Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PARA arkeolog telah menemukan bukti baru yang menarik tentang asal muasal Bangsa Skithia, bangsa penjelajah yang mendiami Kawasan Eurasia sejak 3.000 tahun lalu.
Tim arkeolog gabungan dari Rusia dan Swiss kini sedang melakukan proyek penggalian baru terhadap gundukan makam yang diperkirakan merupakan komplek pemakaman kerajaan Bangsa Skithia, di Kawasan Tunnug, Republik Tuva, Rusia (Siberia).
Para peneliti mengungkapkan terdapat kemiripan budaya antara gundukan pemakaman Bangsa Skithia tersebut dengan arsitektur tanah liat yang terdapat pada kompleks Deer Stone di Khirigsuur, Mongolia.
Bangsa Skithia adalah bangsa nomaden yang hidup di kawasan Eurasia (Siberia-Asia Tengah bagian Barat) sekitar abad 9 hingga 1 SM. Reputasi mereka terkenal sebagai penunggang kuda tangguh yang memiliki kemampuan memanah dengan akurasi tinggi.
Timur Sadykov, pemimpin proyek penggalian situs Tunnug 1 ini meyakini bahwa terdapat kontribusi bangsa-bangsa di Asia Tengah bagian Barat dalam pembentukan budaya Bangsa Skithia awal.
“Merujuk penggalian awal yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa situs Tunnug 1 ini adalah situs yang paling kuno di antara gundukan pemakaman Bangsa Skithia yang ada, yang secara struktural dekat dengan situs Kurgan Arzhan 1 yang pernah digali pada 1970-an, juga di Kawasan Tuva, " papar Sadykov seperti dilansir dari Express.co.uk, Kamis (15/10).
“Penelitian kami baru-baru ini menunjukkan bahwa tradisi budaya Bangsa Skithia kemungkinan besar berasal dari kawasan yang kini dikenal sebagai lembah Raja Tuva, tapi telah mengalami percampuran budaya yang kompleks," sambungnya.
Para peneliti menyatakan kesimpulan yang diajukan dalam penelitian ini dianggap mampu menjembatani debat kontroversial mengenai asal-usul budaya Bangsa Skithia.
Dalam keterangannya Gino Caspari, salah satu pemimpin proyek Tunnug 1, mengatakan, kompleks tersebut memiliki karakteristik transisi perpindahan zaman yang cukup jelas (dari Zaman Perunggu ke Zaman Besi).
"Kompleks ini memiliki karakteristik transisi yang menunjukkan ciri-ciri tradisi daei Zaman Perunggu Akhir dan Zaman Besi Awal dengan tanda-tanda pengaruh eksternal," ungkap Caspari.
Untuk tahap akhir penelitian, para peneliti juga berencana merekonstruksi situs dengan permodelan 3D untuk memetakan persebaran budaya bangsa nomaden yang dikenal sebagai penunggang kuda yang tangguh ini.
"Pada akhirnya proyek penggalian gundukan permakanan ini akan kami didigitalkan dan disajikan dalam model 3D yang akan memungkinkan para arkeolog generasi baru untuk menjelajahi situs ini secara lebih jauh," pungkas Jegor Blochin, kepala bagian pendigitalan proyek Tunnug 1. (M-4)
negara terbesar di dunia, nomor satu luasnya lebih dari 18 juta km persegi atau setara 11% dari luas daratan bumi
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Izinkan aku berangkat untuk kembali di suatu pekat. Menyembah, menyapu air mata rindu.
Pemikiran Remy dalam dunia kebudayaan sangat penting. Ia adalah tokoh hebat,
"Harta karun" sejarah apa yang tersimpan di dalamnya? Yuk, kenali sejarah lewat museum dengan nonton video ini sampai habis!
Kebaya merupakan busana tradisional Indonesia yang memiliki hubungan erat dengan Raden Ajeng Kartini, atau yang lebih dikenal sebagai Kartini.
peninggalan kerajaan majapahit yang berupa candi, prasasti hingga kitab yang berisikan informasi tentang kerajaan majapahit kala itu
peninggalan kerajaan Kutai dalam berbagai bentuk benda bersejarah dan tempat-tempat istimewa yang masih terjaga
sandi morse, bentuk komunikasi klasik yang masih digunakan hingga kini, umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan rahasia
Aksara Bali ini adalah salah satu aksara atau tulisan tradisional yang masih berkembang di Indonesia, khususnya di Pulau Dewata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved