Diktator Nazi dan Surat-surat yang Tersembunyi

Adiyanto
12/3/2021 11:27

SUATU hari, Roman Sandgruber dihubungi seorang perempuan yang mengaku memiliki surat yang ditulis ayah diktator Jerman, Adolf Hitler. Sandgruber yang merupakan sejarawan berkebangsaan Austria, awalnya menyangsikan pengakuan perempuan tersebut.

"Mengingat banyak orang yang suka mengaku-ngaku dan memalsukan masa lalu, saya pun semula meragukan itu,” ujarnya.

Namun, sebagai sejarawan, Sandgruber penasaran dan mengecek fakta tersebut dan ternyata surat itu asli.  Segel asli, cap pos vintage, tanda tangan asli,  membuatnya yakin surat-surat itu orisinil.

Sebelum penemuan yang tidak disengaja itu, cerita tentang ayah Hitler, Alois sangat langka. Sepengetahuan Sandgruber, tidak ada biografinya yang pernah diterbitkan.

Oleh karena itu, dengan meggunakan berbagai sumber lain dan puluhan surat korespondensi Alois dengan koleganya, Sandgruber pun menulis jilid pertama tentang orang tua kandung  pimpinan Nazi tersebut. Judulnya Hitler's Father: How The Son Became A Dictator. Buku ini membawa wawasan baru tentang lingkungan tempat tiran Nazi itu tumbuh.

Surat-surat tersebut ditulis oleh Alois Hitler kepada seorang pejabat pemeliharaan jalan bernama Josef Radlegger, mengenai penjualan terakhir sebuah rumah pertanian di desa Hafeld kepada Alois pada tahun 1895, ketika Adolf berusia enam tahun.

"Itu bukan hanya surat tentang bisnis, ada suasana yang sangat akrab antara kedua koresponden dan ada banyak gosip keluarga," kata Sandgruber kepada AFP, di perpustakaan sejarah Universitas Linz, sambil dengan hati-hati mengeluarkan surat-surat dari bungkusan yang mereka simpan selama beberapa dekade.

Meskipun Alois dikenal sebagai kepala keluarga yang keras, Sandgruber mengatakan surat-surat itu juga sesekali menawarkan pandangan tentang keserasian dalam kehidupan rumah tangganya.

Bagi Alois, istrinya Klara lebih dari sekadar ibu rumah tangga yang pendiam,  yang kemudian juga dijelaskan oleh Adolf di buku Mein Kampf.

"Istri saya ... memiliki antusiasme dan pemahaman yang diperlukan untuk keuangan," tulis Alois di salah satu suratnya.

Dalam surat itu,  Alois juga mengutarakan keinginannya menjadi seorang petani yang memiliki ladang sendiri di desa.

Genius  complex

Harta karun baru berupa kumpulan surat itu mungkin tidak akan terungkap jika Anneliese Smigielski, tidak memutuskan untuk membersihkan lotengnya beberapa tahun lalu. Dia tahu kakek buyutnya Radlegger telah menjual properti kepada Alois Hitler, dan tidak terlalu terkejut saat menemukan surat-surat itu di antara lebih dari 500 surat lainnya. Semuanya dengan cermat disimpan dalam kotak.

Smigielski lalu menghubungi Sandgruber yang ahli sejarah pada 2017, dan berpikir dia akan dapat memanfaatkan dokumen tersebut. Menurut Sandgruber, meski Alois diketahui telah membuat pernyataan anti-Semit, dia agak berhati-hati menghubungkan antara politik ayah dan putranya.

Menurut Sandgruber, pengaruh penting bagi Adolf Hitler adalah aliran pemikiran rasis dan anti-Semit yang secara umum sudah ada di Austria pada masa kecilnya.

Namun, Sandgruber mengatakan, satu ciri yang tidak diragukan lagi menyatukan mereka berdua adalah pengaruh yang sangat kuat untuk menjadi otodidak. "Mereka berdua (Hitler dan ayahnya) membenci semua orang yang telah menempuh karier lewat sekolah biasa, seperti akademisi, notaris, hakim, dan bahkan perwira militer," katanya.

"Dia pikir, dia sendirilah yang jenius," tambah Sandgruber.

Buku yang ditulis Sandgruber mendapat perhatian internasional. Dia sendiri terkejut diliput sejumlah media, dari Peru hingga Tiongkok.

Smigielski sendiri juga mengaku sedikit kewalahan dengan kehadiran pers yang ingin mengetahui penemuan dokumen itu di lotengnya. “Tapi, ini akan mereda," katanya penuh harap.

Buku itu kini sedang memasuki cetakan kedua, hanya selang seminggu setelah diterbitkan pada 22 Februari lalu. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya