Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-495 DKI Jakarta, ada beberapa nama jalan di Jakarta yang diubah dengan nama-nama tokoh Betawi. Gubernur Anies Baswedan meresmikan 23 nama jalan baru dengan nama-nama tokoh Betawi, termasuk di antaranya adalah para seniman peran. Sebelumnya, Jakarta sudah punya nama jalan Benyamin Sueb untuk menghormati kiprah sang seniman Betawi di dunia seni peran dan musik itu. Siapa saja mereka dan bagaimana kiprah keseniannya? berikut beberapa di antaranya yang kami sarikan dari berbagai sumber:
1. Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat
Sebelumnya, nama seniman peran sekaligus musikus Benyamin Sueb telah lebih dulu disematkan sebagai nama jalan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Pemberian nama jalan atas nama seniman serbabisa itu dilakukan pada 1995.
Penyematan nama Benyamin Sueb dilakukan atas dasar penghormatan kepada sang seniman di tempat kelahiran dan ia dibesarkan, Kemayoran.
2. Jalan Mpok Nori, Jakarta Timur
Jalan Mpok Nori menggantikan nama Jalan Bambu Apus di Jakarta Timur. Mpok Nori merupakan komedian dan seniman lenong Betawi. Ia mulai dikenal publik secara luas saat terlibat dalam serial Pepesan Kosong yang mengudara pada 1993-1995.
Ia kemudian beberapa kali juga tampil di acara-acara televisi dan beberapa kali bermain di film layar perak, di antaranya Get Married 2 dan 3, Malam Suro di Rumah Darmo, dan Si Jago Merah.
Selain itu, tentunya penghormatan untuk mengenang Mpok Nori yang wafat pada 3 April 2015 juga melihat dari kiprahnya menghidupi kesenian tradisional termasuk lenong dan tari. Ia mendirikan grup lenong Sinar Noray dan grup topeng Betawi Gang Makyong.
3. Jalan H Bokir Bin Dji’un
Nama Jalan H. Bokir Bin Dji’un menggantikan nama Jalan Raya Pondok Gede yang terletak di Jakarta Timur. Bagi generasi 90-an mungkin akrab dengan nama Bokir lantaran ia kerap muncul di film-film horor yang dibintangi Suzanna.
Bokir wafat pada 18 Oktober 2022. Ia sendiri mengawali karier aktingnya sebagai pemain topeng Betawi pimpinan bapaknya, Dji’un. Tapi pada 1963 Bokir membentuk grup topeng Betawinya sendiri, Setia Warga.
Nama Bokir mulai melejit saat tampil di TVRI pada 1975. Film debutnya adalah Duyung Ajaib (1978) yang disutradarai Benyamin Sueb. Ia juga tampil di film Betty Bencong Slebor yang disutradarai Benyamin. Ia juga muncul di film Warkop DKI, IQ Jongkok (1981), Beberapa filmnya bersama ratu horor Suzanna di antaranya adalah Telaga Angker (1984), Malam Satu Suro (1988), Ratu Buaya Putih (1988), dan Titisan Dewi Ular (1990).
4. Jalan M. Mashabi, Jakarta Pusat
Jalan M. Mashabi menggantikan nama jalan Kebon Kacang Raya sisi Utara di Jakarta Pusat. Mashabi merupakan musikus melayu pada era 1950-an dan 1960-an.
Mashabi dianggap sebagai salah satu pelopor melayu gaya baru dengan rombakan yang dilakukan. Tema-tema populer mulai menjadi bahasan, tempo lagu lebih cepat, dan gaya bermusiknya juga disebut sebagai perubahan menuju bentuk dangdut modern yang dikenal saat ini.
Beberapa lagu yang mungkin populer meski namanya kurang familiar di antaranya adalah Ketjewa yang dibawakan ulang Iis Dahlia dalam judul Kecewa. Ia juga menciptakan lagu Ratapan Anak Tiri, yang kemudian menjadi film dan lagu tersebut menjadi lagu temanya.
Mashabi yang lahir di Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 1943 wafat di usia 24 tahun pada 1967. (M-4)