Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
Jejak kaki manusia pemburu-pengumpul di zaman es baru-baru ini ditemukan di sebuah gurun di Amerika Serikat. Temuan ini memberi pencerahan baru tentang penghuni manusia paling awal di Amerika Utara.
Lusinan jejak fosil yang ditemukan di dasar sungai yang mengering di negara bagian barat Utah mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang bagaimana penghuni asli benua itu hidup lebih dari 12.000 tahun yang lalu, tepat saat planet beku ini mulai mencair.
Fosil-fosil itu ditemukan secara tidak sengaja oleh duia peneliti Daron Duke dan Thomas Urban melewati wilayah Pangkalan Angkatan Udara Hill. Ketika itu, mereka kebetulan sedang membicarakan tentang jejak kaki manusia di zaman es.
"Kami berbicara tentang 'seperti apa mereka?' Dan dia (Urban) berkata: Seperti itu, sambal menunjuk di luar jendela.'" ujar Duke kepada AFP.
Apa yang ditemukan kedua pria itu ternyata adalah 88 cetakan kaki berbeda yang ditinggalkan oleh campuran orang dewasa dan anak-anak.
"Mereka bervariasi antara hanya tampak seperti bercak yang berubah warna di tanah dan ... sembulan potongan-potongan kecil tanah di sekitar mereka atau di atasnya. Tapi mereka terlihat seperti jejak kaki," kata Duke.
Setelah itu, para peneliti menggali dengan sangat hati-hati (terkadang berbaring tengkurap) untuk memastikan bahwa apa yang mereka lihat setua kelihatannya.
"Apa yang saya temukan adalah kaki telanjang orang ... yang telah melangkah ke perairan dangkal di mana ada lapisan lumpur," jelas Duke.
"Begitu mereka menarik kaki mereka keluar, pasir memenuhi itu dan telah mengawetkannya dengan sempurna."
Duke, dari Far Western Anthropological Research Group yang berbasis di Nevada, telah berada di daerah itu untuk mencari bukti api unggun prasejarah yang dibangun oleh suku Shoshone, suku asli Amerika yang keturunannya masih tinggal di wilatah barat benua tersebut.
Duke mengajak Urban arekeolog dari Cornell University karena keahliannya dalam mengungkap bukti manusia purba, termasuk penemuan jejak manusia di Taman Nasional White Sands New Mexico yang diperkirakan berusia hingga 23.000 tahun.
Fosil-fosil baru dan jejak kaki manusia yang ditemukan di Utah ini menambah kekayaan temuan lain dari daerah tersebut, termasuk alat-alat batu, bukti penggunaan tembakau, tulang burung, dan sisa-sisa api unggun. Temuan ini sekaligus menambah catatan dan bukti yang lebih lengkap mengenai kehadiran suku Shoshone yag berpinak di wilayah tersebut mulai 13.000 tahun yang lalu.
"Ini adalah penduduk asli Amerika Utara, di sinilah mereka tinggal sampai sekarang," kata Urban.
Baginya, secara pribadi, menemukan jejak kaki ini telah menjadi titik tertinggi dalam kariernya.
"Begitu menyadari bahwa saya sedang menggali jejak manusia, saya melihat jari-jari kaki, saya melihat benda itu dalam kondisi bersih ... saya terpesona olehnya," katanya.
"Tidak ada yang mengalahkan rasa kekaguman atas temuan ini, apalagi bagi seorang arkeolog," tukas Urban. (M-4)
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
UPAYA segera menindaklanjuti proses repatriasi sejumlah benda bersejarah ke tanah air merupakan bagian penting dalam pembangunan sektor kebudayaan nasional.
Pengetahuan tentang kriteria sebuah warisan zaman dulu dapat diklasifikasikan sebagai cagar budaya masih minim di tengah masyarakat Indonesia.
Pada Juli lalu, kolektor seni asal Australia, Michael Abbot telah menghibahkan enam lembar Al-Quran tulis tangan abad ke 17 kepada Museum Negeri NTB.
Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun.
Para sejarawan berharap pemulihan situs warisan dunia UNESCO ini dapat meringankan hubungan yang dirusak oleh sejarah masa lalu yang kelam antara kedua negara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved