Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
STUDI terbaru menunjukkan Galaksi Bima Sakti mungkin dikelilingi 80 - 100 galaksi satelit tambahan yang belum ditemukan. Tim dari Universitas Durham di Inggris menggunakan simulasi superkomputer dan teknik pemodelan matematis untuk mengidentifikasi galaksi "yatim piatu," yang sulit diamati sebelumnya.
Penemuan ini dapat mendukung teori Lambda Cold Dark Matter (LCDM), yang menjelaskan struktur alam semesta dan pembentukan galaksi.
Menurut model LCDM, materi biasa hanya menyusun 5% dari alam semesta, sementara 25% adalah materi gelap dingin dan 70% adalah energi gelap. Galaksi umumnya terbentuk di pusat kumpulan materi gelap yang dikenal sebagai halo.
Namun, model ini menghadapi tantangan karena seharusnya ada lebih banyak galaksi pendamping Bima Sakti daripada yang sudah terkategori. Galaksi-galaksi ini, yang dianggap "hilang," adalah galaksi redup yang terlepas dari halo materi gelap Bima Sakti karena gravitasi.
Para peneliti di Durham berhasil melacak jumlah dan sifat dari galaksi yatim piatu ini, menunjukkan lebih banyak galaksi satelit seharusnya dapat ditemukan. Mereka berharap perangkat baru seperti kamera LSST dari Observatorium Rubin dapat membantu mendeteksi galaksi yang sangat redup ini untuk pertama kalinya.
Model LCDM telah menjadi dasar utama untuk memahami evolusi dan struktur alam semesta, tetapi data terbaru mengungkapkan tantangan baru terkait galaksi katai. Peneliti di Durham berpendapat simulasi galaksi saat ini tidak cukup akurat untuk mengikuti perkembangan galaksi redup di sekitar Bima Sakti.
Tim peneliti menggabungkan simulasi superkomputer dengan model analitis untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka menggunakan simulasi Aquarius yang memberikan detail tinggi tentang halo materi gelap Bima Sakti.
Kombinasi ini menunjukkan bahwa halo materi gelap, tempat galaksi satelit tinggal, telah ada selama sebagian besar usia alam semesta, tetapi telah mengalami pengikisan, membuat galaksi-galaksi menjadi kecil dan redup.
Penelitian memperkirakan bahwa total galaksi satelit di sekitar Bima Sakti bisa mencapai 80 hingga 100 lebih banyak dari yang diketahui saat ini. Para peneliti percaya bahwa menemukan galaksi-galaksi ini akan mendukung teori LCDM tentang pembentukan galaksi dan memberikan wawasan lebih dalam tentang kekuatan fisika dan matematisnya.
Profesor Carlos Frenk dari Universitas Durham mengungkapkan harapan bahwa penemuan ini akan menjadi pencapaian besar bagi teori LCDM, yang dapat diverifikasi melalui teknologi pengamatan canggih. (SciTechDaily/Z-2)
Pengamatan terbaru terhadap dua galaksi spiral yang tengah bertabrakan, memberikan gambaran mengenai apa yang mungkin dialami Bima Sakti dan Andromeda.
3I/ATLAS memiliki perbedaan dibandingkan dengan dua objek antarbintang sebelumnya, 1I/'Oumuamua dan 2I/Borisov, dalam hal ukuran yang lebih besar dan usia yang lebih lanjut.
Astronom menemukan awan gas raksasa sepanjang 200 tahun cahaya di Bima Sakti, yang mengungkap proses pembentukan bintang dan aliran material ke inti galaksi.
Tata surya kini kedatangan tamu tak diundang yang sedang bergerak cepat menuju kita dalam perjalanan searah melintasi ruang angkasa kita.
Fotografer Aaron Watson berhasil mengabadikan nightglow, jenis airglow langka yang memancarkan cahaya hijau di atas Colorado.
Ilmuwan usulkan dua teori baru materi gelap: sektor gelap dengan lubang hitam mini dan radiasi Hawking dari cakrawala kosmik awal alam semesta.
Para ilmuwan mengusulkan keberadaan bintang unik bernama dark dwarf, yang memanfaatkan energi dari materi gelap.
Teleskop James Webb merilis citra terbaru Bullet Cluster, mengungkap interaksi unik materi gelap dan gas panas dari tabrakan galaksi.
Penelitian terbaru ungkap bintang supermasif di alam semesta melepaskan massa lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya melalui angin bintang ekstrem.
Ilmuwan temukan lubang hitam supermasif sebagai akselerator partikel alami dengan energi luar biasa, membuka peluang baru memahami materi gelap yang selama ini sulit terdeteksi LHC.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved