Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETELAH menjadi aktor dan ko-sutradara di beberapa judul film dan serial, kini Bayu Skak memberanikan diri duduk di kursi sutradara. Film panjang debutnya, Lara Ati, telah diproduksi sekitar 1,5 tahun lalu dan akan rilis di jaringan bioskop pada 15 September.
Untuk menyambut penayangan secara serempak, film ini terlebih dulu akan keliling ke beberapa kota dan berlanjut hingga setelah jadwal rilis resmi di jaringan bioskop. Kota pertama yang akan disambangi adalah Surabaya, yang menjadi latar tempat film ini. Lara Ati akan menyambangi bioskop di Grand City Surabaya pada 8 September. Disusul ke Lippo Plaza Sidoarjo sehari setelahnya. Lalu kembali ke Surabaya pada 10 September untuk berkunjung di mal Kaza.
Kota-kota lain yang juga menjadi daftar tujuan adalah Mojokerto (11/9), Kediri (12/9), Tulungagung (13/9), Malang (14-15/9), Madiun (16/9), Solo (17/9), Yogyakarta (18/9), dan Semarang (19/9).
Berperan dan menyutradarai filmnya sendiri, Bayu merasa cukup kerepotan. Namun baginya ini menjadi momen pembelajaran baru dari ilmu dan pengalaman yang sudah didapat sebelumnya.
“Memang saat kuliah animasi saya juga belajar sinematografi, tapi ketika di lapangan tentu berbeda. Saya juga banyak belajar dari proses sebelumnya. Dan bagi saya ini memang waktu yang tepat untuk menyutradarai sendiri,” kata Bayu yang membintangi film Yowis Ben, dalam konferensi pers Lara Ati di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, (6/9).
Film Lara Ati berkisah tentang Joko, pemuda yang tinggal dan bekerja di salah satu bank di Surabaya. Namun, karena bekerja di perbankan bukanlah keinginannya, ia pun berada di titik jenuh meski telah naik jabatan. Joko pun ingin mengejar mimpinya untuk bisa bekerja sebagai desainer grafis yang menjadi hobi dan kecintaannya.
“Film ini, meski judulnya Lara Ati (sakit hati), tidak melulu ngomongin soal sakit hati diputus cinta. Tapi ini lebih ke tekanan quarter life crisis. Hidup Joko tertekan karena harus memenuhi ekspektasi orangtua yang dalam pandangannya sukses itu ya bekerja pakai dasi, berangkat pagi pulang sore. Ini sebenarnya seperti tipikal orangtua saya sendiri. Ketika bikin ide cerita untuk film ini, ya semacam curhat film yang bisa mewakili saya,” lanjut Bayu.
Bagi CEO dan produser Base Entertainment Shanty Harmayn, sudut pandang tersebut yang membuatnya kepincut untuk ikut terlibat dalam produksi yang disutradarai Bayu. Menurut Shanty, ide yang ditawarkan Bayu menjadi sudut pandang yang juga menceritakan kisah dari anak muda Jawa Timur. Sehingga ada keautentikan karakter dan permasalahan yang dihadapi.
“Bayu adalah storyteller yang handal. Dia datang dengan cerita Lara Ati yang menurut saya ini sesuatu yang spesial dan baru. Karena secara sudut pandang, saya sebelumnya enggak pernah memproduseri film dengan cerita dari sudut pandang pemuda Jawa Timur dengan segala kegundahannya,” kata Shanty.
Selain Bayu Skak, film ini juga dibintangi Tatjana Saphira, Sahila Hisyam, Dono Pradana, Syaharani, Keisya Levronka, Cak Kartolo, Ciccio Manassero, Ning Tini, Timo Scheunemann, Benidictus Siregar, dan Indra Pramujito.
Akibat penayangan filmnya yang tertunda, Lara Ati pun kemudian merilis serialnya terlebih dahulu. Bersama Base Entertainment, Bayu Skak mengembangkan kekayaan intelektual (IP) Lara Ati ke dalam serial agar ‘hype’ filmnya tidak tenggelam. Serialnya sendiri berlatar dua tahun sebelum peristiwa yang ada di film terjadi.
“Konsepnya lokadrama. Ini cara kami untuk mempromosikan IP Lara Ati. Kami coba kenalkan karakter dan seluruh dunia dari dimensi semesta Lara Ati lewat serialnya. Dan ternyata disambut dengan baik,” kata produser dan chief business Base Entertainment Aoura Lovenson Chandra. (M-1)
Sosok Melanie Putria tidak hanya cantik dan menawan, dirinya memiliki hobi lari dan menekuni gaya hidup sehat.
Juan Alvear, seniman kuku selebritas, telah membawa seni manicure ke tingkat yang baru dengan desain unik dan mencolok yang kerap tampil berantakan namun artistik.
Selain mengunggulkan desain dan kualitas, jenama busana muslim asal Sumenep ini menggandeng sejumlah selebritas sebagai strategi membidik pasar premium.
Sejumlah brand pun siap berlomba-lomba menyediakan berbagai penawaran menarik kepada para pengguna dan konsumen khususnya kalangan perempuan.
Dia tidak menyangka dengan usianya yang sudah menginjak kepala lima, terpilih sebagai brand ambassador perawatan kecantikan.
Mi Singapur yang disantap Nagita pun tak luput dari perhatian, dengan cita rasa yang begitu autentik dan memikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved