Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
LALU lintas antarplanet sebentar lagi akan terlihat lebih padat dari pada sebelumnya. Sejumlah pesawat ruang angkasa akan diluncurkan sejumlah negara untuk menelusuri salah satu objek paling misterius di tata surya, Planet Mars.
Sebagaimana diberitakan The Guardian, armada yang dibangun Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab akan dikirim dalam perjalanan selama tujuh bulan selama beberapa minggu ke depan. Semua itu dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang selama ini disimpan oleh para ilmuwan yakni 'apakah ada, atau pernahkah ada kehidupan di “planet merah tersebut?'
“Misi robot selama dekade terakhir telah menunjukkan Mars bukanlah tempat asing dan mati seperti yang telah kita simpulkan di akhir abad 20. Bahkan ia adalah suatu kawasan yang memiliki hamparan danau tua, saluran sungai kering, dan bahan organik," kata Pengamat Planet Merah dari Universitas Washington, St. Louis, AS, Ray Arvidson.
Ray menjelaskan, miliaran tahun lalu Mars hangat dan basah. Dalam misi kali ini, umat manusia akan mencari tahu apakah kondisi tersebut mengarah ke suatu evolusi kehidupan seperti yang telah terjadi di Bumi, dan apakah sebagian dari kehidupan itu masih bisa ditemukan di bawah permukaan tanah.
Tiap armada yang diluncurkan masing-masing negara punya misi yang berbeda. Pesawat yang diluncurkan AS pada awal Agustus mendatang akan melepaskan robot penjelajah seukuran mobil van, ke situs berbentuk kawah bernama Jezero. Lokasinya sendiri berada di suatu delta bernama Syrtis.
Eksplorasi itu akan memeriksa batu di lantai kawah dan mengumpulkan sampel yang akan ditumpuk dalam suatu kotak penyimpanan. Sampel kemudian akan ditempatkan di sebuah roket yang akan diledakkan kembali agar jatuh ke Bumi. Sekitar 500g tanah dan batu dari Mars akan terbawa dalam ledakan tersebut, hingga akhirnya dibawa ke laboratorium pada 2031. Sampel itu diharap dapat mengungkap tanda-tanda kehidupan Mars di masa lalu atau sekarang.
Sementara itu, misi dari Tiongkok yang disebut Tianwen-1, akan membawa pesawat ruang angkasa yang dilengkapi satelit. Ia akan mengorbit di permukaan Mars, dan akan menjelajah untuk mencari sumber air, es, maupun berbagai tanda kehidupan lainnya. Meski begitu jadwal peluncuran maupun situs yang hendak dieksplor Tianwen-1 hingga saat ini belum dapat diketahui.
"Tim kami sekarang sedang bekerja di pusat peluncuran Wenchang, dan semuanya berjalan dengan lancar," tutur Direktur Jenderal Pusat Ilmu Luar Angkasa Nasional (NSSC), Wang Chi, di Beijing.
Adapun Hope atau misi yang diluncurkan Uni Emirat Arab akan dimulai, Rabu(15/7), dengan menggunakan roket buatan Jepang, H-2A. Merela akan lepas landas dari Tanegashima Space Center dan akan menjadi misi pertama yang dilakukan oleh Uni tersebut. Penerbangan mereka dijadwalkan masuk orbit Mars pada awal 2021, dimana pendaratan itu juga menjadi 'kado' hari jadi ke-50 Uni Emirat Arab.
Hope sendiri akan mempelajari secara rinci atmosfer di lapisan luar planet Merah. Pesawatnya dilengkapi dengan spektrometer infra merah untuk mempelajari awan dan badai debu. Mereka juga membawa detektor ultra-violet untuk menganalisis gas di atmosfer. Data yang diperoleh kemudian akan digabungkan dan digunakan untuk menghasilkan peta cuaca global pertama, yang dimiliki umat manusia atas planet merah.
Sejarah mencatat, eksplorasi planet merah dimulai pada 1964. Kala itu, probe AS Mariner 4 berhasil mendarat dan membawa pulang penampang jarak dekat (close-up) Mars pertama yang dimiliki umat manusia.
AS kembali mendaratkan armada bernama Viking di Mars pada 1976. Serangkaian tes biologi dilakukan dalam misi tersebut dan menunjukkan bahwa planet tidak bernyawa. Pada 1997 Probe AS The Pathfinder kembali dikirimkan bersama robot kecil bernama Sojourner di suatu wilayah bernama Ares Vallis.
Inggris juga pernah mendaratkan Beagle 2, pada 2003. Misi itu dilakukan untuk mencari bukti kehidupan masa lampau di tanah planet merah. Sayangny, Beagle 2 menghilang dan misi dinyatakan gagal pada Februari 2004.
Pada 2012, Badan Penerbangan dan Antariksa AS, NASA mengirimkan armada penjelajah seukuran mobil bernama Curiosity. Misi utama mereka ialah memahami iklim dan geologi. Kabarnya, armada itu hingga saat ini masih beroperasi dan telah menghabiskan ribuan hari untuk menjelajah permukaan planet Merah.
"Kini, tidak ada keraguan bahwa eksplorasi Mars sedang mengalami kelahiran kembali. Pada 1970-an, misi Viking ke Mars mengungkapkan sebuah dunia yang tampaknya benar-benar mati dan kami berhenti mengirimnya kembali selama beberapa dekade. Namun, penyelidikan terbaru rupanya telah mengubah pandangan itu," pungkas Ray. (M-4)
Misi NASA InSight ungkap struktur dalam Mars—kerak tebal, mantel pasif, dan inti cair besar. Apakah Mars masih aktif secara geologis? Simak hasilnya di sini.
Liburan sekolah telah tiba, dan tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat anak-anak menikmati waktu bebas mereka dengan penuh keceriaan.
Danau Salda, Turki, memiliki kemiripan paling dekat dengan Mars, terutama dari sisi karakteristik geologis.
Para peneliti menemukan kesamaan antara beberapa lembah Mars dan saluran subglasial Pulau Devon di kutub utara Kanada yang dijuluki ‘Mars di Bumi’.
Meteorit berbobot 84 gram itu ialah bagian dari batuan angkasa yang pecah saat memasuki atmosfer Bumi.
MARS ternyata pernah menjadi planet basah. Namun, Mars telah kehilangan sebagian besar airnya karena reaksi yang menghasilkan hidrogen.
Planet ini sekitar 10 kali lebih besar daripada bintang induknya yang menyusut dan dikenal sebagai WD 1856+534.
Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta telah menyediakan 13 teleskop untuk masyarakat yang ingin melakukan peneropongan gerhana bulan.
Planetarium dengan Wisma TIM sendiri hanya berjarak sekitar 45 meter. Akhirnya, objek yang dibidik di balik gedung tidak mampu ditangkap teleskop Planetarium.
PLANETARIUM dan Observatorium Jakarta (POJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) belum juga beroperasi hingga Jumat (10/3). Padahal revitalisasi sudah selesai.
Belum beroperasi, Dirut Jakpro bilang ada masalah pada alat visual Planetarium dan Observatorium Jakarta TIM.
Hati-hati saat merevitalisasi Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) jika ingin mendapatkan hasil yang terbaik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved