Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Istilah protokol kesehatan (prokes) barang tentu tidaklah terdengar asing akhir-akhir ini. Istilah itu muncul dimana-mana, seturut dengan merebaknya pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia.
Mereka yang peduli dengan kesehatan pribadi dan sekitar mungkin akan bersedia untuk melakukannya dimana saja. Meski tak dapat dimungkiri banyak juga yang mengabaikan, bahkan tak sedikit yang menggunakan tipu muslihat demi kepentingan masing-masing seperti yang dilakukan Nico dan Sara, tokoh dalam film Songbird (2020). Hubungan yang mereka jalin sebenarnya juga berjalan baik-baik saja, meski kondisi dan situasi di sekitar berjalan sebaliknya.
Songbird (2020) ialah film fiksi ilmiah. Sesuai dengan labelnya, sang sutradara, Adam Mason punya keleluasan untuk mengangkat berbagai macam persoalan atau kondisi di dalamnya. Tapi kembali lagi, jika menimbang relasi film sebagai produk kebudayaan atau film sebagai hiburan, budaya dan hiburan macam apa yang hendak disuguhkan lewat film tersebut?
Sebagai sedikit gambaran, film yang digadang-gadang muncul paling awal di masa pandemi atau lebih tepatnya pada Desember 2020 itu, menceritakan Nico (diperankan KJ APA) dan Sara (Sofia Carson), sebagai pasangan yang bertahan di tengah pandemi Covid-23. Virus itu direka sebagai mutasi terbaru dari Covid-19 di 2024.
Nico dinyatakan kebal dan ditandai dengan gelang khusus berwarna kuning. Sementara Sara, tidak memiliki imunitas atas virus tersebut dan harus melakukan karantina mandiri di apartemen. Pada masa tersebut, mereka yang melanggar kebijakan karantina akan dijemput paksa oleh pasukan bersenjata untuk dibawa ke Q-Zones, zona karantina yang tampaknya juga sudah mulai kumuh.
Pada suatu ketika, Lita, nenek yang tinggal bersama Sara dinyatakan positif Covid-23 lalu meninggal. Petualangan dimulai setelahnya. Pasukan bersenjata akan segera menjemput Sara, termasuk jenazah sang nenek. Nico yang tak mau Sara dibawa ke Q-Zones, lantas memanfaatkan 'relasinya' untuk mendapatkan gelang kuning untuk Sara.
Pada titik ini, sudah dapat dipahami bahwa pasangan tersebut hendak melarikan diri dari kebijakan karantina. Alasan kuat yang mendasari tindakan mereka berdua: apalagi kalau bukan cinta? Lalu, apakah tindakan demikian dapat dibenarkan? Pemangku kepentingan di suatu negara tentu mengeluarkan kebijakan karantina untuk kepentingan dan kesehatan publik atau masyarakatnya. Sementara urusan cinta, dalam konteks ini hanya menyangkut urusan privat antara Nico dan Sara.
Meski begitu, upaya mencegah penularan penyakit kali ini boleh dibilang terlampau ekstrem juga. Mengapa harus menggunakan angkatan bersenjata? Jika masyarakat, yang secara massal menjadi penyintas Covid-23 seketika berubah menjadi kacau, akankah mereka berubah menjadi pasukan yang menembaki warganya juga?
Namun, di sisi lain, kisah kali ini sebenarnya juga dapat menjadi semacam pengingat akan kondisi di kehidupan yang sesungguhnya. Tentu tak sedikit pasangan, orangtua, atau siapa saja yang kehilangan orang terdekat sepanjang pandemi Covid-19. Tak kurang juga cucuran keringat para ahli dan tenaga kesehatan yang berjibaku di tengah lautan virus, demi keselamatan banyak orang Lazimnya di tengah musibah, ada saja pejabat korup yang mengambil kesempatan dalam kesulitan. Seperti Kepala Departemen Kesehatan, Emmett (diperankan Peter Stormare), yang berkonspirasi dengan William (Bradley Whitford) untuk menjual gelang kuning secara ilegal pada mereka yang menginginkan status kebal virus.
Songbird (2020) yang mulai tayang di bioskop Tanah Air sejak 19 November lalu, sebenarnya adalah film yang memberikan contoh buruk bagi penontonya. Bagi Nico dan Sara, melanggar prokes bukanlah suatu masalah. Sementara bagi Emmet dan William, mereka yang melanggar prokes harus ditindak secara keras, meski juga dapat dicarikan 'jalan keluar' asal ada duitnya.
Meski begitu, pembangunan karakter dalam film ini boleh dibilang cukup menarik. Tidak ada tokoh yang sepenuhnya benar, dan tidak ada tokoh yang sepenuhnya salah. Ketidakjelasan ini lah yang sesungguhnya menjadi semacam pemantik bagi penonton untuk merenungkan kembali bagaimana perilakunya sepanjang pandemi Covid-19 melanda.
Namun, tidak ada salahnya juga jika banyak penonton yang kemudian mempertanyakan empati Adam yang menulis cerita bersama Simon Boyes. Toh, dalam situasi pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, mereka tetap menyuguhkan 'mutasi baru' dengan penanggulangan yang lebih lama dari pandemi sesungguhnya atau setidaknya hingga 2024 mendatang. (M-4)
Dengan mempertemukan lagi Tom Hanks dan Robin Wright, film Here sukses menampilkan eksperimen sinematik yang out of the box, tetapi sebaliknya dari sisi emosional.
Film ini berkisah tentang teror mengerikan yang terjadi di rumah tua milik kolektor bernama Risang Wisangko.
Kinds of Kindness terdiri atas tiga bagian cerita dibintangi oleh pemeran yang sama. Membawa kembali komedi gelap nan absurd sang sutradara.
Dalam catatan Koalisi Seni, sepanjang 2010-2023 ada 40 kasus pelanggaran kebebasan di sektor film. Terbanyak ketiga dari seluruh sektor kesenian.
Po karakter utama dalam franchise Kung Fu Panda melanjutkan petualangannya dalam Kung Fu Panda 4 yang rilis pada Minggu (3/3/24).
Ia pun merasa senang bisa memerankan karakter perempuan yang berani menyuarakan pendapat dan gagasannya.
Lagu Segalanya sekaligus akan menjadi soundtrack dari film La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka yang juga dibintanginya.
Di dalam film ini diceritakan bagaimana sulitnya petani memperoleh modal untuk mengolah lahan mereka, antara lain karena mahalnya harga pupuk dan pestisida kimia.
FILM Believe: Takdir, Mimpi, dan Keberanian merilis poster dan trailer keduanya yang menampilkan sisi lain dari dampak perang. Tentang penantian yang tak pasti dari keluarga prajurit.
CINEMORA Filmworks bersama JT Clinic resmi mengumumkan projek film layar lebar terbaru mereka dengan judul The Shift. Film ini dijadwalkan produksi pada Oktober 2025.
Inspiring Asia Micro Film Festival 2025 #InspiringIndonesia bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan sebuah gerakan kolektif yang memadukan seni, solidaritas, dan perubahan sosial.
Elio diproduksi oleh Disney dan Pixar, dan dirancang sebagai film keluarga yang bisa ditonton oleh semua kalangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved