Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Potret Muram Para Pembuat Biola di Rumania

Adiyanto
07/2/2021 15:10
Potret Muram Para Pembuat Biola di Rumania
Perajin biola di Rumania.(Daniel MIHAILESCU / AFP)

BEBERAPA biola itu tergantung di langit-langit dan beberapa lainnya berjajar di rak. Biola-biola itu hasil jerih payah Vasile Gliga. Dia merupakan salah satu pembuat instrumen yang terkenal di dunia itu selama lebih dari 30 tahun.

Di tempat usahanya di kota Reghin, Rumania tengah, ia juga menampung beberapa perajin. Namun, mereka hanya menghasilkan segelintir instrumen itu dalam setahun. Gliga membuat dua biola pertama pada 1988 ketika berusia 29 tahun dan terus berkembang. Namun tahun lalu, bisnisnya yang menjual sekitar 50.000 instrumen, dari biola hingga bas, hanya terjual sekitar 2% di antaranya.

Menurut data Eurostat pada 2018, Rumania adalah negara Uni Eropa yang mengekspor biola paling banyak di luar kawasan itu. Tapi, seperti pedagang lainnya, Gliga khawatir usaha yang dirintisnya menjadi salah satu dari yang sekarat.

Para Luthiers (sebutan untuk perajin yang mengkhususkan diri dalam membuat alat musik gesek di Rumania) kini menghadapi tantangan ganda. Selain harus bersaing dengan produk luar yang lebih murah, mereka juga  kesulitan untuk regenerasi karena sedikit kaum muda meneruskan tradisi itu.

Virgil Bandila, seorang pembuat biola lainnya mengatakan, dulu hampir di setiap sudut jalan memiliki satu atau dua perajin. Di bengkel kecilnya, kini memperkerjakan tujuh perajin. Tahun lalu, mereka hanya memproduksi 25 biola dan semuanya dijual ke pelanggan di Prancis, Jerman, hingga Jepang.

Seperti Gigla, Bandila juga mengkhawatirkan masa depannya. Kekhawatiran utamanya adalah apakah dia dapat menemukan penerus kerajinan itu. “Kami semua lahir tahun 1970-an dan setelah kami tidak ada yang tersisa,” katanya, tentang makin menyusutnya pembuat biola di Rumania saat ini.

Empat juta orang Rumania telah meninggalkan negara itu dalam beberapa tahun terakhir, kebanyakan ke Eropa Barat. Mereka umumnya berharap dapat membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri. "Kaum muda tertarik pada komputer atau menemukan pekerjaan yang tidak terlalu berat di luar negeri,” katanya.

Selain minimnya penerus, biola buatan Rumania kini terancam produk Tiongkok yang lebih murah. Pabrikan Tiongkok hanya membanderol harga sekitar 30 euro (US$ 36). Sedangkan biola yang dijual di situs web Gliga, berkisar antara US$200 hingga US$1000

Sejarah Kota Reghin sebagai pembuat biola di Rumania dimulai sejak 1951, ketika rezim komunis saat itu mendirikan pabrik alat musik di sana memanfaatkan tradisi pertukangan kayu setempat. Tidak cuma biola, warga di kota itu juga memproduksi okulele

Jumlah instrumen yang diproduksi selama setiap tahun dicatat dengan cermat dalam sebuah notebook kecil: 37 pada tahun 1951, 99.000 pada tahun 1980, serta 60.000 pada tahun 2019. Jumlahnya hampir 37.000 tahun lalu, ketika pembatasan akibat pandemi covid-19 membuat pabrik harus tutup selama tiga bulan.

Gliga dan Bandila termasuk di antara mereka yang mendirikan bisnis mereka sendiri. Namun yang lainnya beremigrasi, sehingga menambah kekhawatiran tentang berapa lama tradisi pembuatan biola di Kota Reghin ini, akan bertahan.

Namun, Bandila, setidaknya, punya alasan untuk optimis. "Harapan saya adalah putra saya, yang belajar membuat biola di Inggris, akan kembali ke Reghin dan mengambil alih bisnis ini," ujarnya lirih. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya