Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia Kembali Raih Akreditasi UNESCO

Putri Rosmalia
11/3/2022 07:35
Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia Kembali Raih Akreditasi UNESCO
UNESCO kembali memberi akreditasi pada Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Indonesia.(AFP)

ASOSIASI Tradisi Lisan (ATL) atau Oral Traditions Association Indonesia berhasil mempertahankan akreditasi internasional United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). ATL kembali mengukuhkan posisi sebagai mitra dalam memelihara warisan budaya tak benda sesuai Konvensi 2003.

Keputusan tersebut diambil oleh UNESCO lewat sidang ICH (Intangible Cultural Heritage) UNESCO secara daring dengan tuan rumah di Paris pada Desember 2021 lalu. Dengan penetapan tersebut peran ATL diharapkan akan lebih kuat dan mulus dalam memperjuangkan upaya pelestarian warisan budaya tak benda atau tradisi lisan di Nusantara. 

Ketua Umum ATL, Pudentia MPSS, mengatakan akreditasi tersebut merupakan sebuah hal yang diraih ATL lewat usaha konkret dan komitmen dalam menjalankan berbagai program untuk menjaga tradisi lisan di Nusantara. Tak hanya oleh seluruh anggota ATL di Jakartam tetapi juga di 20 daerah Indonesia.

“Kami harus bisa memperlihatkan bahwa kami melakukan implementasi dari perlindungan warisan budaya yang ditetapkan 2003. Apa yang kami lakukan ternyata bisa diterima dan dianggap masuk dalam kriteria mereka,” ujar Pudentia, ketika dihubungi, Kamis, (10/3).

Pudentia mengatakan, setiap tahunnya ATL selalu melakukan berbagai program dan kegiatan yang terstruktur terkait tradisi lisan di berbagai wilayah Indonesia. Mulai dari pemberian kuliah mengenai tradisi lisan dan pengelolaannya di beberapa universita, hingga menulis buku dan membuat film sebagai salah satu bentuk perlindungan. “Lalu kami juga melakukan pelatihan atau bimtek dan juga revitalisasi,” tambahnya.

Selain itu, dijelaskan Pudentia, ATL setiap dua tahun sekali juga menyelenggarakan Seminar Internasional dan Festival Tradisi Lisan Nusantara. Dalam kegiatan itu pegiat tradisi lisan dari berbagai wilayah Indonesia dan juga negara lain tak hanya akan terlibat dalam pembahasan tetapi juga akan menampilkan berbagai tradisi lisan yang mereka kuasai atau tekuni.

“Jadi selain dilakukan kajian, kami juga menghadirkannya langsung agar dapat dilihat tak hanya dibicarakan. Karena tradisi lisan ini kalau hanya dikaji tidak dihadirkan kan akan sulit bagi orang lain membayangkannya. Sebaliknya kalau hanya fokus dipentaskan saja tidak dikaji dan dibuat kajiannya dalam bentuk buku misalnya lama-lama akan hilang juga. Itu mengapa dalam kegiatan kami ada kajian dan juga ada pementasan,” ujarnya.

Seminar Internasional dan Festival Tradisi Lisan Nusantara dikatakan Pudentia akan dilakukan tahun ini di Jakarta. Tepatnya sekitar bulan September mendatang.

Sementara itu, saat ini ATL juga tengah berfokus pada upaya pengajuan tari Makyong sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Tari Makyong merupakan salah satu tarian khas masyarakat Melayu yang banyak ditampilkan masyarakat Sumatera. 

“Malaysia sudah mengajukan, kami juga akan mengajukan. Karena kita juga punya Makyong, rencananya mau kita usulkan sebagai tambahan selain yang berasal dari Malaysia,” jelas Pudentia.

Sebelumnya pada 2020, ATL berhasil membawa pantun hingga menjadi warisan budaya tak benda UNESCO. Penetapan itu diraih setelah proses panjang yang memakan waktu bertahun-tahun. Pantun ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia dan Malaysia secara bersama. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya