Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Akan ada fenomena langka di langit mulai pekan ini. Lima planet yakni Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus akan berada dalam satu garis sejajar hingga 30 Juni 2022, setelah terakhir terjadi pada 5 Maret 1864. Ini fenomena langka yang disebut sebagai konjungsi multiplanet dan tidak berbahaya. Masyarakat Indonesia pun bisa menyaksikannya lewat teleskop.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, di antara susunan fenomena 5 planet sejajar itu, akan ada kemunculan bulan yang berfungsi sebagai penanda posisi planet Bumi.
Lima planet ini akan tampil di langit sesuai urutan mereka mengelilingi Matahari. Jika diurut dari timur ke utara cakrawala, urutannya adalah Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Sedangkan Bulan akan masuk ke dalam urutan tersebut yang dimulai dari 23 sampai 25 Juni. Dan waktu terbaik untuk melihat fenomena langit ini adalah sekitar 45 menit sebelum matahari terbit, seperti dilansir dari Space.com (16/5).
Masyarakat yang ingin melihat fenomena sejajarnya kelima planet tersebut secara langsung harus menunggu hingga paruh kedua malam hari hingga sebelum subuh.
Saturnus akan menjadi planet pertama yang muncul sebelum tengah malam, planet ini akan tampak cerah dengan warna kuning keputih-putihan. Cincin planet ini bisa dilihat jika memakai teleskop kecil dengan kekuatan pembesaran paling tidak 30 kali. Tempat terbaik untuk melihatnya ada di langit bagian tenggara.
Setelah Saturnus, ada Jupiter yang akan mulai tampak pada sekitar pukul 1 pagi. Wujud planet besar itu dalam fenomena planet sejajar adalah muncul ke kuadratur barat (90 derajat barat matahari) pada tanggal 29 Juni.
Mars bakal menyusul dan terbit di timur sesaat sebelum pukul 2 pagi waktu setempat. Mars akan bersinar dengan magnitudo 0.5 yang menyamai Achernar, bintang paling terang kesembilan di langit Bumi. Seseorang akan mengenali Mars dengan rona oranye-kuningnya yang khas.
Planet berikutnya yang akan melengkapi urutan tersebut adalah Venus, yang muncul sekitar pukul 3:30 pagi pada magnitude -3.9, sehingga Venus mengungguli pesaing terdekatnya dalam kecemerlangan atau sinarnya, Jupiter atau lebih bersinar sekitar empat kali lipat darinya.
Teropong atau teleskop akan membantu menunjukkan gugus bintang Pleiades 9 derajat ke kiri Venus sebelum senja pagi menjadi terlalu terang.
Dan yang terakhir adalah Merkurius yang berada pada elongasi terbesarnya, 23 derajat barat matahari, pada magnitudo 0.6. Ia berada di 10 derajat lebih rendah sebelah kiri dari Venus. Ini akan membuatnya sedikit terlihat dengan mata telanjang di posisi sangat rendah di timur - timur laut sekitar 30 hingga 40 menit sebelum matahari terbit.
Untuk Bulan, satelit Bumi itu melengkapi urutannya mulai 18 Juni dan berada di sebelah kanan lebih rendah dari Saturnus. Namun letak Bulan tidak seterusnya demikian. Pada 21 Juni, Bulan akan berpindah lima derajat lebih rendah di sebelah kanan Jupiter.
Sehari berikutnya, Bulan kembali bergerak lima derajat ke sebalah kanan Mars. Pada 23-25 Juni, bulan sabit, sebagai representasi Bumi, akan muncul di antara Mars dan Venus.
Planet-planet tata surya mengorbit matahari dalam bidang yang sangat sempit, yang berarti bahwa jika dilihat dari Bumi, mereka tampak berada dekat dengan garis imajiner di langit yang disebut ekliptika. (M-2)
Ketika terjadi badai matahari, geomagnet, dan ionosfer dalam intensitas kecil, sedang, atau besar, salah satu dampaknya dapat menurunkan akurasi posisi GPS.
WAHANA antariksa Gaia milik Badan Antariksa Eropa, yang selama ini telah bertugas memetakan galaksi Bima Sakti, kini telah menyelesaikan fase pengamatan bintangnya.
Pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan misi wahana pendarat bulan, Blue Ghost, berhasil diluncurkan dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center, Florida, 15 Januari 2025 lalu.
Jules Verne, penulis asal Prancis, menjadi pelopor dalam memprediksi perkembangan teknologi masa depan.
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun penuh dengan misi antariksa ambisius dari berbagai negara yang akan membuka babak baru dalam pengetahuan dan inovasi.
JWST menangkap citra dua bintang sekarat yang dikelilingi pusaran debu kosmik membentuk pola spiral indah.
Para astronom menemukan Midpoint Cloud, awan molekul raksasa sepanjang 200 tahun cahaya di Bima Sakti.
Studi terbaru Universitas Durham mengungkap kemungkinan 80–100 galaksi satelit tersembunyi di sekitar Bima Sakti.
Peluang tabrakan galaksi Bima Sakti dan Andromeda kini diprediksi hanya 50% dalam 10 miliar tahun ke depan.
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Galaksi Bima Sakti, Jenis & Posisi di Alam Semesta. Jelajahi Galaksi Bima Sakti: jenis, posisi uniknya di alam semesta, dan fakta menarik lainnya. Temukan keajaiban kosmos!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved