Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg bakal merilis sebuah buku mengenai krisi iklim. Buku yang akan diluncurkan pada musim gugur ini bertujuan memaparkan ikhtisar global tentang bagaimana banyak krisis di planet ini terhubung.
“Saya telah memutuskan untuk menggunakan platform saya untuk membuat sebuah buku berdasarkan ilmu pengetahuan terbaik yang tersedia saat ini, sebuah buku yang mencakup krisis iklim, ekologi, dan keberlanjutan secara holistik,” kata Thunberg dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir The Guardian, Jumat (1/4).
“Karena krisis iklim, tentu saja, hanyalah gejala dari krisis keberlanjutan yang jauh lebih besar. Harapan saya adalah bahwa buku ini bisa menjadi semacam sumber untuk memahami berbagai krisis yang berbeda dan saling berhubungan erat ini.”
Dalam The Climate Book, yang akan dicetak oleh penerbit Penguin ini, Thunberg telah mengumpulkan lebih dari 100 kontributor, mulai dari ilmuwan Johan Rockström dan Katharine Hayhoe, hingga ekonom Thomas Piketty, dan novelis Margaret Atwood. Perempuan berusia 19 tahun ini juga membagikan apa yang telah dia pelajari dari pengalamannya sendiri sebagai aktivis lingkungan.
Secara khusus, dia juga membahas prevalensi greenwashing, dan mengungkapkan sejauh mana kita tidak mengetahui masalah ini.
“Saat ini, kami sangat membutuhkan harapan”, kata Thunberg. "Tapi harapan bukan tentang berpura-pura bahwa semuanya akan baik-baik saja."
Untuk diketahui, Greenwashing adalah strategi komunikasi atau pemasaran satu perusahaan (biasanya industri fesyen) untuk memberikan citra yang ramah lingkungan, baik dari segi produk, nilai, maupun tujuan perusahaan tanpa benar-benar melakukan kegiatan yang berdampak bagi kelestarian lingkungan. Klaim itu kenyataannya hanya untuk menaikkan keuntungan perusahaan tersebut.
Dia menambahkan: “Bagi saya, harapan bukanlah sesuatu yang diberikan kepada Anda, itu adalah sesuatu yang harus Anda hasilkan, ciptakan. Itu tidak dapat diperoleh secara pasif, sekadar menunggu orang lain melakukan sesuatu. Harapan adalah mengambil tindakan.”
Sejak 2018, ketika Thunberg, yang saat itu berusia 15 tahun, memulai pemogokan di sekolahnya yang sekarang terkenal. Remaja Swedia itu telah menyerukan tindakan yang serius untuk mengatasi krisis iklim. Dia telah menjadi selebritas dunia dan tokoh komunitas aktivis lingkungan, menjadi Person of the Year termuda pada 2019 oleh majalah Time dan dinominasikan tiga kali untuk hadiah Nobel perdamaian.
Dia sebelumnya telah menerbitkan tiga buku, dua ditulis bersama oleh orang tua dan saudara perempuannya: Scenes from the Heart dan Our House Is on Fire, dan satu kumpulan pidato, No One Is Too Small to Make a Difference.
“Greta telah membuktikan dirinya sebagai salah satu penulis baru kami yang terbaik dan paling menggembleng”, kata Chloe Currens, editor Thunberg di Penguin. “Dalam serangkaian bab yang tajam, berwawasan luas, dan penuh semangat, yang menyatukan bagian-bagian buku yang berbeda, dia membagikan pengalamannya sendiri dan menanggapi apa yang dia pelajari.” (M-4)
KEMENTERIAN Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menegaskan komitmennya dalam mengatasi polusi plastik pada forum internasional.
Penyelenggaraan trail run memberi multiplier effect bagi sektor perekonomian daerah.
Karena hormon oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu perlu merasa nyaman, diterima, dan didukung secara emosional, terutama pada masa menyusui.
Menyusui adalah salah satu solusi alami yang ramah lingkungan, karena mengurangi ketergantungan terhadap susu formula dan juga kemasan plastik.
Penelitian Universitas Negeri Ohio ungkap warga yang tinggal dekat laut punya harapan hidup lebih panjang. Faktor lingkungan dan sosial jadi kunci utama.
Pada ajang ESG Award by Kehati 2025, BRI Ventures, perusahaan modal ventura milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), meraih penghargaan Best Investor on Impact Investment.
Studi Nature ungkap pemanasan global tingkatkan fotosintesis darat, tapi lemahkan produktivitas laut. Hal itu berdampak pada iklim dan rantai makanan global.
Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.
Riset terbaru mengungkap pemanasan global membuat ribuan meteorit tenggelam di bawah es Antartika setiap tahun.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved