Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SOBAT Medi pasti sudah dengar juga, ya, tentang virus korona? Virus yang nama resminya covid-19 ini sudah membuat banyak sekali orang di dunia sakit. Sedihnya lagi, sekarang virus ini juga sudah masuk ke Indonesia.
Nah, karena penularannya yang cepat dan bahayanya yang besar, kita semua harus waspada agar tidak tertular. Caranya tentu saja harus dengan tahu dulu bagaimana virus itu masuk ke tubuh manusia.
Ternyata seperti kata para dokter dan ahli kesehatan, virus itu menular lewat cairan tubuh, termasuk lewat ludah, dahak, ingus, serta cairan mata. Cairan-cairan ini tentunya sangat mudah menyebar ketika kita batuk, pilek atau ketika menyentuh mulut, hidung, dan mata. Makanya, jika sakit, kita harus pakai masker sobat Medi. Selain itu, jika kita sehat pun harus selalu menjaga kebersihan tangan.
Nah, selain melakukan itu semua, teman-teman di Regency Intercultural School (RIS), Jatinegara, Jakarta, punya cara tambahan untuk mencegah penularan covid-19. Seperti yang Medi lihat saat mereka masuk sekolah pada Kamis (5/3) pagi, teman-teman kita mengganti salaman dan tos dengan salam hormat ala orang India. Namanya salam namaste!
Kata Ibu Principal RIS, Caroline Sinta, namaste itu sudah dilakukan teman-teman di RIS sejak ada pengumuman dari Bapak Presiden Joko Widodo terkait virus korona. “Keesokan harinya, sebelum memulai pelajaran, kita bicara sama anak-anak, shake hand dan tos yang biasanya kita lakukan, sekarang cukup begini (namaste) saja,” kata Ibu Caroline, Kamis (5/3).
Lalu, kenapa tidak cukup dengan cuci tangan sering-sering saja, ya, sobat Medi? Ternyata kata Ibu Caroline karena kita secara tidak sadar sering menyentuh bermacam barang dan tidak bisa cepat-cepat cuci tangan. Maka itu, lebih baik menghindari terkena kuman sebisa mungkin.
Ibu Caroline juga mengingatkan bahwa jika teman-teman sudah bersin-bersin, batuk, dan demam, lebih baik beristirahat di rumah.
“Ibu tidak marah kok kalau kalian libur dulu. Besok kalau sudah tidak demam, baru kita belajar bersama lagi,” katanya.
Di RIS, Medi melihat jika pemeriksaan dan menjaga kesehatan juga cukup baik. Teman-teman kita diukur suhu tubuhnya dan juga diajari cara menggunakan pembersih tangan.
Operasi semut
Cara mencegah tertular virus juga dilakukan di SDN Rawabunga 011, Jatinegara, Jakarta. Meskipun saat Media Indonesia berkunjung ke sana masih melihat anak-anak berjabat tangan, kata Ibu Kepala Sekolah, Eka Rismawati, siswa SDN Rawabunga 011 rata-rata sangat rajin menjaga kebersihan.
Sebelum atau setelah belajar, mereka punya kegiatan yang namanya operasi semut. Kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan kelas dari sampah, terutama di sekitaran meja dan kursi. Jadi, sobat Medi yang biasanya tidak sengaja meninggalkan bungkus makanan atau permen di dalam kelas, bisa mencontoh yang satu ini.
Selain itu, teman-teman di SDN Rawabunga 011 juga punya teman yang namanya Lisa. Dia selalu ada ketika teman-teman berada di luar sekolah. Kata Ibu Eka, Lisa ialah lihat, sampah, dan ambil. Jadi, bersama Lisa inilah sobat Medi dapat menjaga kebersihan lingkungan di luar kelas.
Oh iya, kata Ibu Eka, kita juga tidak boleh banyak bermain dulu lo sobat Medi. Sekarang ini kita lebih baik banyak di rumah dan jangan bepergian dahulu ke tempat umum bila tidak ada kegiatan yang penting. Itu karena, kata Ibu Eka, kita tidak bisa mengetahui dengan pasti seberapa bersih tempat umum yang kita datangi.
“Jangan lupa, jangan jajan sembarangan juga. Kita lebih baik membawa bekal dari rumah atau membeli makanan di kantin saat masuk sekolah,” imbuh Ibu Eka. (M-1)
Jika mengalami perundungan, aku tidak boleh diam saja. Pun sebaliknya, jika melakukan perbuatan itu, aku harus menyesali, minta maaf, dan berhenti melakukannya.
Dalam Youth Center Fun Swimming Competition yang digelar di Gelangang Renang Jakarta (GRJ) Youth Center, Jakarta Timur, perenang usia TK sampai SMA sama-sama bisa unjuk gigi.
Sobat Medi bernama Azka diajari waspada penculikan dengan dibuatkan simulasi oleh orangtua. Kakak sepupunya berpura-pura menjadi orang asing yang mengajak dia pergi.
Menyandang tunadaksa, Ken Zahra Husniah mampu menjadi atlet boccia berpretasi. Sementara itu, Raden Lyra yang menyandang tunagrahita sudah berlaga di ajang renang.
Upacara bendera dengan mengenakan pakaian adat dan perlombaan tradisional membuat para sobat Medi belajar budaya Tanah Air.
Di era medsos sekarang ini, lagu anak juga harus menarik minat orang untuk membawakannya lagi agar bisa dikenal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved