Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
JIKA dibandingkan dengan dua narasumber lain pada episode Kick Andy Double Check kali ini, Eko Kunthadi bisa dibilang junior dalam popularitas. Namanya baru mencuat jelang Pilpres 2019 meski sebelumnya juga sudah banyak menulis opini di berbagai platform.
Meski begitu, pada akhir bulan lalu Eko viral lantaran kicauannya soal dana hasil penggalangan yang disalurkan Ustaz Adi Hidayat (UAH). Tidak sedikit warganet yang geram dengan kicauannya yang dinilai memunculkan fitnah penyelewenangan dana. Tagar #TangkapEkoKunthadi pun viral.
Tidak hanya itu, Eko juga terkena kasus lain. Ia dilaporkan oleh mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo karena video yang telah dibuatnya. Pertanyaan soal buzzer pun dialamatkan Andy kepada Eko.
Dengan kesamaan pemikiran yang terlihat pada Eko dan Denny, Andy lantas mengejar keduanya soal kesepakatan di balik layar. Mengenai hal ini Eko membantah tegas.
Ia mengaku menjadi aktivis medsos lantaran prihatin atas berkembangnya radikalisme dan intoleransi di Indonesia. Ia melihat banyak kejadian sehari-hari dengan SARA menjadi dasar penerimaan seseorang di suatu komunitas atau suatu tempat, bahkan menjadi ukuran seseorang dapat menyewa sebuah kamar kos.
Sebab itu, Eko menilai bahwa medsos memang bukan saja harus dimanfaatkan, tapi juga harus dijadikan senjata untuk perlawanan terhadap intoleransi. Lewat medsos juga, imbuhnya, kewaspadaan masyarakat bisa dibangkitkan terkait adanya orang-orang yang ingin membenturkan negara dengan agama.
Dalam kesempatan itu Andy juga menyinggung soal konsistensi Eko dalam mengawal isu-isu yang diperjuangkannya di momen menuju Pilpres 2024. “Masa depan Indonesia, bagaimana nantinya melihat bahwa 2024 kontestan di pilpres dikhawatirkan kembali akan mengangkat politik identitas, dan ini akan dibenturkan antara agama, kelompok, dan seterusnya. Sampai kapan Anda akan bersuara lantang seperti sekarang?” tanya Andy. Mengenai hal itu, Eko pun memberikan jawaban idealis yang selengkapnya bisa Anda simak malam ini di Metro TV. (M-1)
Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV Aries Fadhilah secara simbolis menyerahkan paket bantuan di tiga yayasan sekitar Kantor Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Selasa (19/3)
Adapun paket seragam terdiri baju sekolah, baju pramuka, celana atau rok, sepatu, tas, dan peralatan keperluan sekolah lainnya dengan kisaran harga Rp1,2 juta per paket.
Rektor universitas berkontribusi nyata sebagai motor penggerak utama prestasi dan inovasi lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Saat ini jenazah yang ditemukan di kawasan Bacan Timur, Halmahera Selatan itu masih dalam proses identifikasi.
Diharapkan kerja sama Metro TV dan Alamtri terus terjalin sebagai bentuk kepedulian yang nyata untuk mengurangi angka putus sekolah
METRO TV kembali berkolaborasi dengan Adaro Group melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri atau YABN dengan melaksanakan program Satu Seragam Sejuta Harapan.
PADA mulanya banyak orang, termasuk para pakar, berpendapat media sosial atau media digital meningkatkan partisipasi politik dan memperkuat demokrasi.
WARGA Negara Indonesia (WNI) di Jerman membandingkan komentar-komentar positif orang Jerman dibandingkan orang Indonesia menyikapi m program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia.
Dari temuan Drone Emprit, ada akun bot yang terorganisir menyuarakan dukungan terhadap Shin Tae-yong yang dipecat sebagai pelatih timnas Indonesia
DUA periode menjabat sebagai presiden, Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki strategi komunikasi yang khas. Strateginya dinilai memiliki nilai positif tetapi juga kerap memicu perdebatan.
TIDAK lama lagi, negeri ini akan menjalani prosesi demokrasi pilkada serentak secara nasional. Kampus sejatinya menjadi pengawal setiap proses demokrasi termasuk Pilkada 2024 ini.
Nama Erina Gudono belakangan ini kembali menjadi sorotan tajam dari berbagai pihak, terutama di media sosial. Bukan karena prestasinya tetapi karena isu tak terduga
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved