Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo melakukan penanaman sekitar 40 ribu pohon secara serentak di empat regional dan empat subholding perusahaan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang tahun ini mengangkat tema Land Restoration, Desertification and Drought Resilience.
Program tanam pohon ini merupakan bagian dari inisiatif Program Pelindo Communitree yang bertujuan memulihkan lingkungan pelabuhan dan kawasan sekitarnya, memperkuat perlindungan kawasan hijau pelabuhan (green belt), serta meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.
Direktur SDM dan Umum Pelindo Ihsanuddin Usman menjelaskan, penanaman puluhan ribu pohon ini bukan aksi simbolik semata, melainkan bagian dari komitmen berkelanjutan dalam pelestarian lingkungan.
“Kegiatan ini menjadi wujud konsistensi Pelindo dalam menjalankan program TJSL berbasis lingkungan yang berkelanjutan dan berdampak langsung ke masyarakat,” ujar Ihsanuddin, melalui keterangannya, Jumat (6/6).
Ihsanuddin mengungkapkan ekosistem pelabuhan memiliki peran penting dalam rantai logistik nasional. Namun, keberadaannya rentan terhadap tekanan lingkungan seperti polusi, abrasi, hingga kenaikan muka air laut. Maka dari itu, kata ia, pelestarian dan rehabilitasi kawasan hijau di sekitar pelabuhan menjadi kebutuhan strategis.
Selain penanaman pohon, Pelindo juga menyelenggarakan berbagai aktivitas bertema lingkungan, seperti penataan Kampung sekitar perusahaan dengan pendekatan pelestarian kawasan pesisir dan lomba pembuatan konten digital edukatif yang mengangkat isu-isu lingkungan. Seluruh kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal, sebagai bagian dari pendekatan kolaboratif Pelindo dalam pelaksanaan TJSL.
Berdasarkan data United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), lebih dari 100 negara saat ini terdampak degradasi lahan dan kekeringan, yang menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan dan sumber daya air. Indonesia, sebagai negara kepulauan tropis, menghadapi tantangan serupa terutama di wilayah pesisir. Dalam konteks ini, langkah Pelindo untuk merestorasi lingkungan melalui penanaman pohon dinilai selaras dengan seruan global untuk aksi nyata melawan degradasi lahan.
Lebih lanjut, Ihsanuddin menambahkan, penanaman pohon merupakan aktivitas yang memiliki dampak jangka panjang. Upaya ini membantu lingkungan dalam konteks mengikat karbon, mencegah erosi dan banjir, memperbaiki kualitas udara, hingga berfungsi sebagai habitat biodiversitas urban.
Ia menegaskan keberlanjutan adalah bagian dari strategi bisnis dalam memastikan pelabuhan tetap aman, tangguh, dan ramah lingkungan di masa depan.
“Upaya ini sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin 13 (penanganan perubahan iklim) dan 15 (kehidupan di darat),” ujarnya. (E-4)
Bantuan yang diterima DLH Kabupaten Karawang tersebut terdiri dari 130 bibit pohon mangga dan 125 bibit pohon jambu.
Menjaga kelestarian lingkungan hidup harus dimulai sejak dini, sehingga menjadi kebiasaan hingga dewasa.
Di tengah meningkatnya polusi plastik, seorang guru di SDN 003 Bontang Utara, Bontang, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari ruang kelas.
Sebanyak 47 pohon pulai (Alstonia scholaris) ditanam secara simbolis oleh Menteri Lingkungan Hidup, perwakilan Jasa Marga, serta Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan.
Sampah plastik bukan sekadar masalah lingkungan. Ini adalah masalah sistemik yang butuh solusi lintas sektor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved