Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ilmuwan Temukan Cara Perbaiki Sel Otak yang Rusak Akibat Stroke

Abdillah Marzuqi
10/4/2020 07:45
Ilmuwan Temukan Cara Perbaiki Sel Otak yang Rusak Akibat Stroke
Grafik bagian otak yang biasanya terserang stroke(AFP)

PARA peneliti di Lund University di Swedia berhasil memulihkan mobilitas dan sensasi sentuhan pada tikus yang terkena stroke. Mereka memprogram ulang sel-sel kulit manusia menjadi sel-sel saraf yang kemudian ditransplantasikan ke otak tikus.

"Enam bulan setelah transplantasi, kita dapat melihat bagaimana sel-sel baru telah memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stroke pada otak tikus," kata salah satu peneliti, Zaal Kokaia seperti dikutip Sciencedaily.

Zaal terlibat dalam penelitian itu bersama peneliti senior bidang nuorologi Olle Lindvall dan Sara Palma-Tortosa.

Pada penelitian sebelumnya, ada kemungkinan untuk transplantasi sel saraf dari sel induk manusia, namun belum diketahui efektivitasnya.

Pertanyaan itu akhirnya terjawab pada riset terbaru, bahwa ada kemungkinan untuk memperbaiki otak yang rusak akibat stroke dan menyambung kembali koneksi saraf yang telah hilang. Hasil itupun membuat Zaal terkejut. Ia berharap penelitian saat ini bisa menjadi landasan untuk penelitian berikutnya guna mengganti sel saraf mati dengan sel saraf baru.

"DI masa depan, diharapkan bisa mengganti sel-sel saraf mati dengan sel-sel saraf baru pada pasien stroke, meskipun hal itu masih perlu proses panjang," kata Olle Lindvall.

Para peneliti menggunakan sel kulit manusia yang diprogram ulang menjadi sel saraf. Mereka kemudian ditransplantasikan ke korteks serebral tikus. Bagian itu merupakan bagian otak yang paling sering rusak setelah stroke.

Selanjutnya, penelitian akan dilanjutkan untuk menjawab apakah transplantasi sel itu berpengaruh terhadap belahan otak yang berlawanan. Selain itu, penelitian juga diarahkan untuk membuka tabir efek transplantasi pada fungsi intelektual, memori, dan kemungkinan efek samping.

"Keselamatan, tentu saja, sangat penting untuk transplantasi sel jika akan digunakan secara klinis di masa depan," tambah Zaal.(M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya