Kemampuan Indera Penciuman Manusia Dipengaruhi Faktor Umur

Fetry Wuryasti
14/7/2020 12:00
Kemampuan Indera Penciuman Manusia Dipengaruhi Faktor Umur
ilustrasi: Indera Penciuman(Unsplash.com/Batlecreek Cofee Roasters)

Seiring bertambahnya usia menjadi faktor umum melemahnya indera penciuman seseorang. Semakin tua Anda, semakin besar kemungkinan Anda akan kehilangan indera penciuman. Ini juga alasan mengapa lansia tidak dapat mencicipi makanan dengan baik.

“Studi populasi dari Amerika Serikat menunjukkan sekitar setengah dari mereka yang berusia antara 65 dan 80 tahun memiliki indera penciuman yang melemah,” kata Neville Teo, dokter bedah dan konsultan senior di Departemen Otorhinolaryngology Rumah Sakit Umum Singapura, seperti dikutip channelnewsasia.com.

Kasus tersebut meningkat menjadi tiga perempat pada mereka yang berusia di atas 80 tahun. Namun , tidak ada usia tetap saat pelemahan itu mulai terjadi.

Ada beberapa alasan untuk ini, perubahan sekresi lendir di hidung, selaput hidung dan penurunan lendir hidung terjadi seiring bertambahnya usia.

"Pengurangan dalam ukuran dan jumlah reseptor bau di hidung dan otak seiring bertambahnya usia juga berkontribusi pada pelemahan kemampuan membaui ini," kata Dr Teo.

Selain itu, orang tua cenderung memakai obat antihipertensi untuk mengendalikan tekanan darah mereka. Obat-obatan ini, kata Dr Teo, dapat mengubah indra penciuman dan rasa . Demikian pula, antibiotik dan obat kemoterapi mungkin memiliki efek yang sama.

Jika Anda kehilangan indera penciuman akibat infeksi (seperti rinitis alergi atau sinusitis), trauma, atau penyebab lain yang mendasari, kemampuan Anda untuk mencium aroma dapat kembali jika penyebab yang mendasarinya diobati.

"Tetapi kemampuan itu akan sulit kembali bila serabut saraf rusak atau terluka, yang dapat terjadi setelah trauma kepala, tumor, operasi atau bahkan infeksi virus. Kehilangan bau biasanya menjadi permanen dan tidak dapat diubah," kata Dr Teo.

Menurut Profesor Thomas Hummel, seorang ahli telinga, hidung dan tenggorokan di Universitas Dresden di Jerman, dalam sebuah wawancara dengan BBC, ada empat aroma digunakan yang bisa digunakan untuk merangsang indera penciuman seseorang yaitu Rose, eucalyptus, cengkeh dan lemon. Telah lama dia yang melibatkan aneka bau secara teratur untuk penelitiannya.

"Bau-bauan itu dipetik karena tampaknya memengaruhi pertumbuhan reseptor penciuman di hidung. Setiap bau dihirup selama 20 detik, dua kali sehari. Sebanyak 45% penderita anosmia (hilangnya penciuman total) membail dengan pelatihan. Tanpa pelatihan, hanya 22% yang bisa mencium bau lagi," kata Prof Hummel.

Terkait covid-19

Hilangnya kemampuan membaui akhir-akhir ini dikaitkan dengan covid-19. Namun flu biasa juga dapat merampas kemampuan ini dari Anda.

Dr Teo juga mengatakan infeksi virus, penyakit yangbmempengaruhi hidung dan sinus seperti rinitis atau sinusitis alergi, cedera kepala, dan gangguan saraf seperti penyakit Parkinson, juga bisa memengaruhi kemampuan Anda mencium berbagai hal. "Meskipun dalam beberapa kasus, tidak ada penyebab yang ditemukan," kata Dr Teo.

Meskipun tidak ada data spesifik untuk Singapura, Dr Teo mengatakan anosmia (hilangnya penciuman total) dan hiposmia (berkurangnya penciuman) diperkirakan melanda tiga hingga 20% dari populasi kita.

Karena hilangnya penciuman saat ini dikaitkan dengan virus korona, menurut Dr Teo, selain anosmia, virus korona juga dapat menyebabkan hyposmia atau mengubah indra penciuman Anda.

"Perasaan penciuman yang berubah adalah aroma yang sebenarnya tidak ada, seperti bau terbakar ketika tidak ada yang membakar di sekitar Anda. Data awal menunjukkan mayoritas gangguan bau dari infeksi virus korona bersifat sementara, meskipun data jangka panjang diperlukan untuk menentukan hal ini, terutama dalam konteks lokal kami,” kata Dr Teo. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya