Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Covid-19 dapat Menurunkan Kesuburan Pria, Benarkah?

Adiyanto
29/1/2021 09:30
Covid-19 dapat Menurunkan Kesuburan Pria, Benarkah?
Sejumlah pasien antre mengisi ulang tabung oksigen di Bolivia(AIZAR RALDES / AFP)

SEBUAH studi baru-baru ini mengungkapkan Covid-19 dapat merusak kualitas sperma dan mengurangi kesuburan pada pria. Studi eksperimental yang dilaporkan dalam jurnal Reproduction, Jumat (29/1) itu menyatakan, penyakit akibat virus korona yang telah merenggut hampir 2,2 juta nyawa ini dapat menyebabkan peningkatan kematian sel sperma, pembengkakan, dan apa yang disebut stres oksidatif.

"Temuan ini memberikan bukti eksperimental langsung pertama bahwa sistem reproduksi pria dapat menjadi sasaran dan dirusak oleh Covid-19," para penulis menyimpulkan.

Namun, para ahli yang mengomentari penelitian tersebut, mengatakan kapasitas virus untuk mengganggu kesuburan pada pria masih belum terbukti.

Sejauh ini, covid-19 menyebabkan penyakit pernapasan, terutama pada orang tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar. Dunia telah melihat lebih dari 100 juta kasus yang dikonfirmasi sejak penyakit itu muncul di Tiongkok pada akhir 2019.

Virus itu ditularkan melalui tetesan pernapasan, penyakit ini menyerang paru-paru, ginjal, usus, dan jantung. Penelitian sebelumnya menunjukan, virus itu juga dapat menginfeksi organ reproduksi pria, merusak perkembangan sel sperma dan mengganggu hormon reproduksi. Reseptor yang sama yang digunakan virus untuk mengakses jaringan paru-paru juga ditemukan di testis. Tetapi efek virus pada kemampuan reproduksi pria masih belum jelas.

Behzad Hajizadeh Maleki dan Bakhtyar Tartibian dari Justus-Liebig-University di Jerman mencari penanda biologis yang mungkin menunjukkan dampak negatif pada kesuburan. Analisis yang dilakukan pada interval 10 hari selama 60 hari pada 84 pria dengan Covid-19 dibandingkan dengan data untuk 105 pria sehat.

Pada pasien Covid-19, sel sperma menunjukkan peningkatan signifikan penanda peradangan dan stres oksidatif, ketidakseimbangan kimiawi yang dapat merusak DNA dan protein dalam tubuh. "Efek ini pada sel sperma dikaitkan dengan kualitas sperma yang lebih rendah dan potensi kesuburan yang berkurang," kata Maleki dalam sebuah pernyataan.

"Meskipun efek ini cenderung membaik dari waktu ke waktu, efek tersebut tetap secara signifikan dan abnormal lebih tinggi pada pasien Covid-19. Semakin parah penyakitnya, semakin besar perubahannya,” tambahnya.

Maleki menyatakan, sistem reproduksi pria harus dianggap sebagai jalur yang rentan terhadap infeksi Covid-19 dan dinyatakan sebagai organ berisiko tinggi oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Para ahli yang tidak terlibat dalam penelitian ini menyambut baik penelitian tersebut, tetapi memperingatkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian sebelum cepat menarik kesimpulan.

"Pria seharusnya tidak perlu terlalu khawatir," kata Alison Campbell, direktur embriologi CARE Fertility Group di Inggris.

"Saat ini tidak ada bukti pasti kerusakan jangka panjang yang disebabkan oleh Covid-19, pada sperma atau potensi reproduksi pria," katanya kepada Science Media Center yang berbasis di London.

Allan Pacey, seorang spesialis dalam pengobatan reproduksi pria di Universitas Sheffield, mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam menginterpretasikan data. Beberapa indikator penurunan kualitas sperma, kata dia,  bisa jadi karena faktor selain covid-19, seperti kelebihan berat badan. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik