Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
MELIHAT anak aktif dan kreatif, memang membahagiakan. Namun tidak jarang orangtua serba menuntut anak segera mahir di banyak bidang. Lalu bagaimana semestinya cara mendampingi yang baik agar anak bisa mengeksplorasi kemampuannya?
Guru melukis privat, Deskamtoro Dwi Utomo memiliki pesan tersindiri bagi para orangtua. "Tapi untuk corat-coret pun, menurut saya juga biarkan saja. Yang penting anak menikmatinya. Biarkan anak berkreasi dan berjalan sesuai masanya. Dari sepanjang perjalanan corat-coretnya itu, nanti anak akan menemukan bentuknya masing-masing. Banyak orangtua yang ingin mendapatkan hasil dengan cepat. Belajar sekarang, dalam waktu sekian, anak harus pandai melukis. Menurut saya, itu impossible," katanya, saat ditemui Media Indonesia, di toko peralatan lukis, di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu, (2/6).
Deskamtoro sendiri menceritakan pertama kali belajar melukis di Sekolah Menengah Seni Rupa, Yogyakarta, mulai sekitar 1995. Hingga sekarang, ia juga masih tetap belajar karena memang seni rupa mengenal banyak hal yang harus dipelajari. Maka dari itu pula, menurutnya, setiap orangtua memang dituntut memiliki kesabaran ekstra dalam menemani proses belajar anak.
"Ketika mengajar, ada juga orangtua yang tanya, Pak aliran anak saya ini masuknya apa ya? Ya saya jawab, bu, saya itu tidak mengajari aliran. Saya mengajari anak ibu berkreasi, berimajinasi, dan berpikir bagaimana agar dia menjalankan sesuatu itu punya arah. Tapi soal bentuknya seperti apa, biarlah anak Ibu yang menemukan dan membentuk dirinya sendiri tanpa adanya paksaan," imbuhnya.
Dalam proses belajar anak, masing-masing orangtua juga tidak perlu bingung memilih alat dan bahan yang perlu digunakan. Perupa yang biasa bermain dengan kertas dan cat air itu menjelaskan, pada perkembangannya seorang anak akan mengerti alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat efek dalam lukisan masing-masing.
"Suka tidak suka, alat memang menunjang hasil karya. Tetapi ingat satu hal bahwa jangan sampai alat dan bahan lebih mahal dari kemampuannya. Mungkin ada anak yang pakai alat dan bahan yang harganya ratusan ribu, tapi kemampuannya belum sampai, ya saya pikir itu belum sebanding. Kalau kita perhatikan, ketika kemampuan anak naik, dia sendiri nanti pasti akan meminta upgrade alat dan bahan," terangnya.
Deskamtoro menjelaskan anak-anak biasanya sudah mulai suka melukis di usia empat tahun. Meski begitu ada juga beberapa anak yang mulai melukis lebih awal, dan pada saat itulah orangtua harus memulai perannya sebagai teman corat-coret sang anak.
Selain itu tiap orangtua, katanya, juga harus mengetahui bahwa sang anak sedang belajar dalam proses pengembangan motorik halus. Maka dari itu, ia bisa mulai memantau bagaimana perkembangan anak saat memegang alat tulis atau pensil warna, membuat garis, dan lain sebagainya.
Lebih dari itu, pada tahap ini para orangtua sebenarnya juga harus berperan sebagai teman berkespresi atau bercerita. Peralatan, bahan, atau warna belum menjadi prioritas utama, melainkan lebih menyoroti bagaimana sang anak menceritakan gagasan dan pikiran di dalam kepalanya.
Deskamtoro pun melakukannya dengan meminta anak untuk menceritakan lukisan yang dibuat mereka. "Istilahnya membiarkan dia memresentasikan gagasannya. Dari situ dia akan mulai cerita, berbicara ini itu, dan sebenarnya itulah yang lebih penting dari hasil akhir suatu karya. Lukisan atau gambar itu hanya media saja. Tapi ketika anak sudah mulai berani bercerita, mengekspresikan pikirannya, terlepas dari salah-benar, itu nanti yang akan membantu anak kita berpikir terus menerus, atau mampu brainstorming sendiri untuk karyanya," pungkas pelukis asal Yogyakarta tersebut. (M-1)
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Aspek perkembangan kognitif serta perkembangan motorik kasar dan halus menjadi penilaian yang bisa diperhatikan untuk anak siap sekolah.
PENATAAN ruang digital harus mampu mewujudkan perlindungan setiap warga negara sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved