Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Rusdy Rukmarata Ajak Seniman Kolaborasi Agar Seni Tetap Hidup

Siswantini Suryandari
21/6/2021 11:37
Rusdy Rukmarata Ajak Seniman Kolaborasi Agar Seni Tetap Hidup
Rusdy Rukmarata saat memberikan pengarahan kepada murid-muridnya di studio tari EKI Dance Company(DOK EKI Dance Company )

MEMASUKI usia 25 tahun Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company terus beradaptasi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Rusdy Rukmarata, pendiri, koreografer sekaligus direktur artistik EKI Dance Company mengakui saat pandemi muncul pada Maret 2020, panggung pertunjukan ditiadakan karena berpotensi menjadi tempat penularan.

"Namun seni tidak boleh mati, Di masa pandemu seni juga harus beradaptasi dengan menjelajah ruang virtual di dunia internet," kata Rusdy dalam keterangan tertulis diterima mediaindonesia.com, Senin (21/6).

Hal ini menjadi salah satu resep EKI Dance Company tetap bertahan hidup sampai usia seperempat abad seperti sekarang ini.

Terkait dengan itu, Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) mengundang Rusdy menjadi dosen tamu memberikan materi Surfing along the way of time atau bagaimana terus-menerus membuat adaptasi menyiasati berbagai tantangan yang ada, termasuk saat pandemi.

"Kolaborasi, bisa jadi kunci yang dibutuhkan seni untuk dapat beradaptasi dalam situasi seperti apa pun," kata Rusdy perihal bagaimana menyikapi berbagai situasi, terutama pandemi.

baca juga: Nonton Teater Kisah Huana di New York Bisa Di Rumah Saja

Pria berusia 59 tahun itu mengisahkan sekitar 25 tahun lalu, sebelum EKI Dance Company terbentuk, setiap kali menggelar produksi pertunjukan, Rusdy dan penari lain dipusingkan oleh urusan jadwal. Sebab penari yang tergabung dalam produksinya juga sedang terlibat di produksi lain. Proses latihan jadi tidak maksimal dan tidak jarang harus batal karena penari yang tergabung dalam produksi tidak banyak jumlahnya.

Untuk mengatasi hal ini, Rusdy putar otak, tenaga dan dana, untuk kemudian merekrut sejumlah remaja yang mungkin tidak memiliki bakat seni yang baik. Sepanjang mereka mau dilatih dan kerja keras untuk jadi penari, sudah membuat Rusdy berpengharapan.

"Saya mengajak sejumlah teman dan rekan senior untuk mau jadi guru mereka, bukan saja kelas teknik menari juga sastra, etika, bahkan filsafat," kata Rusdy mengenang langkahnya  ketika mendirikan EKI Dance Company.

Remaja yang belum memiliki kemampuan menari, perlu waktu untuk berlatih dan berproses. Dan menjadikan mereka penari profesional adalah pekerjaan yang lain lagi. Beberapa di antara remaja yang direkrutnya sempat terlibat urusan yang tidak ringan, seperti produk keluarga yang berantakan, pemakai narkoba, hingga keterikatan pada seks.

"EKI, menjadi dance company juga bengkel, buat remaja yang ingin memperbaiki hidupnya melalui seni. Dengan kerja keras dan kolaborasi dengan banyak pihak, kami bisa terus ada hingga 25 tahun," lanjutnya.

Kerja keras dan kerja sama juga yang menyelamatkan EKI Dance Company ketika harus berhadapan dengan pandemi. Sebelum pandemi, EKI telah merencanakan pentas rutin untuk melanjutkan program EKI Update serta beberapa produksi permintaan pihak swasta. Semua harus batal. Namun bukan berarti kerja seni boleh berhenti.

Di awal pandemi, bersama Yola Yulfianti, rekan Rusdy saat masih menjabat sebagai anggota Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, menggagas platform panggung virtual di Youtube dengan nama Indonesia Dance Network (IDN). Salah satu programnya adalah Saweran Online yang juga bekerja sama dengan platform OVO sehingga memungkinkan penonton di mana saja, mengapresiasi karya-karya tari di IDN dengan cara menyawer.

baca juga:

Kemudian, bersama dengan sutradara film Nia Dinata, penulis skenario film Titien Wattimena, musisi Oni Krisnerwinto dan sejumlah seniman lainnya, Rusdy menggarap film musikal Lutung Kasarung #musikalDiRumahSaja.

Program ini diselenggarakan oleh Indonesia Kaya dan Boowlive. Secara pencapaian jumlah penonton, musikal Lutung Kasarung mencapai
lebih dari 500.000 viewers dalam waktu seminggu. "Hal ini sangat fantastis, karena kalau dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta yang berkapasitas 500 seats, butuh berapa lama untuk mencapai angka ini?" kata Rusdy.

Selama tahun 2020, Rusdy juga berkesempatan menggarap dua film musikal lain yaitu Jaka Tarub dan Calon Arang. Kedua karya ini ditayangkan di TVRI. Kerja keras dan kolaborasi yang telah Rusdy lakukan sejak mendirikan EKI Dance Company. Sedikit banyak membuat Rusdy lebih terbiasa untuk terlatih menembus dunia panggung di era pandemi ini.

Proyek yang baru saja diselesaikan Rusdy Rukmarata, yang pernahsekolah di London Contemporary Dance School ini adalah menggarap
pertunjukan Milenium Pancasila untuk sekolah Santa Ursula BSD, bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila.

Pertunjukan ini ditampilkan di kanal youtube SMA St. Ursula dan EKI Dance Company. Untuk ke depannya, juga ada penggarapan konser musikal berjudul Mimpi yang diprakarsai oleh Karya Musik Indonesia dan Benih Baik, berkolaborasi dengan Metro TV.

Kolaborasi serta pentas masih akan terus digelar dengan berbagai kreasi yang ada. Rusdy Rukmarata, bisa jadi satu di antara sedikit seniman yang terus berupaya dan tetap punya daya untuk berkarya. (N-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya