Jumat 14 Oktober 2022, 14:57 WIB

Sering Telat Makan Tingkatkan Resiko Obesitas

Devi Harahap | Weekend
Sering Telat Makan Tingkatkan Resiko Obesitas

sciencydaily.com
ilustrasi jam makan

 

Sering terlambat makan dapat meningkatkan resiko obesitas. Hal terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Brigham and Women’s Hospital, Amerika Serikat.

Direktur Program Kronobiologi Medis di Divisi Gangguan Tidur dan Sirkadian Brigham and Women’s Hospital, Frank Scheer mengatakan, terlambat makan dapat meningkatkan rasa lapar, mengurangi kalori terbakar, dan mengubah jaringan lemak. Semua kondisi tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan risiko obesitas.

”Penelitian sebelumnya dari kami telah menunjukkan adanya keterkaitan antara waktu makan yang terlambat dengan peningkatan risiko obesitas, peningkatan lemak tubuh, dan keberhasilan penurunan berat badan yang terganggu. Melalui hasil studi ini, kami ingin memahami mengapa hal ini bisa terjadi,” ungkap Scheer, dilansir dari situs Science Daily, Selasa (14/10).

Scheer menjelaskan, hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan, terlambat makan memiliki efek mendalam pada rasa lapar yang dipengaruhi oleh hormon pengatur nafsu makan, leptin dan ghrelin. Secara khusus, kadar hormon leptin, yang menandakan rasa kenyang, menurun selama 24 jam dalam kondisi makan terlambat dibandingkan dengan kondisi makan yang tepat waktu.

Selain itu, peserta yang terlambat makan membakar kalori pada tingkat lebih lambat. Selain itu dampaknya juga akan mendorong adanya reaksi alami tubuh untuk mendorong pertumbuhan lemak.

Dijelaskan Scheer, penelitian tersebut melibatkan 16 pasien dengan indeks massa tubuh (BMI) dalam kisaran kelebihan berat badan atau obesitas. Setelah itu, setiap hari para peserta diminta makan dengan jadwal ketat berselang 4 jam dan menu yang sama.

Dalam dua hingga tiga minggu terakhir sebelum memula intruksi tersebut, peserta juga diminta mempertahankan jadwal tidur dan bangun yang tetap. Kemudian saat tiga hari terakhir sebelum menjalani intruksi, mereka secara ketat mengikuti diet dan jadwal makan yang sama di rumah.

Para peserta secara teratur mendokumentasikan sejumlah hal, seperti rasa lapar dan nafsu makan, memberikan sampel darah kecil sepanjang hari, serta mengukur suhu tubuh dan pengeluaran energi. Itu dilakukan untuk mengukur pengaruh waktu makan terhadap jalur molekuler yang terlibat dalam proses pembakaran kalori dan penumpukan lemak.

Peneliti lain dari Brigham and Women’s Hospital, Nina Vujovic, mengatakan mereka menemukan beberapa hasil yang menunjukkan bukti besarnya pengaruh terlambat makan dengan obesitas. Salah satunya ialah terlambat makan selama empat jam membuat perbedaan yang signifikan untuk tingkat rasa lapar, cara membakar kalori setelah makan, dan cara menyimpan lemak.

(M-4)

Baca Juga

123RF

Hindari Tiga Makanan Ini Saat Sahur untuk Puasa Lebih Nyaman

👤Devi Harahap 🕔Selasa 28 Maret 2023, 19:15 WIB
Makanan yang dikonsumsi saat sahur amat memengaruhi ketahanan tubuh dalam...
DOK SMILE DENTAL

Ke Klinik Gigi Ini, Jangan Takut Kemahalan

👤mediaindonesia.com 🕔Selasa 28 Maret 2023, 17:36 WIB
Pemeriksaan gigi dan mulut dianggap mahal jika dibandingkan dengan pemeriksaan kesehatan bagian tubuh yang...
Unsplash/ VD Photography

Ini Ciri Kurma yang Sudah Tidak Layak

👤Nike Amelia Sari 🕔Selasa 28 Maret 2023, 16:45 WIB
Bercak putih belum berarti jamur, melainkan bisa jadi tanda adanya...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya