Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SEKARANG ini di anak-anak, bermain lebih umum diartikan sebagai bermain gim atau permainan daring lainnya. Kegiatan bermain di ruang terbuka atau yang melibatkan interaksi fisik, seperti bersepeda, memanjat pohon, atau sekadar melompat-lompat, justru bukan lagi hal umum.
Kondisi itu pun membangkitkan pertanyaan pada tim peneliti di University of Exeter, Inggris. Mereka ingin mengungkapkan mengenai pentingnya permainan fisik langsung bagi anak-anak. Mereka meyakini jika permainan semacam itu memiliki dampak baik, termasuk terhadap kesehatan mental anak.
Penelitian dilakukan dengan mewawancarai 2500 orangtua dari anak berusia 5 – 11 tahun. Hasil studi mereka telah diterbitkan di jurnal Child Psychiatry and Human Development.
Berdasarkan keterangan orantua, tim menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu bermain di luar memiliki lebih sedikit masalah internalisasi, yang ditandai dengan kecemasan dan depresi. Anak-anak itu juga lebih positif selama penguncian covid-19 pertama.
Efeknya relatif kecil seperti yang diharapkan mengingat berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan mental anak-anak. Namun, hasilnya konsisten bahkan setelah tim memperhitungkan berbagai variabel demografis termasuk jenis kelamin anak, usia, status pekerjaan orangtua dan lain-lain, serta kesehatan mental orangtua. Studi di kelompok Inggris Raya juga menemukan bahwa efeknya lebih terasa pada anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah daripada mereka yang tumbuh di rumah tangga berpenghasilan tinggi.
"Kami lebih peduli dari sebelumnya tentang kesehatan mental anak-anak, dan temuan kami menyoroti bahwa kami mungkin dapat membantu melindungi kesehatan mental anak-anak dengan memastikan mereka memiliki banyak kesempatan untuk bermain petualangan," kata Helen Dodd, Profesor Psikologi Anak di University of Exeter, yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip dari sciencedaily.com, Jumat (20/5).
"Ini benar-benar positif karena bermain itu gratis, naluriah, dan bermanfaat bagi anak-anak, tersedia untuk semua orang, dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Kami sekarang sangat perlu berinvestasi dan melindungi ruang alami, (seperti) taman dan taman bermain petualangan yang dirancang, untuk mendukung kesehatan mental anak-anak kita," lanjutnya.
Sementara itu, Paskins, Director of UK Impact at Save the Children, mengatakan setiap anak membutuhkan dan berhak mendapatkan kesempatan untuk bermain. Penelitian penting ini menunjukkan bahwa ini bahkan lebih penting untuk membantu anak-anak berkembang setelah semua batasan yang mereka lewatkan selama covid-19.
Lebih banyak bermain, lanjutnya, berarti lebih banyak kebahagiaan dan mengurangi kecemasan dan depresi. Itulah sebabnya Save the Children mendukung kampanye Summer of Play yang menyatukan organisasi dari seluruh negeri untuk menjanjikan dukungan mereka agar anak-anak dapat bersenang-senang, menghabiskan waktu bersama teman, dan menikmati kebebasan.
Menyambut temuan tersebut, Jacqueline O'Loughlin, Chief Executive PlayBoard NI mengungkapkan penelitian ini menekankan pentingnya permainan petualang. Anak-anak dan remaja membutuhkan kebebasan dan kesempatan untuk menghadapi tantangan dan risiko dalam petualangan menyenangkan mereka sehari-hari.
Lebih lanjut, ia menuturkan hal ini terlihat jelas dari temuan penelitian bahwa bermain, mengambil risiko, dan mengalami kegembiraan di luar ruangan memberikan kontribusi positif bagi kesehatan mental dan kesejahteraan emosional anak-anak. Membiarkan anak-anak mengatur diri sendiri dan mengelola tantangan dalam permainan mereka memberikan manfaat besar. Permainan petualangan membantu anak-anak untuk membangun ketahanan yang dibutuhkan untuk mengatasi, dan mengelola stres dalam situasi yang menantang.
Orangtua dapat memberikan permainan petualangan yang disesuaikan dengan anak. Beberapa contoh kegiatan petualangan yang tidak memerlukan biaya diantaranya pergi jalan-jalan obor dalam kegelapan, menjelajahi hutan sendirian atau bersama teman, berkemah semalaman, berenang atau mendayung di sungai atau danau, melompat dari ayunan, mencoba keterampilan baru di skateboard, sepatu roda, atau bersepeda, dan membuat rintangan di dalam atau di luar ruangan. (M-1)
Baby blues merupakan kondisi yang terjadi akibat perubahan hormon, kelelahan serta mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu.
Media sosial dapat memperburuk kondisi emosional penderita bipolar. Ketahui tiga dampak negatif utamanya.
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Kesepian dapat memperburuk kondisi diabetes dengan meningkatkan stres dan kadar hormon kortisol, yang mengganggu sensitivitas insulin.
Kamar mandi kini dipandang tidak lagi sebagai ruang fungsional semata, melainkan sebagai bagian penting dalam mendukung kesehatan mental dan pemulihan diri.
Merasa seperti sedang diawasi meski sendirian? Pelajari penyebab ilmiah dan pentingnya intervensi dini untuk menjaga kesehatan mental.
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Gejala awal pneumonia pada anak sering disalahartikan sebagai batuk pilek biasa, sehingga tidak jarang kondisi ini disepelekan begitu saja.
Anak-anak yang tumbuh bersama ayah yang aktif secara fisik cenderung memiliki perkembangan fisik yang kuat.
Pola makan bergizi seimbang bisa mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan yang memuat proporsi nasi, sayur, lauk hewani, dan buah sebagai acuan yang mudah diterapkan di rumah.
PHBS ini sebenarnya utamanya untuk anak-anak usia sekolah, karena biasanya mereka sudah dikasih untuk makan bekal sendiri, jadi sudah dilepas sama orangtua.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved