Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Usung Kearifan Lokal ke Publik Dunia

Nike Amelia Sari
24/8/2022 17:00
Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Usung Kearifan Lokal ke Publik Dunia
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) dan para desainer di acara dialog menuju Jakarta Muslim Fashion Week 2023.(MI/ Nike Amelia Sari)

MENUJU gelaran Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 yang akan berlangsung Oktober 2022, berbagai rangkaian pra-acara terus digelar. Kemarin, peragaan busana dari delapan jenama lokal dan dialog bertajuk From Local Wisdom to Global Inspiration digelar di Auditorium Kementerian Perdagangan RI, Jakarta Pusat.

 

Kedelapan jenama lokal tersebut adalah yaitu Kami, Ria Miranda, IKYK, Ivan Gunawan, Nada Puspita, Wearing Klamby, Khanaan, hingga ButtonscarvesxBenang Jarum. Jenama-jenama top dalam negeri ini juga akan ambil bagian di JMFW 2023 yang akan digelar 20-22 Oktober 2022 bersamaan dengan perhelatan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 Tahun 2022 di ICE BSD, Tangerang, Banten.

 

JMFW merupakan platform yang dibentuk Kementerian Perdagangan melalui Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan fesyen muslim Indonesia.

 

Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan yang hadir dalam acara dialog dengan para desainer dari delapan jenama tersebut mengungkapkan pentingnya untuk merambah ke pasar internasional. "Pasar dalam negeri itu penting, tapi ini saatnya untuk go global," tutur Zulkifli.

 

Lebih lanjut, ia menyampaikan jika kearifan lokal menjadi modal penting bagi Indonesia untuk meraih pasar tersebut. "Beragam kain tradisional Indonesia dengan nilai filosofis menjadi sumber kreativitas bagi para desainer dan pelaku usaha fesyen muslim Indonesia yang tidak dimiliki negara lain," tambahnya.

 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor fesyen muslim pada semester I tahun 2022 tercatat sebesar USD 2,85 miliar atau naik 39,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 2,04 miliar. Sedangkan tahun 2021, ekspor fesyen muslim Indonesia tercatat sebesar USD 4,68 miliar atau naik 12,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 4,16 miliar. Namun, Indonesia masih berada pada posisi ke-13 eksportir pakaian muslim dunia, dengan pangsa berkisar 1,86 persen, atau berada di bawah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Bangladesh, dan Vietnam.

 

Lima besar negara tujuan ekspor fesyen muslim Indonesia yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, dan Korea Selatan.  Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumsi fesyen muslim tidak selalu di negara-negara Asia dan Afrika, tetapi juga di Amerika dan Eropa.

 

Sejalan dengan upaya membuka akses pasar, Zulkifli mengungkapkan akan melakukan Rapat Paripurna dengan anggota DPR dalam rangka pengesahan perjanjian kerja sama perdagangan internasional, yaitu Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Pengesahan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement/RCEP) dan RUU tentang Pengesahan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea (Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement /IK-CEPA).

 

"Melalui perjanjian perdagangan, pemerintah membuka 'jalan tol' bagi produk Indonesia untuk menembus pasar global tanpa hambatan. Diharapkan para pelaku usaha, termasuk di sektor fesyen muslim dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan hasil perjanjian perdagangan sebaik-baiknya," tegasnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, desainer Ivan Gunawan menyampaikan kendala soal material. "Saya 90 persen bahan dasar dari lokal. Bahan-bahan yang sifatnya unik di Indonesia juga masih bisa dibilang sangat kurang. Indonesia kaya sekali dengan motif wastra dan bordir, tapi kalau bicara jualan kalau kita pake batik, songket, wastra itu harganya 3 juta lebih. Dengan ini, jadinya yang bisa beli market kita menengah ke atas sedangkan market kita dari A-Z," jelasnya.

 

Ia juga menyampaikan bahwa dibutuhkan tim marketing dari Indonesia untuk jenama lokal yang memamerkan karya busananya di luar negeri. "Fungsinya marketing jadi PR (public relation) kita ke buyer dan multi brand store di luar negeri," katanya. Selain itu, ia juga berharap peragaan busana jenama Indonesia bisa dilakukan berkelanjutan agar lebih bergaung. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya