Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Biksu di Thailand Ciptakan Masker dari Plastik Daur Ulang

Melalusa Susthira K
24/3/2020 16:10
Biksu di Thailand Ciptakan Masker dari Plastik Daur Ulang
Masker dari plastik daur ulang(AFP/Lillian Suwanrumpha)

SEORANG biksu Buddha di Thailand menuliskan doa pada masker wajah berwarna oranye yang berisikan harapan agar penderitaan dari pandemi covid-19 yang mematikan segera berakhir. Namun, tak seperti masker biasanya, masker yang ditulisi doa tersebut terbuat dari tenunan plastik daur ulang di suatu kuil di selatan Bangkok.

Ketika ruang-ruang publik dan perbatasan Thailand ditutup, sekelompok biksu inovatif pun ikut berupaya membantu mengatasi pandemi covid-19 yang melanda negara itu. Hal tersebut mereka lakukan di Kuil Chak Daeng yang terletak di provinsi Samut Prakan, dengan memproduksi masker dari daur ulang limbah plastik.

Kuil Chak Dang tersebut terkenal dengan kampanye lingkungannya yang dapat memproduksi jubah biksu (civara) dari 15 ton botol plastik yang diterima setiap bulan. Hasil diekstraksi dari plastik dengan kapas tersebut lantas ditenun menjadi bentangan kain berwarna oranye oleh para biksu dan sukarelawan.

Menghadapi pandemi covid-19, kepala biksu di Kuil Chak Dang, Pranom Dhammalangkaro, pun mulai memproduksi masker daur ulang plastik sejak bulan lalu. Pranom kemudian menambahkan lapisan filter atau penyaring yang dijahit pada lapisan dalam. Ia menyebut filter tersebut akan melindungi penggunanya dari kemungkinan terpapar partikel kecil dari tetesan saluran pernapasan (droplet), seperti batuk atau bersin.

Selain itu, permukaan masker juga ditulisi dengan doa-doa untuk menambah kedamaian pikiran. Doa itu mensugesti bahwa dengan mengetahui masalah adalah mencari cara untuk mengakhiri penderitaan. Banyak umat Buddha percaya bahwa menemukan sumber masalah, menempatkan seseorang pada jalan menuju pencerahan. Namun Pranom mencatat bahwa doa tidak akan berefek bagi semua orang jika memang tidak mempercayainya.

"Bagi mereka yang tidak percaya pada hal semacam ini, itu tidak akan membawa perbedaan,” ungkap Abbas Pranom, seperti dikutip AFP, Senin (23/3).

Setelah fenomena panic buying melanda Bangkok selama akhir pekan kemarin, Pranom juga menyampaikan permohonan agar warga Thailand mematuhi ajaran Buddha dan tetap berhati-hati dalam melewati masa krisis seperti saat ini.(M-4)

 

Negeri seribu pagoda itu menjadi negara kedua dengan jumlah kasus terkonfirmasi covid-19 tertinggi di Asia Tenggara setelah Malaysia. Sampai dengan saat ini, dilaporkan sebanyak 827 kasus covid-19 terkonfirmasi positif dan 4 kasus lainnya meninggal dunia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya