Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MEMPERINGATI ulang tahun EKI Dance Company ke-25, ada banyak cerita selama perjalanan EKI yang dirangkum dalam film pendek berjudul Cerita dari Manggarai: Kenangan, Realita dan Harapan.
Film ini berisi potongan-potongan adegan musikal panggung yang merupakan reka ulang beberapa pementasan EKI sebelumnya, seperti Gallery of Kisses (2002) dan Miss Kadaluwarsa (2007), serta sneak preview pementasan musikal Ken Dedes yang akan tayang tahun depan.
Film musikal ini didukung oleh Djarum Bakti Budaya. Untuk menyambut penayangan film pendek musikal ini, EKI mengadakan acara live
Nonton Bareng dan Meet & Greet bersama para pemain dan tim produksi Cerita Dari Manggarai, melalui aplikasi GoPlay pada Minggu (14/11) pukul 19.30 WIB.
Film pendek musikal ini digarap oleh sutradara Aji Rahmansyah dan Rusdy Rukmarata, penata musik Oni Krisnerwinto, penata artistik Iskandar Loedin, penata kostum Aiko Senosoenoto, dan produser Bayu Pontiagust.
Kilas balik 25 tahun lalu, peminat musikal belum seramai sekarang. Beberapa tahun ini, segala rupa acara kerap menyuguhkan musikal. Mulai dari peluncuran produk, pentas seni sekolah, perayaan pernikahan, hingga ulang tahun anak balita. Mungkin demam High School Musical, Glee, Lalaland dan tentu saja Broadway ikut memengaruhinya.
EKI telah mementaskan musikal sejak tahun 2001, saat media sosial belum segencar sekarang. Musikal panggung pertama EKI, Madame Dasima, konon disebut-sebut sebagai musikal panggung live pertama di Jakarta, mungkin juga di Indonesia.
Selama 20 tahun, EKI terus menggulirkan musikal demi musikal. Penonton membanggakan garapan EKI yang tak kalah dengan Broadway dengan ciri khas sendiri. Garapan musikal EKI terasa pas di hati penonton Indonesia dengan teatrikal ala teater rakyat nusantara seperti lenong Betawi dan ludruk. Cerita yang disajikan pun berangkat dari fenomena sosial yang hidup dalam masyarakat Indonesia.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid sempat ikut mengajar para penari EKI pada masa awal pembentukannya. "Pertengahan tahun 90-an, saya diajak oleh Mas Rusdy untuk mengajar. Saya tertarik sekali dengan kelompok ini, justru karena pendekatan yang digunakan. EKI memang dance company yang fokus pada kesenian, tapi latar belakang penarinya banyak sekali yang menarik," kata Hilman dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/11).
Ia menjelaskan bahwa energi dari anak muda, apa pun latar belakangnya, bisa ditransformasi sedemikian rupa oleh EKI menjadi karya kreatif yang luar biasa. "Salah satu alasan mengapa EKI adalah salah satu dance company yang bisa bertahan, bahkan di masa sulit ini, justru karena ada value yang mereka bawa. Bukan sekadar kelompok seni pertunjukan saja," tambahnya.
Rusdy Rukmarata, Direktur Artistik EKI sekaligus pendiri dance company bersama sang istri, Aiko Senosoenoto yang menjadi Presiden Direkturnya mengakui perjalanan 25 tahun menggarap musikal tidaklah mudah.
"Seiring perkembangan zaman, musikal panggung EKI juga menggunakan berbagai macam special effect yang menghasilkan karya seperti shadow dance, video dance interactive, LED dance dan lain-lain. Dalam masa pandemi, karena tidak bisa dipentaskan di panggung, karya musikal EKI masuk ke ranah film, dengan penggunaan berbagai efek sinematografi. Dan juga efek-efek digital dengan menggunakan green screen dan aplikasi games," tutur Rusdy Rukmarata.
Dalam film pendek musikal Cerita dari Manggarai, Rusdy ikut membawakan sebuah tarian berjudul Daddy O yang menampilkan figur ayah yang bangkit dari kuburnya bersama zombie-zombie seram nan cantik, setelah putrinya meracau panjang mengungkapkan kekecewaannya di hadapan nisan sang ayah.
Adegan di atas merupakan bagian dari pertunjukan panggung musikal Miss Kadaluwarsa tahun 2007 yang kemudian ‘dihidupkan’ kembali oleh Rusdy dan sejumlah penari EKI masa kini dalam film pendek musikal Cerita dari Manggarai.
Selain Daddy O, adegan musikal panggung yang dihidupkan kembali di film ini antara lain Just One Guy, juga dari Musikal Miss Kadaluwarsa. Jika dulu Uli Herdi yang bernyanyi dan berperan sebagai dokter kandungan yang dikutuk dengan pesona ketampanannya, kini Gusty Pratama, aktor muda tampan lain yang memerankannya.
Nomor-nomor lain dari panggung musikal yang juga dihidupkan kembali adalah Tick Tock dari musikal Miss Kadaluwarsa (2007) dan Stock and Stockings dari musikal Gallery of Kisses (2002). Karya-karya ini dibawakan oleh penari-penari muda EKI berkolaborasi dengan penari senior dan koreografer EKI yang dulu ikut membawakan versi panggung musikalnya.
Seluruh penari EKI hidup dalam sebuah asrama dengan jadwal teratur, latihan selama 6-8 jam sehari, 6 hari dalam seminggu. Selain kelas balet, kontemporer dan jazz, mereka juga belajar tari tradisi, olah vokal, teater, bahasa Inggris, etika dan wawasan budaya.
baca juga: Rusdy Rukmarata Ajak Seniman Kolaborasi Agar Seni Tetap Hidup
Pada bagian akhir film pendek musikal Cerita dari Manggarai, ditampilkan cuplikan musikal terbaru EKI berjudul Ken Dedes yang rencananya akan dipentaskan tahun depan. Musikal ini dibintangi oleh seniman-seniman muda seperti Ara Ajisiwi, Elhaq Latief, Gusty Pratama, Josh Marcy, Muhammad Novalias Bari dan Nala Amrytha.
"Film pendek musikal Cerita dari Manggarai ini semoga bisa mengobati rasa kangen penonton akan suguhan musikal. Dan semoga film pendek musikal ini menandakan babak baru, harapan baru, bagi EKI dan juga bangsa Indonesia, agar tahun depan seni pertunjukan Indonesia bisa kembali semarak setelah pandemi," tutur Aiko Senosoenoto yang kini menjabat sebagai anggota Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta. (N-1)
PAGELARAN Sabang Merauke The Indonesian Broadway akan kembali berlangsung tahun ini, menjadi kali kelima pagelaran itu diadakan sejak yang pertama pada 2022
Dalam pentas budaya berskala nasional seperti Pagelaran Sabang Merauke 2025, kostum memainkan peran lebih dari sekadar pelengkap estetika.
Sejak pertama kali digelar pada 2022, Pagelaran Sabang Merauke telah menjadi magnet bagi pecinta seni pertunjukan Indonesia, dengan kualitas produksi yang terus meningkat setiap tahunnya.
Setelah melampaui predikat animasi Indonesia terlaris sepanjang masa, kini Jumbo juga meraih predikat film animasi Asia Tenggara terlaris sepanjang masa dengan raihan penonton 4 juta
Banyak acara seperti konser, teater, pameran seni, dan pertunjukan musik Natal diadakan pada awal Desember atau bahkan lebih awal untuk merayakan musim Natal.
SEBUAH pertunjukan teater yang diadaptasi dari naskah karya dramawan Inggris, Nick Payne, dengan judul Constellations, hadir di Jakarta. Diproduksi oleh Teater Pandora,
Tari yang ada di setiap provinsi mempunyai keunikannya masing-masing dan berbeda dengan yang ada di belahan dunia mana pun.
Indonesian Dance Festival menghadirkan 12 karya tari, 10 kelas lokakarya, dan melibatkan lebih dari 50 seniman multidisiplin.
SEBANYAK 11 sanggar tari dari berbagai wilayah di Indonesia menampilkan tarian khas daerah mereka di Galeri Indonesia Kaya pada akhir pekan.
Pagelaran ini merupakan puncak dari Culture Week yang menempatkan seni sebagai media untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya bangsa.
KELOMPOK tari asal Jakarta, Kembalikan Baliku tampil dalam helatan New York Indonesia Fashion Week di New York, Amerika Serikat.
KELOMPOK tari asal Jakarta, Kembalikan Baliku akan tampil di dalam helatan New York Indonesia Fashion Week di New York, Amerika Serikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved