Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PULUHAN gajah ditemukan mati sejak Agustus lalu di Zimbabwe akibat keracunan bakteri. Otoritas Pengelolaan Taman Nasional Zimbabwe mengatakan, sekitar 34 kasus kematian gajah telah ditemukan di sekitar hutan antara Taman Nasional Hwange dan Air Terjun Victoria.
Para petugas taman nasional menduga penyebab utama kematian gajah-gajah ini karena suatu penyakit akibat infeksi bakteri. Dugaan tersebut semakin kuat didukung dengan hasil pemeriksaan post-mortem pada beberapa hewan tersebut. Mereka menemukan gajah-gajah ini mengalami peradangan pada hati dan organ lainnya sebelum mati secara mendadak.
Sebelumnya beredar dugaan yang menyatakan bahwa gajah-gajah ini mati karena perburuan liar, tetapi dugaan tersebut segera dibantah oleh Direktur Jenderal Zimbabwe Parks and Wildlife Management Authority (ZPWMA), Fulton Mangwanya. "Tidak mungkin (peeburuan liar), gajah-gajah ini mati karena infeksi penyakit dan ini akan berdampak serius pada kelangsungan hidup populasi gajah di Zimbabwe," papar Mangwanya, dikutip dari bbc.com, Rabu (30/9).
"Wilayah barat laut Zimbabwe memiliki populasi gajah yang cukup banyak, wabah penyakit ini mungkin merupakan ancaman utama kelangsungan hidup mereka, terutama di musim kemarau. Gajah-gajah akan bersaing untuk mendapatkan air dan sumber makanan," imbuhnya.
Berdasarkan hasil investigasi petugas Taman Nasional Zimbabwe, kematian gajah-gajah tersebut kuat dugaan akibat alga beracun yang mengandung cyanobacteria yang tidak sengaja tertelan oleh hewan itu saat mereka minum di aliran sungai.
Cyanobacteria adalah bakteri beracun yang dapat muncul secara alami di genangan air atau terkadang muncul di beberapa tumbuhan air yang dikenal sebagai alga biru-hijau.
Para petugas mengaitkan insiden kematian puluhan gajah ini dengan perubahan iklim ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini di Afrika, sehingga pertumbuhan alga menjadi tidak terkontrol.
Zimbabwe dan seputaran kawasan Botswana merupakan rumah bagi sekitar 200.000 populasi gajah Afrika yang terancam punah. Kematian 330 individu gajah mulai dari awal tahun lalu menjadi pukulan berat dalam upaya pelestarian satwa endemik Benua Afrika tersebut. (M-4)
Terungkapnya perdagangan bagian satwa di lindungi berupa sisik terenggiling (Manis javanica), bermula dari penggalian data dan informasi di media sosial.
Dalam kegiatan tersebut, ditemukan akun Facebook atas nama “Thamrin MD” yang memposting spesimen kupu-kupu dan kumbang berbagai jenis yang merupakan satwa liar dilindungi
Pelaku berinisial RZ (40) warga Pandam, Jorong Anak Aia Dadok, Kecamatan Lubuk Basung ditangkap ketika akan menjual sisik trenggiling (manis javanica) seberat 1,5 kilogram pada Sabtu (28/6).
Peneliti IPB University Nyoto Santoso mengatakan bahwa lutung sentarum, yang merupakan primata endemik Kalimantan, hingga kini belum termasuk dalam mandat pengelolaan BBTNBKDS.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapatkan laporan dari pihak pengelola Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim terkait kelahiran satwa langka hampir punah, orangutan.
DIREKTORAT Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menetapkan JS, 46, agen gas bersubsidi sebagai tersangka kasus kepemilikan satwa dilindungi.
Studi Nature ungkap pemanasan global tingkatkan fotosintesis darat, tapi lemahkan produktivitas laut. Hal itu berdampak pada iklim dan rantai makanan global.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menyerahkan 23.171 pohon trembesi untuk menghijaukan dua ruas jalan tol di wilayah Bakauheni-Palembang.
Sementara sapi yang mengonsumsi rumput memiliki lebih banyak asam lemak omega-3 dan asam laktat. Kandungan ini penting bagi kesehatan jantung dan sistem pencernaan.
Greenhouse Mangrove bertujuan untuk meningkatkan literasi publik mengenai pentingnya ekosistem mangrove dalam menjaga lingkungan pesisir.
Riset terbaru mengungkap pemanasan global membuat ribuan meteorit tenggelam di bawah es Antartika setiap tahun.
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved