Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
WAKIL Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan pembentukan lembaga adat Betawi menyita waktu dan tidak mudah untuk diwujudkan. Kendati menjadi prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, namun hal itu masih dalam perencanaan.
"Sedang kita kejar perda tentang lembaga adat masyarakat Betawi. Itu soko gurunya. Nah untuk membuat lembaga ini, ini jujur nggak mudah," kata Rano saat ditemui di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (25/6).
Pria yang akrab dipanggil Bang Doel ini mengatakan, untuk mempersatukan sekian banyak kepentingan dari berbagai pihak tidaklah mudah. Oleh karena itu lembaga adat harus segera menjadi wadah seluruh seniman dan budayawan di Jakarta.
Lebih lanjut, menggapai soal hasil survei Litbang Kompas yang mengatakan 50 persen responden mengaku tidak puas dengan perhatian Pemprov Jakarta terhadap pekerja seni Betawi, sedangkan 45,6 persen lainnya mengaku puas, Rano mengatakan dirinya akan terus berusaha untuk memperhatikan para seniman Betawi.
Rano menegaskan sebagai pejabat baru yang belum genap empat bulan menjabat, dirinya tidak bisa langsung memenuhi semua ekspektasi. Namun, ia yakin masyarakat bisa memahami maksud baik di balik upayanya.
Meskipun demikian, Rano juga mengingatkan bahwa Jakarta adalah kota multikultural yang dihuni oleh berbagai suku bangsa sehingga perhatian terhadap budaya lain juga perlu diimbangi.
“Saya ingatkan, Jakarta ini bukan hanya milik Betawi. Kita harus adil kepada semua kebudayaan yang ada di Jakarta. Nah jadi artinya, itu yang sedang kita siapkan,” kata Rano. (Far/M-3)
Pilihan tajuk lomba ‘Surakarta Berbudaya’ sebagai semangat menjaga kearifan lokal.
PAGELARAN Sabang Merauke kembali hadir tahun ini. Kali ini, dengan skala yang lebih megah dengan tema Indonesian Broadway
SENIMAN visual Muklay, yang dikenal lewat karya pop penuh warna cerah dan keceriaan, menampilkan pergeseran dalam karyanya. Kini, dia menghadirkan karakter-karakter baru
TIGA seniman Indonesia berkolaborasi. Mereka ialah Mohammad Taufiq (Emte), Erin Dwi, dan Evieriel. Kolaborasi ketiga ilustrator itu berupaya menyampaikan pesan persatuan dan harapan.
DUA seniman Tanah Air, Agus Wicak dan Zakimuh menggelar pameran tunggal bertajuk Bio Diversity dan Parodi. Pameran ini menyatukan dua kekuatan visual yang saling mengkritisi zaman.
Pentas malam itu melibatkan banyak seniman, mulai dari Ayodya Sanggar Seni, W.O. Tresna Budaya, Wayang Bocah Kusuma Indria, serts lebih dari 10 sanggar seni yang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved