Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Sebumi Inisiasi Gerakan Reforestasi untuk Kurangi Dampak Krisis Iklim

Nike Amelia Sari
13/12/2021 17:33
Sebumi Inisiasi Gerakan Reforestasi untuk Kurangi Dampak Krisis Iklim
Gerakan menanam pohon di anggota Sebumi bersama Papatong Artspace, Perhutani BKPH Pangalengan, Yayasan Budiasih, dan Kodam Siliwangi.(Dok Sebumi)

Untuk berkontribusi dalam mengurangi dampak krisis iklim, organisasi konservasi gaya hidup berkelanjutan, Sebumi, membuat program bertajuk reforestasi atau penanaman hutan kembali. Kegiatan reforestasi ini dilakukan dengan menanam 18.000 pohon secara berkelanjutan.

Penanaman pohon ini guna mengurangi emisi karbon minimal 50 ton karbondioksida (CO2) hingga maksimal 18.000 ton CO2 sehingga tercapainya FOLU (Forest and Other Land Uses) Net Carbon Sink pada akhir 2030 mendatang.

Folu Net Sink ialah keadaan saat sektor lahan dan hutan menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan sedangkan Carbon net sink merupakan penyerapan karbon bersih yang merujuk pada penyerapan jumlah emisi karbon yang lebih banyak ketimbang yang dilepaskan.

Dalam siaran persnya, organisasi ini menyebut gerakan reforestasi yang mereka usung dinamakan dengan Wanawasa Project dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon. Wanawasa Project mengusung konsep kolaborasi berkelanjutan yang melibatkan mitra lokal dari setiap lokasi gerakan reforestasi. Lokasi awal untuk melakukan gerakan ini ialah Situ Cisanti atau titik 0 Km dari Sungai Citarum dengan menanam 1.000 pohon di lahan seluas satu hektar.

Pemilihan lokasi ini dilatarbelakangi karena Situ Cisanti dikategorikan sebagai salah satu kawasan hutan produksi serta lokasi yang diresmikan Presiden Jokowi sebagai salah satu titik penting revitalisasi Sungai Citarum.  

Tak hanya itu, Situ Cisanti ini memiliki tujuh sumber mata air yang sakral dan menjadi hulu dari Sungai Citarum, sungai terbesar dan terlebar di Jawa Barat. Ada pula Waduk Jatiluhur yang membendung sungai Citarum yang berkontribusi menyumbang sekitar 80% suplai air bersih ibu kota DKI Jakarta.

Namun, kondisi tutupan hulu Sungai Citarum mengalami penurunan sangat drastis dengan data sekitar 27.966 hektar pada 2000 menjadi 4.566 hektar pada 2009. Angka penurunan drastis ini disebabkan oleh penebangan pohon yang banyak dilakukan sehingga menyebabkan kurangnya pasokan air bersih karena berkurangnya daerah-daerah resapan air. Sebab itu, penanaman kembali hutan sangat dibutuhkan di lokasi ini.

Maka dari itu, Wanawasa Project akan melakukan kegiatan penanaman di tiga titik yaitu pinggiran Situ Cisanti, area Bukit Sektor 1 dan kawasan penyangga sektor 23. Gerakan reforestasi ini tak hanya dilakukan oleh Sebumi, melainkan juga berkolaborasi bersama Papatong Artspace, Perhutani BKPH Pangalengan, Yayasan Budiasih dan KODAM Siliwangi. Adapun penanaman awal jumlah bibit yang akan ditanam ditargetkan sebanyak 500 bibit tanaman kayu keras termasuk bibit kopi.  

Bibit kopi dipilih lantaran selain buahnya yang dapat dimanfaatkan, jenis tanaman vegetasi ini juga mampu berperan menahan terpaan derasnya air hujan di permukaan tanah sehingga dapat mencegah erosi dan meminimalisir terjadinya longsor. Sebanyak 300 bibit pohon kopi arabika ditanam di petak 73 yang berada di Sektor 23 pembibitan pada Minggu (12/12). (RO/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya