitar ruang biru sebagai seorang anak, umumnya menempatkan nilai intrinsik yang lebih besar pada pengaturan alam, yang menyebabkan lebih banyak perjalanan wisata alam yang pada akhirnya menghasilkan kesejahteraan mental yang lebih baik di masa dewasa.
“Aturan air dapat berbahaya bagi anak-anak, dan orangtua berhak untuk berhati-hati. Penelitian ini menunjukkan bahwa mendukung anak-anak untuk merasa nyaman dalam aturan ini dan mengembangkan keterampilan seperti berenang pada usia dini dapat memiliki manfaat seumur hidup yang sebelumnya tidak diketahui, ” tambah rekan penulis studi Dr. Leanne Martin, Postdoctoral Research Associate. (M-3)
Ingin minta maaf dengan tulus? Ini panduan minta maaf dari para ahli.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Perasaan sedih dan stres saat harus kembali ke rutinitas usai liburan dalam dunia psikologi disebut dengan istilah post holiday blues.
Pondok Pesantren Darunnajah menghadirkan Darunnajah Assessment and Development Center (DADC), sebuah pusat asesmen dan pengembangan psikologis bagi santri, pendidik, dan masyarakat umum.
Pentingnya peran psikologi sebagai disiplin ilmu dan praktik dalam mendukung pembangunan bangsa, terutama dalam menciptakan masyarakat yang sehat secara mental dan berdaya saing.
Saat ini, timnas U-20 sedang menjalani pemusatan latihan di Jakarta, yang dijadwalkan berlangsung sejak 5-30 Januari sebelum tampil di Piala Asia U-20 di Tiongkok.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved